05. Language Spell

23 18 10
                                    

Krieet...

Chika yang bersandar di dinding sambil melipat tangan dengan anteng di sebelah pintu yang bertuliskan "Discipline" pun tersadar dari lamunan nya dan segera menatap Leonard yang keluar dari pintu tersebut "gimana di dalam tadi?" Kata itu adalah kata pertama yang di ucap oleh Chika dengan nada khawatir.

"Not bad anyway, lets go to the class the class will start.." jawab Leonard dengan wajah santai dan berjalan di depan Chika, Chika hanya mengerut kening nya heran kok bisa dia terlihat santai setelah di semprot guru di dalam ruangan putih neraka tadi.

"Uhm..wait its not way to class!!" Halang Chika sambil menarik Leonard ke arah yang benar namun si Leonard malah balik menarik nya ke arah perpustakaan "i got something to tell you before we go to class.." jelas Leonard, Chika hanya pasrah.

Mereka berjalan dan begitu memasuki sebuah perpustakaan Chika terpanah, bagaimana tidak ya kan perpustakaan ini memiliki design yang cukup unik dari segi rupa hingga sudut, minimalis terlihat sederhana namun mewah di saat yang bersamaan karena gaya rak dan hiasan dinding nya yang classic, theme color nya juga merupakan warna kayu yaitu coklat agak muda.

"Aaa...baru kali ini aku masuk sebuah tempat yang menyegarkan mata..." Ujar Chika dengan nada lebay.

"You must read this book, it will help you in any situation because this book is important.." ujar Leonard yang memberikan Chika sebuah buku dengan sampul usang, kelihatan sekali kalau buku itu sudah lama dan jadul "for what i read this thing?" Tanya Chika merasa terhina.

"A book for learning a very important new spell" jawab Leonard dengan nada yang terlanjur polos membuat si Chika makin merasa terhina "oh jadi maksud lo gue lemah gitu sampai gue harus belajar mantra baru!?" Kesal Chika yang mau beranjak dari kursi.

Grep!!

"Apa ha!?" Bentak Chika kesal

"Sensi amat sih, aku kan cuma mau kasih kebaikan aja, jangan salah paham dulu donk!!" Seru Leonard yang mencoba menjelaskan ketidak pahaman Chika terhadap maksud nya.

"Oke jelaskan!!" Sewot Chika sambil menekan kata jelaskan kepada pemuda berambut coklat di depan nya ini "this is a language spell, with this spell you can talk with other with your language whatever you want.." jelas Leonard panjang lebar yang akhir nya membuat Chika mengerti.

"Yaudah deh ayo mulai ritual nya!!"

"Sigh...okay then.." sabar Leonard.

"Njirr ada mantra aneh juga di buku kek gini rupanya.." bathin Chika yang sedang membaca buku usang tersebut tentu bukan karena kemauan nurani nya yang membawa nya seperti ini.

Swwooossshh!!!

Angin kencang hanya berada di sekitar mereka berdua, membuat Chika reflek menyergit sambil menutupi mata nya dengan kedua lengan nya "angin ribut apa ini!!" Seru Chika sambil bertanya.

"Its work!!"

"The fuck... is gone more teribble hurry!!" Kesal Chika saat angin nya semakin kencang dan membuat rambut nya acak-acakan, dengan cepat Leonard menyelesaikan mantra nya dan kembali menutup buku.

Sshhhs...

perlahan-lahan tempat mereka pun kembali tenang seperti semula dan kini rambut mereka berdua sudah acak-acakan seperti mi keriting yang belum di rebus "sialan..." Gumam Chika sembari menatap tajam pemuda di sebelah nya yang cuma cekikikan tak jelas.

Ya baginya tidak ada yang lucu saat ini, karena ia kesal sekali dengan nya...

"Hahaha bagaimana sekarang kau bisa mengerti jelas bahasa ku kan?" Sahut Leonard kepada Chika, Chika yang menyadari hal tersebut pun cuma terdiam "ja..jadi ini guna nya..".

"Ya kau bisa langsung memdapati mereka berbicara dengan bahasa yang sama dengan mu, padahal kau yang berbicara dengan bahasa mereka senior Chika..." Jelas Leonard.

"Hahahahha sekarang gue gak perlu susah lagi deh.." ujar Chika yang langsung pergi meninggalkan meja tanpa memastikan Leonard "hei aku jangan di lupakan dong Chika!!".

###

"Ketua, portal telah terbuka di sektor 25 di sebelah barat daya.." laporan masuk lewat pesan di layar mobil Chika yang tengah mengendarai mobil pink nya, yah sudah waktu nya ia beraksi.

"Okay arahkan aku ke arah portal!!" Ujar Chika yang langsung di iyakan oleh system laporan di layar tersebut membuat sebuah arahan yang pasti akan di ikuti oleh Chika karena tugas nya yang menghasilkan duit telah datang "ayoo bermain hahahaha!!!".

Bruummm...

Kecepatan penuh membuat mobil nya meluncur cepat meskipun ketika belok agak miring, namun menyetir ugal-ugalan adalah hobi nya dan keahlian nya sehingga ia tidak merasa terganggu dan menikmati nya.

Brak!!

Burkk!!

Bahkan kini sekarang mobil nya masuk ke medan tempur dan mulai menabrak monster-monster sialan yang berani keluar dari portal sialan, yah para anak buah dan pekerja nya sudah melawan di sana, sial seperti nya dia sedikit terlambat.

"Hei ketuaa!!, Cepat keluar dan berikan arahan terbaik mu dong!!" Teriak Mike si rambut pink yang tiba-tiba mengetuk kaca mobil nya ya anak buah terbaik nya sudah tiba.

Blam!!

"Ayo, sekarang kalian harus hancurin mata mereka, kelemahan nya adalah mata mereka dengan begitu mereka akan mati.." ujar Chika sambil mengisi amunisi peluru nya dan mulai membidik seorang monster berbodi beruang bermuka biawak, dahlah bayangkan seberapa seram nya itu sendiri...

"Patner mu mana non?" Tanya Mike yang menyadari tidak adanya Leonard si patner baru Chika.

"Gue suruh dia istirahat bentaran..." Sahut Chika yang mulai menembak dan menendang perut monster yang berada di sekitar nya, tentu Mike juga memecahkan kepala monster dengan palu kesayangan nya "gitu toh...".

"Gwaarararar!!!" Tiba-tiba monster muka kucing berbadan anjing datang ke arah nya "fuck lah, kok pada selingan hewan semua sih!?" Kesal nya sambil menendang monster nya dan meremukkan kepala monster.

Dor..dor..dor!!!

Chika segera menembak beberapa mata monster di depan nya, titik lemah monster tersebut adalah kepala dan mata, sehingga jika mata nya rusak atau kepala nya pecah mereka akan mati dengan sendiri nya...

"Wahh ketua, hidup ketua!!" Para newbie pun berkerumun begitu mereka menyadari kehadiran ketua mereka "hei jangan turunkan pertahanan kalian!!" Peringatan pun muncul dari Chika, membuat mereka semua kembali sadar "maaf ketua!!".

Mereka pun kembali bertarung tidak lupa tujuan mereka yang menghapus kan anak buah boss mutant si para monster selingan hewan, sedangkan para S-class dan ketua pun memasuki portal dungeon untuk mengalahkan boss mutant agar portal menghilang.

"Semua beri jalan untuk S-class!!" Seru Rey si rambut coklat, yah sudah waktunya mereka beraksi masuk ke dalam portal dungeon "baik!!"

Boom!!

"Ahghhh!!" Tiba-tiba ada yang mengebom granat di hadapan para S-class, untung nya dengan sigap Chika dan pemilik kekuatan perisai melindungi mereka dari boom.

"Siapa itu sih!?" Ujar Chika kesal dan mendapati seseorang yang familiar di atas bukit sana, samar-samar smirk terlihat di wajah pria berambut putih panjang tersebut "shit..."

Bersambung...
Jangan lupa vote ya!!

My Savior [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang