Cappter 4

1.3K 144 14
                                    


Pagi itu dengan segala kedongkolannya, wanita yang disapa freen itu mengemasi sebagian barangnya kedalam koper.

"Hahh.. hari kedua aku bekerja, lalu aku diminta untuk tinggal dengannya!?? Yang benar saja?!! Apa-apaan semua ini?. Semua gara-gara heng!! Jika saja kau belum menikah akan kubunuh kau bangsat, huuh menyebalkan!!" Ucapnya seperti orang gila.

Ponselnya berdering diatas nakas samping tempat tidurnya. Dengan segera dia mengambil benda itu.
Belum sempat dia menjawab panggilan itu, dia bingung dengan nomor baru yang tertera di layar ponsel.
"Apa ini? Siapa lagi yang iseng meneleponku di pagi yang berantakan ini??" Dongkolnya.

Dia mengangkat panggilan itu;
"Hallo..!!" Teriaknya.
"Heyy.. mana sopan santunmu pada atasanmu??" Suara wanita menjawab sapaannya diseberang.
"A.. ma-maaf queen.. aku tidak tau ini nomormu," ucap freen membela.
"Sudahlah.. cepat sedikit kau bergerak aku bosan menunggumu dibawah sini" gerutu rebecca.
Freen terkejut dengan kalimat dari rebecca barusan.
Apa? Dia kesini?.
Dengan sepat dia bangkit dari duduknya dan berlari menuju jendela. Menengok kebawah, ada satu mobil alphard hitam yang terparkir didepan gedung apartemen.
"Ba-baik queen.." ucapnya lalu bergegas dengan cepat memasukkan barang-barang kedalam koper.
...

Dia turun dari dari unit apartemennya, dan berjalan menuju mobil rebecca.
Sedangkan si nona queen itu sedang asik dengan ponsel ditangannya, seketika melihat kearah perempuan yang sedang kesusahan berjalan mendekati mobil.
Dia terkejut dengan bawaan si sekertaris, yang menarik dua buah koper besar dan satu tas besar yang di tenteng di lengannya.
Whatt??

"Hey.. apa-apaan kau? Kau mau mengungsi?, kubilang bawa sebagian saja pakaianmu bukan satu lemari!!" Ucap rebecca dengan penuh keheranan.
"Ini bukan satu lemari queen, bahkan setengah lemarinya saja belum." Jawab freen yang sedang sibuk mengatur kopernya yang di bantu oleh supir rebecca.
"Banyak sekali barang-barangmu," gerutu rebecca didalam mobil.
"Hah.. baiklah.. cepat masuk" ajak rebecca. Dan freen segera masuk kedalam mobil.

Sepanjang perjalanan tidak ada yang berbicara, keduanya diam. Apalagi freen yang berada di samping tempat duduk rebecca.
Bola matanya tak pernah diam, kedua bibirnya dirapatkan kedalam mulut, dan kedua tangannya terkunci diantara kedua pahanya. Sedangakan kaki kirinya digoyangkan.
Rebecca yang sempat melihat hal itu menjadi risih.
"Hentikan kaki itu.. aku tidak suka melihatnya" hardik rebecca.
Tanpa menjawab freen menghentikan kebiasannya, memalukkan.

"Queen, kita akan terus ke kantor atau kembali ke apartemen anda?" Supirnya bertanya.
"Kembali ke apartemen"
"Baik queen"
.........



Pintu itu terbuka, memperlihatkan ruangan amat luas.
Yap.. apartemen rebecca berbeda dengan apartemen lainnya, mungkin bisa dikatakan itu bukan apartemen melainkan rumah mewah, tapi berada di gedung.

Diperlihatkan dengan ruangan bersantai sekaligus ruang tamu. Disisi kiri terdapat sebuah meja pantry yang membatasi ruang tamu dengan dapur. Dan dapur pun terbagi menjadi dua lagi, ada ruang memasak dan ruang makan.
Sedangkan di bagian kanan sebelah ruang tamu terdapat balkon yang agak panjang namun lebar, disitulah tempat ternyaman rebecca ketika malam jika tak terlalu sibuk.
Di sisi dapur terdapat satu kamar kosong yang tidak dihuni. Dan itu akan menjadi kamar freen.

Betapa kagumnya freen dengan penampakkan apatemen mewah dari rebecca. Jika pun dia menyewa aprtemen seperti ini, dia tidak punya banyak uang untuk itu.

"Kau lihat ruangan disana?" Tunjuk rebecca.
"Itu adalah kamarmu, silahkan bawa barangmu kesana." Ucap rebecca sambil berjalan pergi menjauhi freen.

Freen lalu membawa barangnya menuju ke kamar barunya dan memperbaiki semuanya.

****************



"Nona sarocha.. ambilkan saya sample diagram tingkat pendapatan di rungan divisi pemasaran" perintahnya pada perempuan yang sedang sibuk dengan tab ditangannya.
Dia berdiri dari sana, "baik queen" lalu pergi menuju ruang divisi pemasaran.

Langkahnya keluar dari ruangan queen dengan terburu-buru. Berlari menuju lift untuk turun ke ruangan yang dituju.
Tak disengaja, dia menabrak seseorang yang akan menggunakan lift yang sama dengannya.

"Maaf.. maafkan aku" ucapnya sambil tertunduk dan memeriksa orang yang ada didepannya terluka atau tidak.
"Ah tidak apa-apa.. sudah aku tidak apa-apa" ucap lelaki itu sambil menahan pergerakkan freen padanya.
Lama mereka seperti itu, hingga sadar lelaki itu melihat wajah freen.
"Tunggu.. kau sekertaris barunya queen?" Tanya lelaki itu.
"I-iyah" jawab freen.
Lelaki itu menyodorkan tangan kanannya untuk berkenalan.
"Perkenalkan aku saint, kepala divisi perdagangan" ucapnya sambil menebarkan senyum manisnya.

Beberapa detik, freen terpaku dengan pesona pria bertubuh tegap itu. Bagaimna tidak terpaku dengan ketampanan pria itu, senyumnya sangat manis pipinya yang agak bervolum ketika tersenyum, bibirnya yang memerah, dana mata elangnya yang tajam membuat freen terkagum.

"A- ah yah.. kebetulan kita bertemu, aku diperintahkan queen untuk mengambil sample diagram diruangan anda" ucap freen sambil membuang padangannya dari pria itu.
Sedangakan saint dari tadi mengamati tingkah freen dihadapannya sambil senyumnya yang belum pudar.
Sedetik kemudian, saint mengangkat sebelah alisnya berisyarat untuk membalas salamannya.
"Ah i-iya, perkenalkan aku freen, yah freen sarocha sekertaris queen" ucap freen sambil membalas salaman saint.
"Kau pengganti heng?"
"Hmm iyah.." jawabnya sambil tersenyum canggung.
Keduanya saling bertatapan beberapa detik, hingga mereka tersadar akan pintu lift yang di halangi mereka berdua berbunyi.

Keduanya turun menuju ruangan saint untuk mengambil apa yang diperintahkan oleh queen.
"Silahkan masuk freen," ucap saint sambil membuka pintu ruangannya.
"Kau mungkin agak kelelahan dan sedikit tertekan bersama queen. Tapi aku yakin kau pasti bisa menyesuaikan kedepannya. Tenang saja.. dia tidak jahat, dia orangnya sangat baik. Aku dan queen berteman cukup dekat walau usia kami terpaut berbeda, dia sudah kuanggap sebagai adikku dan aku tau sedikit tentangnya. Dan jika kau tidak memahaminya atau butuh sesuatu kau bisa menemuiku kapanpun" ucap saint sambil mengambil sampel diagram di mejanya dan memberinya pada freen. Senyumnya masih merekah diwajah tampannya. Dan itu membuat freen kembali terpaku.
Astaga.. apakah ini yang disebut jatuh cinta pada pandangan pertama? Tapi ini sudah pandangan kedua kalinya dia melihat senyum saint yang manis.

Tiba-tiba ponselnya berdering, dia segera mengangkat panggilan itu tanpa membaca nama kontak dilayar ponsel.
"Hey.. apa yang kau lakukan disana?? Aku butuh berkas itu secepatnya!!" Seru queen.
"A... i.. iyah queen, aku segera kesana" paniknya lalu bergegas keluar dari ruangan saint.
"Aku pergi dulu, aku sedang buru-buru.." ucapnya pada saint ketika dirinya di ambang pintu, lalu pergi.

Sedangkan saint sedikit terhibur dengan tingkah sekertaris baru itu. Dia tertawa dan masih sambil membayangkan kelakuan freen, sambil menggelengkan kepala.
....

"Kenapa kau lama sekali?" Tanya rebecca saat freen masuk dalam ruangannya.
"Eeh itu tadi.. ada sedikit kecelakaan queen" alasan freen.
"Aku tegaskan sekali lagi, jika aku meyuruhmu segera lakukan dengan cepat dan jangan membuatku menunggu!" Tegasnya.
"Baik queen, saya mengerti" balas freen sambil tertunduk dihadapan rebecca.
.....








#####################

....Vr.....

QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang