FREEN:Kami sampai di apartemen sekitar pukul delapan malam.
Aku membantunya dalam segala hal yang biasa dia lakukan ketika pakai tangan kanannya.
Tidak seperti aku yang bisa mengandalkan kedua tanganku, haha.Kali ini aku memasak untuknya, dan kebetulan juga maidnya sedang ada kepentingan keluarga untuk beberapa hari kedepan.
Dan..?? Akulah yang akan menjabat sementara untuk melayani nona queen yang terhormat ini.Satu mangkok sup macaroni dan segelas air hangat kubawa padanya.
Kuletakkan diatas meja sambil aku duduk mendekat sedikit padanya.Aku mengambil mangkok itu lalu meniup dan mengaduknya agar panasnya hilang sedikit.
Satu sendok sup kuarahkan padanya.
" hmm.. makanlah" ucapku.
"Masih panas.." dia mengomplain.
"Ck.. tidak.." kataku
"Masih.. kau tidak lihat asap itu masih ada??" Katanya sambil menunjuk ke arah isi sendok.
"Makan saja.. jangan banyak komplain! Kau seperti anak kecil saja" gerutuku.
"Aku tidak mau.. pokoknya hilangkan asap
Itu baru aku bisa makan" tegasnya.
Wanita gilaa..wanita manja..!! Tidak bisahkah dia mengerti sedikit, uuggh.Sumpah aku lelah hari ini, subuh aku bangun mengurus keperluan kerjanya bahkan aku harus mengurus pakaian apa yang cocok dikenakannya. Untung saja pakain dalamnya tidak ku urusi, eew menjijikkan.
Ditambah lagi aku harus bolak-balik mengambil berkas-berkas yang ada pada masing-masing divisi. Padahal sebenarnya bisa saja menyuruh mereka untuk mengantar. Belum lagi mengurus jadwalnya yng padat, dan meating yang akan dia hadiri.
Tapi ditengah-tengah meating dia seenaknya membatalkan dan menyuruh semunya bubar. Apa-apaan ini??
Dan setelah itu, dengan seenaknya pergi begitu saja ke tempat pelatihan boxing dan meninggalakan semua jadwal disana??
Yah aku tau dia seorang boss, tapi bukan begitu caranya. Cihh tidak provesional.Aku menghela napas saat mendengar katanya barusan. Aku benar-benar muak dengan tingkahnya seharian ini.
Dengan kesal, dan tanpa aku sadar aku memasukkan satu sendok sup itu kedalam mulutku guna mengecek apakah masih panas atau tidak.
Setelah selesai aku mengeluarkan lagi dengan isi sendok itu masih ada disana.
Tanpa basa-basi aku menyuapkan padanya."Aa... sudah tidak panas" kataku sambil menyuapnya.
Aku tak sadar dengan tindakannku yang berulang-ulang itu. Yang aku tau dia sekarang sudah tidak mengomel lagi dan menghabiskan supnya. Akhrinya selesai.
......REBECCA:
Aku terkejut saat melihat apa yang dilakukannya dengan semangkok supku.
Saat suapan pertama dia menyodorkan didepan mulutku dan menyuruhku untuk memakannya.
Aku tidak memprotes lagi, aku diam dan menuruti arahannya.Jantungku berdegup kencang saat menyantap makanan yang barusan keluar dari mulutnya sampai habis.
Wajahku seketika memanas. Kedua pipiku seperti sedang di cubit. Deru nafasku seperti orang yang baru saja lari maraton.Kuhabiskan semunya tanpa sisa, tak lupa dia memberikan segelas untukku minum.
Dia tersenyum padaku saat melihat isi mangkok itu habis.
"Anak pintar" ucapnya sambil tersenyum lalu berdiri berjalan menuju dapur.
Jantungku tak aman...!!Aku mencoba menetralkan perasaanku, namun tidak bisa. Seakan ada yang meminta lebih didalam sana.
Beberapa menit kemudian, dia datang lagi padaku menawarkanku untuk mengganti baju dengan piyama.
"Ganti bajumu queen.." ucapnya sambil membantuku untuk berdiri.
"Ah aku bisa sendiri.. siapkan saja piyamanya" ucapku.
"Baiklah" katanya lalu pergi.Aku masuk kedalam kamarku guna mengganti pakaian. dia selesai dengan tugasnya lalu segera keluar.
"Apa queen yakin bisa mengganti baju sendiri?" Tanya-nya.
"Hmm.." ucapku tak mau melihat wajahnya.
"Baiklah.."
dia keluar.
Saat aku baru saja membuka bajuku, tiba-tiba tanganku bersentuhan dengan lengan baju, dan itu membuatku sangat sakit."Aaghh.. sssshh.." aku merintih kesakitan.
Dia datang dengan tergesa-gesa lalu membatuku."Sudah kubilang, sudah kutanyakan.. tapi queen tetap keras kepala tak mau kubantu. Kausmu berbeda dengan kemeja yang bisa di buka kancingnya. Sudah, biar kubantu mengeluarkannya." Ucapnya lalu mengeluarkan baju dariku.
Dan kesekian kalinya aku merasakan degub jantungku samgat kencang.
Dia memasangkan kemeja piyamaku dengan cepat.
"Kau sudah tidak apa-apa?" Dia bertanya.
Tak menjawab, aku hanya menganggukan kepala.
"Baiklah.. beristirahalah. Jika queen membutuhkan aku, queen hubungi saja." Ucapnya lalu keluar.
......Malam semakin larut, tapi untuk wanita farang itu tak bisa memejamkan matanya untuk tidur.
Pikirannya tak berhenti mengingat kejadian beberapa saat tadi. Hatinya berdenyut.
Berulang kali dia mengganti posisi tidurnya namun tidak membuat matanya tertutup.Dia bangun dan duduk diatas kasurnya.
Merasa bosan dengan posisinya, dia akhirnya bangkit dan berjalan keluar kamar berniat ingin menenangkan pikirannya di balkon. Tak lupa dia berjalan menuju meja bar yang tersambung dengan lemari dibagain bawah.
Dia membukanya dan mengambil sebotol anggur didalam.Saat akan menuju ke balkon, dia terhenti melihat sekertarisnya juga berada disana sedang menelepon.
"Ya ibu?, apa?, bukannya rumah itu adalah peninggalan ayah? Lalu kenapa mereka ingin mengambil sertifikatnya? Haah..!!? Ayah punya utang? Ee... maafkan aku bu, aku belum punya uang sebanyak itu, tapi aku janji akan membantumu jika aku sudah terima gaji". Dia menutup teleponnya lalu kembali melamaun disana.
"Kau sedang apa?" Suara itu mengagetkannya.
"Queen?? Queen belum tidur?"tanya freen terkejut.
"Belum.. mataku tak bisa bekerja sama untuk
Malam ini. Dan kau sedang apa disini?" Rebecca kembali bertanya, sambil duduk di kursi sebelah freen.
"Ehhm.. sama aku juga belum mengantuk"
Jawab freen.
Mereka duduk bersama disana.
Ada rasa iba saat mendengar percakapan sekertarisnya tadi saat menelepon seseorang. Namun dia menyembunyikannya agar freen tak tau.Perlahan dia memandang kearah freen. Lama dia menatap wajah itu sambil sedikit tersenyum.
" terimakasih.." ucapnya.
Spontan freen terkejut dengan satu kata yang dilontarkan bossnya.
"Hmm.. apa?"
"Aku bilang terimakasih, yah karena sudah membantuku selama seharian ini."
"Aah.. itu sudah menjadi tugasku queen"
"Aku minta maaf.."
"Maaf?? Untuk apa queen?"
"Maaf jika beberapa hari kau bekerja aku selalu menyusahkanmu"
"Queen.. tenang saja.. itu sudah tugasku," ucap freen.
"Rebecca.. kau bisa memanggilku dengan namaku."Ada sedikit keterbukaan pada rebecca. Entahlah, mungkin karena sesuatu dan lain hal.
"Ta-tapi queen?"
"Di jam kerja kau bisa memanggiku dengan queen, tapi diluar jam kerja panggil aku rebecca. Kau lebih tua dariku, mungkin aku bisa memanggilmu phi.."
"Jangan queen.." tolak freen.
"Sssttt... tidak ada penolakkan.. aku akan memanggilmu phi yah.. phi freen, awwh itu sangat lucu. Kita seperti adik kakak."
Tidak ada jawaban lagi dari freen.
"Mau anggur phi freen?? Jika mau aku akan menuangkannya untukmu. Owh, sebentar aku akan mengambil gelas untukmu." Ucapnya lalu segera mengambil gelas.Sedangkan freen merasa terkejut dengan perubahan tiba-tiba pada bossnya tersebut.
"Apa dia baru saja tersengat listrik? Cepat sekali dia berubah manis seperti itu? Atau.. aahh wanita gilaa" gumamnya.########################
......vr........
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen
Teen Fiction" kau tak akan bisa lepas begitu saja jika sudah dalam genggamanku sarocha" Menceritakan seorang wanita anggun yang secara tidak langsung jatuh cinta pada wanita berdarah thailand, mencoba menahan sekuat mungkin dan selalu mengambil hati dari si sar...