Cappter 8

1.2K 148 9
                                    


Suasananya berubah. Rebecca yang selalu memanfaatkan dan mengerjai sekertarisnya kini berubah. Segala urusannya tidak lagi dilimpahkan pada freen, bahkan untuk mengambil berkas yang akan di tanda tangan saja rebecca menyuruh pada masing-masing divisi untuk mengantar keruangannya.
Dan apa pekerjaan freen??
Yap, seperti pekerjaan sekertaris pada umumnya. Memastikan bossnya mengisi jadwal, dan memastikan pekerjaan bossnya lancar.
Sudah kelima harinya mereka bekerja dengan susana seperti itu.

Membuat freen sendiri merasa legah, sekaligus heran sedikit. Tapi tak apalah.
......



Siang itu, tepat sekali jam makan siang. Beberapa pegawai turun ke lantai dua menuju ke caffetaria yang disediakan perusahaan disana. Ada juga yang pergi untuk makan di luar perusahaan.

Freen tampak disana, sedang memesan beberapa menu. Setelah semuanya sudah siap di bakinya, saat dia akan berbalik menuju meja kosong tiba-tiba tanpa melihat, freen menabrak orang yang berniat untuk memesan disana juga.
Semua makanannya berhamburan di baju pria itu.
"Upss maafkan aku.. astaga maafkan aku saint" paniknya saat melihat baju saint kotor.
"Sudah.. aku tidak apa-apa"
"Tidak apa-apa bagaimna? Bajumu kotor karena ulahku. Maafkan aku.. aku akan bertanggung jawab" ucap freen.
Freen menarik saint untuk menjauhi caffetaria, dan pergi ke toilet untuk membersihakan kotoran di baju saint.

Rebecca berniat untuk makan di caffetaria perusahaanya. Entahlah, mungkin karena dia tau freen berada disana dan berniat untuk mengejutkannya.
Yap, hubungan mereka sekarang sudah seperti sekertaris dan boss, bukan lagi pembantu dan boss.

Di memasukki lift untuk turun kelantai dua.
Beberapa menit kemudian dia sampai dan berjalan menuju kesana. Tapi, sebelum itu dia ingin singgah dulu ke toilet untuk mencuci tangannya. Dan akhirnya dia berbelok lagi.
Hingga saat sampai disana, samar-sama dia melihat dua orang sedang berada dalam toilet.
Seorang wanita dan seorang pria.
Dari pandangannya dia melihat wanita itu sedang membuka kancing kemeja pria didepannya.

Merasa marah dengan kelakuan dua pegawainya, akhirnya dia mendekat kearah mereka.
Dan betap terkejutnya saat melihat siapa yang ada disana. Saint seperti sedang menunggu wanita itu membuka kemejanya.
Dan betapa terkejutnya lagi saat melihat wanita itu adalah freen.

Raut wajahnya kini berubah, daun telinganya memanas. Dan beberapa detik kemudian dia bersuara.
"Apa yang kalian lakukan disini??!!"
Sontak kedua orang itu menoleh pada rebecca dan terkejut.
"Qu-queen??" Kaget freen.
"Queen?" Saint tak kalah terkejut.
"Jam makan siang seperti ini kalian manfaatkan untuk bercinta di dalam perusahaanku??! Tak tau malu!!"
"Queen.. bukan seperti yang queen lihat, kami hanya.."
"Diam wanita penggoda.. dimana harga dirimu sampai-sampai kau menjajahkan tubuhmu pada pria?
Dasar wanita gatal.. aku jijik melihatmu!!" Ucap rebecca dengan emosi.
"Queen.. ini salah paham queen, aku bisa jelaskan semuanya" sahut saint sambil maju menghadap rebecca.
"Tidak perlu kau jelaskan saint, aku sudah melihatnya. Kau pria hidung belang dan kau wanita gatal.. memang kalian berdua cocok"

Seperti tersambar petir disiang balong. Freen terkejut dengan pernyataan yang dilontarkan queen padanya. Wanita gatal. Hatinya sakit, dia tak terima dengan kata-kata queen.
Hingga, entah niat darimana, freen maju dan menyambar tangan queen lalu menaiknya pergi menjauh dari sana.

Mereka memasuki salah satu ruang kosong yang berada di lantai dua itu.
Dengan cepat, dia menghempaskan dengan kasar tubuh rebecca. Beruntungnya rebecca bisa menyeimbangakan tubuhnya agar tidak terjatuh.

"Ulangi perkataanmu!!?" Seru freen.
Rebecca terkejut dengan amarah dari freen.
"Aku bilang ulangi perkataanmu padaku??!"
"Kau wanita gatal.."
Plaakkkk..
Satu tampatan mendarat dipipi mulus rebecca.
"Jangan kau pikir kau adalah boss diperusahaan ini, dan kau bisa mengendalikan dan mengatai diriku!!. Aku punya perasaan, aku manusia sama sepertimu!! Aku muak denganmu!! Aku tidak peduli kau siapa.
Ingat.. aku bukan wanita gatal yang seperti kau bilang nona rebecca armstrong!! Aku dibesarakan oleh ibuku untuk menjadi wanita baik-baik. Maaf queen, jika bukan karena sahabatku aku sudah lama berhenti bekerja denganmu. Aku capek dengan tingkahmu yang membuatku seakan menjadi babu untukmu!!". Tutur freen, lalu pergi meninggalakn rebecca sendiri disana.

Dia mematung sambil memegang pipi kirinya yang di tampar oleh sekertarisnya sendiri.
Masih terekam jelas bagaimana raut wajah freen saat menuntut semua kesalahannya.
Wajah yang memerah, dan mata yang sudah berkaca-kaca dan tak terima dengan perkataanya.

Seluruh tubuhnya seketika lesuh, dia terduduk di kursi yang tak jauh darinya. Kedua tangannya menutup matanya yang akan mengeluarkan bulir-bulir air mata. Hatinya perih, seakan ada yang menekannya disana. Sakit sekali. Dan akhirnya dia menangis. Menyesali tindakkannya.

Sedangkan freen, berjalan menuju lift.
"Freen.." panggil saint yang tak sengaja melihatnya.
Lelaki itu mengejarnya sampai didepan lift. Menggapai tangannya.
"Freen kau tidak apa-apa?" Tanya saint.
"Biarakan aku sendiri saint, jangan ganggu aku" ucap freen lalu bergegas memasuki lift.
Tanpa menjawab, saint melepaskan tangannya dan membiarkan freen.

Dia sampai di dalam ruangan queen. Mengambil tasnya dan meletakkan tab kerja di atas meja kerja queen. Lalu dengan buru-buru dia pergi meninggalkan ruangan itu. Dia kelur dari perusahaan lalu menaiki taxi yang lewat disana.

Sampai setengah jam, dia tiba di depan gedung apartemennya. Berjalan masuk menuju unitnya.

Pintu itu terbuka, dengan penuh amarah wanita itu berlari menuju kamarnya dan melanjutkan tangisnya disana.
...

Sedangkan rebecca masuk keruangannya dengan lesuh. Mencari keberadaan sekertaris itu namun tak menemukannya. Tab kerja itu berada dimejanya.

Saint tiba-tiba membuka pintu ruangan queen.
"Queen.. aku perlu menjelaskan semuanya. Tadi itu tidak seperti yang kau kira" ucap saint.
"Dia hanya berniat membersihkan bajuku karena terkena makanannya. Kami tidak melakukan apa-apa, kau salah paham rebecca. Jika kau memecatnya, lebih baik pecat saja aku."

Mata wanita itu seketika menyorot sahabatnya.
"Keluar.."
"Rebecca.."
"Keluar dari ruanganku saint.."
......




















##################

......vr.......

QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang