Cappter 22

760 97 14
                                    


"Ahh......."
Suara desahan bergema didalam ruangan yang hampir gelap itu. Bayangan dua orang yang saling berdekapan terpantul di dinding.
Tiba-tiba, terdengar suara wanita yang berteriak sangat keras.

"Ahh... ssayangg...!!"
Dia menetralkan tubuhnya yg menjadi menegang saat dia berteriak.
Suara desahan panjang dari wanita diatasnya itu mengundang dia untuk tersenyum.

Perlahan tangannya dikalungkan dipunggung sosok wanita bule diatasnya. Menariknya untuk mendekat padanya, lalu tanpa aba-aba dia mengecup bibir indah itu beberapa kali sambil tersenyum.

"Kau hebat.." ucapnya sambil tersenyum manis.
"Oh tidak, justru kau yang sangat hebat sayang. Kau membuatku selalu bersemangat dalam permainan indah ini." Ucap becky sambil mengusap rambut freen.
"Kau paling hebat.. kau sangat lihay dalam mengeluarkanku beberapa kali" ucap freen malu-malu
"Ah itu belum seberapa, bahkan aku bisa membuatmu tak akan berjalan selama dua hari,"
"Kau gila.." ucap freen
"Yah memang aku gila, tergila-gila padamu" sambung queen.

"Kau ingin lagi??" Tawar becky.
"Aku milikmu sayang, lakukan apa yang ingin kau lakukan"

Permainan itu berlanjut.
Wanita bule itu kembali menari diatas wanita bergigi kelinci itu.
Dua tangan yang tak tinggl diam meremas kedua gundukan itu, bahkan saking menggemaskan dia meremas dengan sangat kuat.
Sepasang bibir itu saling beradu menghisap, menjilat dengan lihay. Sampai terdengar suara decapan-decapan yang menggairahkan.

Tangan kanannya turun dari atas payudara itu, mencari sesuatu dibawah sana yang ingin dia kuasai lagi.
Kaki kiri freen terangakatdan diletakkan dibahu becky. Sedangakan kaki kiri becky menahan kaki kanan freen agar selangkangan freen lebih melebar.

Dia tersenyum menggoda sambil menatap wanitanya dibawahnya, "ahh kau suka ini??" Ucapnya.
"Hmmppf.. hahh lakukan..." perintah freen.

Becky mengambil posisi sedikit bangun dari tubuh freen.
Dia memerintahkan freen untuk menghisap jari-jari tangan kanannya.
Hingga merasa sudah sangat basah, jar-jari itu kini turun dibawah.
Mendapatkan satu titik yang menonjol. Dia menggesek titik itu dengan ibu jarinya, dengan lincah.

"Aghh..aghh.. hmmmpff.. uughhh.. ohh fuckhh...hemmpff.." racau freen tak karuan.

Sedangakan jari dibawah sana tak mau berhenti.
Tanpa aba-aba jari telunjuk dan jari tengah masuk kedalam liang kenikmatan itu.
Dia memainkannya dengan perlahan hingga temponya makin cepat

Sedangakan tubuh yang dimainkan itu makin meracau tak karuan. Tubuh bagian atasnya terangakat karna kenikmatan itu. Mulutnya menganga dan matanya buka tutup merasakan sensasi itu.

"Ouhhh... lagiih.. lebih cepat honey..ughh yahh begituu.. aku akan kelur..!!" Racaunya.

Semakin cepat gesekan itu hingga dalam beberapa detik, cairan putih kental itu membanjiri dijari-jari becky.

—————————




"Kau tidak akan pernah tau!!" Seru lelaki itu saat membelakangi lawan bicaranya.
"Apa maksudmu ken?" Tanya lawan bicaranya yang sedang kebingungan.

"Aku mencintai rebecaa..! Dan itu akan tetap seperti itu, seterusnya patric" katanyanya lagi.
"Y.. yah jika kau mencintainya lantas apa urusannya dengaku?"
"Adikmu mencampakkanku, adikmu membatalkan acara pertunangan ini, dan kau tidak ingin membela teman baikmu ini?" Ucanya saat mebalikkan badan dihadapan richie.

"Aku tidak tau akan masalah ini ken"
" dan hari ini kau harus tau, aku dipermalukan oleh adikmu"
Dua pria itu sejenak terdiam,
Ken dengan wajah penuh dengan kasihan meminta permohonan pembelaan pada richie.
Sedangakan richie bingung harus membantu ken atau membiarkan rebecca dengan haknya sendiri.

"Haahhh... aku akan bicara pada rebecca dahulu" ucap richie sambil menepuk pelan bahu kiri ken, dan berlalu pergi dari sana.

—————-

Dua kakak beradik itu sedang menikmati makan siangnya disalah satu resto di tengah kota bangkok.
Ruangan yang terbuka menjadi pilihan keduanya untuk menikmati santapan mereka.

Queen yang sudah selesai dengan makanannya segera membersihkan mulutnya dengan selembar tissu lalu bersandar.
Dia mengambil gelas disisi kanannya yang berisi setengah anggur.
"Ada apa kau menemuiku dengan tiba-tiba seperti ini?" Tanya queen pada kakaknya.

"Hmm yeah, untuk membucarakan kau dan juga ken" jawab richie yang sudah selesai juga dengan makanannya.

Queen mencipitkan pandangannya dengan mimik muka heran sembari memberi isyarat bertanya 'kenapa' pada richie.

Richie juga ikut menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi lalu menatap pada rebecca.
" kau membatalkan pertunanganmu?" Tanya richie dengan hati-hati.
"Yeah.." jawab queen
"Why??"
"Karena aku tidak menyukainya, jadi jangan memaksaku untuk terus dengan orng yang tidak aku suka!"
"Bukan begitu rebecca, iyah aku tau kau tidak menyukainnya tapi beri aku penjelasan yang tepat untuk menerima semua pembatalan tiba-tibamu"
"Richie..aku sudah bilang aku tidak mau diatur untuk kehidupanku yang selanjutnya, jadi tolong berikan aku kebebasan dalam memilih dengan siapa aku bahagia"
"Oke.. oke.. okee... aku mengerti. Tapi setidaknya beri tahu aku apakah ada ornag lain yang membuatmu berniat membatalkan ini?" Tanya richie.

Tiga puluh detik queen terdiam sejenak, lalu menjawab pertanyaan dari kakaknya.
"Iyahh.."
"Siapa?"
"Belum saatnya kau tau, jika aku sudah siap aku akan memberitahukanmu"

Terkejut dengan jawaban adiknya, namun dia tak bisa apa-apa dengan keputusan rebecca.
Pikirannya saat ini adalah kebahagiaan adik semata wayangnya yang lebih utama dari semuanya.
Hingga beberpaa saat kemudian dia menghela nafas sedikit lalu menggeser kursinya mendekati kursi rebecca.

"Apakah dia istimewa untukmu?" Tanya richie
"Hmm yeah, dia lebih istimewa. Aku tak bisa berpling darinya walau hanya sedetik saja" jawabnya.
"Waww... kau seperti orng yang baru pertma kali mengalami jatuh cinta" goda richie.
"Haha.. aku selalu jatuh cinta saat melihat senyumannya" ucap queen dengan penuh rasa bangga.
"Baiklah.. walaupun aku sangat penasaran dengan kekasih misteriusmu itu, tapi aku harap kau bisa menjelaskan dengan baik pada ken dan keluarganya agat tidak merasa dikecewakan oleh keluarga kita" tutur richie.
"Iyahh aku akan menjelaskannya"
" yah dan jika kau membutuhkan pertolonganku, aku akan siap membatumu patricia. Oh iyah ngomong-ngomong soal sekertaris barumu, dia pandai dalam menjalankan tugasnya" ucap richie.
Seketika tatapan santai dari queen berubah menjadi menyeramkan saat richie membahas sekertarisnya.

"Lalu apa yang kau mau!?" Tatapan tajam mengarah pada kakaknya.
"Heyy hentikan tatapan itu, aku hanya membahas sekertarismu bukan pacaramu"
"Iyah aku tau... lalu apa yang kau inginkan dari sekertarisku?"
" tidak ada.. aku hanya memujinya pandai dalam pekerjaanya, dan juga dia sangat cantik hahaha.. oh apakah dia punya pacar? Jika tidak aku mungkin akan mencari perhatiannya, dan..."
"RICHIEE...!!!" Teriak queen didepan kakaknya.
"Ada apa??"
"Aku muak dengan mata keranjangmu, jika kau menyentuh sekertarisku sekali saja aku tidak akan menganggapmu saudaraku lagi." Ucap queen sambil berdiri mengambil tasnya lalu segera meningglkan richie disana.

"Heyy.. ada apa denganmu.. rebecca!!" Panggil richie.
Tetap saja orng yang dipanggilnya kini melangkah dengan penuh amarah meninggalkannya.

"Hey ada apa dengan dirinya?? Aku hanya membahas sekertarisnya, dimana letak kesalahanku? Kenapa dia sangat marah begitu?" Gumam richie dengan penuh keheranan.




                 #######################

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang