CH ⁰⁷

2.4K 162 3
                                    

÷
÷
÷

Xiao Zhan tak berdaya, tenaganya terasa terkuras habis. Dia meluruhnya tubuhnya, tengkurap di atas kasur.

"Papa ... bawa aku pergi bersamamu, aku lelah ..." gumamnya, kedua matanya terasa begitu berat. Hingga tanpa sadar dia tertidur, melupakan sejenak rasa sakit di sekujur tubuhnya.

.
.

Wang Zhuocheng melangkah lunglai, tatapan matanya nampak kosong. Bayangan bagaimana sang ayah menyiksa Xiao Zhan masih terngiang jelas, rasa bersalah menghantui pikirannya. Jika saja dia tidak melaporkan Xiao Zhan saat bersama Wang Yibo. Jika saja dia tidak membawa Xiao Zhan ke hadapan sang ayah, mungkin semuanya tidak akan terjadi.

Tanpa sadar kedua kakinya membawanya melangkah menuju ke ruang tahanan.

"Ehem!"

Suara deheman seorang pria mengacaukan lamunan Wang Zhuocheng. Dia mendudukkan tubuhnya dan melihat ke arah sosok tersebut.

"Haikuan." Wang Zhuocheng menelisik ke segala arah lalu membuka kunci pintu jeruji tersebut.

Wang Zhuocheng membawa Liu Haikuan pergi ke suatu tempat. Tempat di mana mereka sering bersembunyi menghabiskan waktu bersama.

Di sini sekarang mereka berdua, gudang penyimpanan senjata ilegal.

"Terjadi sesuatu, hm?" tanya Liu Haikuan.

Wang Zhuocheng merebahkan kepalanya di atas paha Liu Haikuan. "Daddy menyiksa bocah itu lagi." ungkapnya.

Liu Haikuan menarik sudut bibirnya diiringi suara decakan. "Dan semua itu karena mu?"

"Hm." angguk Wang Zhuocheng.

"Aku benci keegoisan mu."

Wang Zhuocheng menatap wajah acuh Liu Haikuan. "Jangan membenciku."

Liu Haikuan menunduk, menatap dalam wajah pria di bawahnya. "Apa yang kau dapatkan dari mengadu domba adikmu dengan ayahmu? Apa kau mendapat kedudukan yang kau inginkan? Tidak, kau hanya akan menjadi pecundang, Zhuocheng. Sampai kapanpun ayahmu tidak akan memberikan kedudukannya pada mu ataupun Wang Yibo. Dan sekarang kau melibatkan seorang bocah yang sama sekali tak terlibat dalam permasalahan mu. Xiao Zhan sudah cukup menderita. Kalian membunuh ayahnya, menjadikan dia tawanan, bekerja sebagai pelacur, dan menahan ibunya." ucap panjang lebar Liu Haikuan, berusaha menyadarkan otak bodoh Wang Zhuocheng. "Apa kau juga akan membunuhnya?" tanya Liu Haikuan kemudian.

Wang Zhuocheng mendudukkan tubuhnya. Otaknya seolah mendapat pencerahan dari malaikat. "Aku harus menemui Xiao Zhan. Semua ini salahku."

Liu Haikuan tersenyum, "Hm, temui dia .. aku harap, kau tidak lagi membawa bocah itu dalam emosi mu."

Wang Zhuocheng kembali membawa Liu Haikuan masuk ke dalam ruang tahanan. "Haikuan, bersabarlah .. suatu saat aku akan membawamu pergi." Mereka berciuman panas sebelum berpisah.

Wang Zhuocheng beralih menuju ke ruang kamar Xiao Zhan. Tanpa sengaja dia berpapasan dengan Wang Yibo yang juga ingin menemui Xiao Zhan. Mereka berdiri di ambang pintu, saling menatap tajam.

"Apa kau ingin melaporkan ku pada Daddy? Membumbui dengan racun manismu, seolah aku yang membangkang." Datar Wang Yibo.

"Kau ingin menemui Xiao Zhan?" tanya Wang Zhuocheng.

"Kau sedang pura-pura bodoh, hm?" Wang Yibo manaikkan sebelah alisnya.

"Temui dia, aku akan pergi." ujar Wang Zhuocheng, seraya membalikkan badan, hendak pergi.

"Rencana busuk apa yang sedang kau rencanakan, Zhuocheng Ge?"

Wang Zhuocheng menghentikan langkahnya seketika. Menoleh ke arah sang adik, tersenyum tipis. "Percayalah untuk kali ini, aku tidak merencanakan apapun." Kembali melanjutkan langkahnya.

Wang Yibo sedikit was-was, dia sama sekali tak percaya dengan ucapan sang kakak. Pria itu teramat sulit untuk bisa dipercaya.

Aku tidak akan terjebak olehmu, Wang Zhuocheng.

Wang Yibo memilih untuk mengurungkan niatnya bertemu dengan Xiao Zhan. Dia tidak ingin Xiao Zhan kembali mendapatkan masalah hanya karena dirinya.

.
.

Wang Yibo hendak menemui sang ayah, ingin melaporkan hal penting mengenai dunia bawah yang mereka pimpin. Belum sampai dia di penghujung pintu kamar sang ayah, dua bodyguard menghadang langkahnya.

"Maaf, Tuan Muda. Tuan besar sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun."

Wang Yibo menaikkan sebelah alisnya sinis, ada masalah apa gerangan, hingga sang ayah melarang semua orang masuk ke dalam ruang pribadinya, termasuk dirinya.

"Apa ada orang lain di dalam, selain Daddy?" datar Wang Yibo.

Dua bodyguard itu saling berpandangan, lalu kembali menatap ke arah Wang Yibo. "Maafkan kami, Tuan .. kami tidak bisa mengatakan--"

"Minggir!" Wang Yibo menyingkap tubuh kedua bodyguard di hadapannya.

Mereka berdua melakukan perlawanan, hendak memukul tubuh Wang Yibo, akan tetapi Wang Yibo terlebih dahulu menodongkan revolver miliknya ke arah kepala dua bodyguard tersebut. Lantas mereka terdiam tanpa berani beranjak dari tempatnya berdiri.

Wang Yibo mengisyaratkan mereka berdua untuk meninggalkan tempat itu, jika mereka masih ingin hidup. Selepas kepergian dua bodyguard tadi, Wang Yibo dengan hati-hati mendekati pintu ruang kamar sang ayah.

Sial! Wang Yibo tidak bisa mendengar percakapan apapun, karena ruangan itu kedap suara.

Tak lama datang seorang pelayan, mendorong troli saji berisikan piring-piring mewah berisikan makanan mahal di atasnya.

Yibo berseringai, mendekati sosok pelayan wanita di hadapannya.

"Maaf, apa ada yang bisa saya bantu, Tuan Muda?" tanyanya sopan.

Wang Yibo membelai pipi putih wanita tersebut sembari berbisik.

"Lakukan sesuatu untuk ku, aku akan memberikan sepuluh kali lipat dari gaji bulanan mu."

Wanita itu membelalakkan bola matanya, begitu terkejut seolah dirinya baru saja mendapat jack pot.

"A-apa yang bisa saya lakukan untuk Tuan?" gagapnya.

Wang Yibo tersenyum penuh kemenangan, memberitahukan tugas apa yang harus wanita itu lakukan.

Pelayan itu mengangguk, lalu menerima sesuatu dari Wang Yibo. Kemudian masuk ke dalam ruang pribadi tuan besar Wang.

Yah! Wang Yibo meminta pelayan wanita itu untuk menempelkan kamera penyadap di sekitar ruang pribadi sang ayah. Dan langsung terhubung dengan ponsel miliknya.

Beberapa menit kemudian, pelayan itu keluar dari dalam ruangan tuan besar Wang. Mendorong troli kosong, sedikit melirik ke arah Wang Yibo yang saat ini bersembunyi di balik pilar besar. Dia memberikan anggukkan kecil sebagai tanda jika misinya sudah berhasil.

TRAPPED [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang