CH ⁰⁵

3.3K 192 2
                                    

÷
÷
÷

Xiao Zhan menatap wajahnya di depan cermin. Wajah cantik beraura kelam, menandakan betapa gelapnya kehidupan yang ia jalani.

Dia memejamkan kedua matanya, enggan untuk menangis. Tak ada yang perlu ia sesali, Xiao Zhan hidup hanya untuk menghabiskan sisa umur. Tak ada arah tujuan, tak ada harapan kebahagiaan yang nampak di masa depan. Satu yang masih menjadi patokan untuk Xiao Zhan bertahan---

Aku pasti akan membalaskan dendam papa ...

Mata indah itu terbuka, menatap nyalang penuh ambisi. Dengan kasar dia mengambil botol berisikan cairan racun, lalu mengoleskan cairan tersebut ke seluruh tubuhnya.

Setelahnya menutup aroma racun tersebut dengan parfum mahal. Kemudian berangkat menjalankan misi.

Xiao Zhan sampai di sebuah markas dunia bawah keluarga Wang. Menuju ke arena casino, dan langsung naik ke atas altar pole dance, bergabung dengan para panari lelaki yang terdiri dari jalang berkualitas. Di mana saat ini Xiao Zhan lah yang menjadi titik terang dari semua penari.

Xiao Zhan memperlihatkan keahliannya sebagai seorang jalang berkelas.

Dia mulai meliuk-liukkan tubuh indahnya, melepaskan satu per satu pakaian yang ia kenakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia mulai meliuk-liukkan tubuh indahnya, melepaskan satu per satu pakaian yang ia kenakan.

Sorakan riuh terdengar dari para pria dominan di bawah sana. Xiao Zhan menggunakan lirikan andalannya, untuk memikat mangsa.

Tuan besar Wang berseringai, memperhatikan lawan bisnisnya yang saat ini tak berkedip menatap tubuh indah jalang miliknya di kejauhan sana.

"Apa kau tertarik padanya?" bisik Tuan besar Wang.

Pria di sebelahnya mengangguk, "Berikan dia padaku."

"Dia terlalu berharga bagiku. Tak semudah itu memberikannya pada orang lain." Pancing tuan besar Wang.

"Aku akan memasok 50% produksi opium dari markas ku." tawarnya.

"Sesuai kesepakatan, kau boleh memilikinya." Bangga tuan besar Wang, merasa targetnya masuk dalam perangkap.

Tuan besar Wang mengkode Xiao Zhan agar semakin menebar pesonanya.

Dengan nakal Xiao Zhan mendekati pria tersebut. Mengulurkan jemari lentiknya, menarik dasi yang di kenakan pria kolega bisnis tuan Wang.

"Cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cantik ..." Pria itu mulai bernafsu. Menatap dada Xiao Zhan yang hanya tertutup kain putih transparan.

Xiao Zhan tersenyum menggoda, membawa tubuh pria itu pergi dari tempat tersebut menuju ke ruang VVIP.

Menyisakan sosok pria tampan yang sedari tadi mati-matian menahan amarah. Jemarinya terkepal erat, hingga kuku-kukunya menusuk telapak tangannya sendiri. Tak peduli kulit telapak tangannya terluka.

Dia nampak menelisik keadaan, merasa aman pria itu segera menyusul sang pujaan ke ruang VVIP.

Pria tersebut, Wang Yibo. Diam-diam  membuka pintu ruangan tersebut, lalu menyelinap masuk. Bersembunyi di balik guci besar di sana. Memperhatikan dua lelaki yang kini tengah berciuman panas. Nampak sang submisive begitu terpaksa melayani dominannya.

Xiao Zhan mendorong kecil tubuh kekar pria di hadapannya, menggunakan kaki jenjangnya. Memundurkan tubuhnya di atas kasur dengan gerakan menggoda.

Pria itu terkekeh gemas, meraih kaki jenjang nan putih Xiao Zhan. Menyingkap celana yang menutupinya, lalu mengecup telapak kaki, jemari, hingga menaiki betis pemuda tersebut.

Xiao Zhan memejamkan kedua matanya, bukan karena terbuai oleh nafsu birahi. Melainkan merasa jijik dengan setiap sentuhan para pria hidung belang yang menjamah tubuhnya.

Xiao Zhan tersenyum menggoda, beranjak dari atas kasur dan melangkah menuju nakas. Mengambil segelas wine mahal, lalu meminumnya. Tak lupa dia memberikan wine tersebut untuk sang pria.

Dalam keadaan sadar, mustahil Xiao Zhan dapat bersikap binal.

"Tuanhh .. kemarilah ..." Xiao Zhan mendudukkan tubuhnya kembali ke atas kasur. Membuka bagian dadanya, dan meminta sang dominan untuk menghisap puting merah muda miliknya.

Dengan tak sabaran pria itu melumat niple mencuat Xiao Zhan. Seolah ingin melahap mentah-mentah dada putih pemuda itu.

"Eunghh .. pelanh-ah, Tuan .." Xiao Zhan menangis dalam ketidak sadaran.

Wang Yibo memejamkan matanya, menahan diri sebisa mungkin dan mencari waktu yang tepat untuk melenyapkan bajingan yang kini tengah mengungkung tubuh Xiao Zhan.

"Ekhh ..." Pria yang baru saja menyusu di dada Xiao Zhan tiba-tiba saja tersentak. Merasakan sensasi tercekik, panas dan juga sakit yang luar biasa.

Xiao Zhan terdiam, memperhatikan pria mesum di hadapannya yang sekarang tengah sekarat.

"Jalang si-alanhh!! Akh! Apa yang kau lakukan padaku?!!" Di ambang maut pria itu meraih pisau buah dari atas nakas.

Splasss!

Pria tua itu membeku, dengan kedua mata melotot. Meraba leher belakangnya. "Darah?"

Brugh!

Sedetik kemudian, pria itu ambruk meregang nyawa dengan darah mengalir dari belakang tengkuknya.

Yah! Beruntung Wang Yibo memiliki insting kecepatan jitu. Dia menembakan racun mematikan pada leher belakang pria itu, sebelum pria tersebut melukai Xiao Zhan.


Xiao Zhan hanya menatap kosong mayat pria di hadapannya.

Wang Yibo berlari menghampiri Xiao Zhan, menutup tubuh pemuda tersebut dengan jas yang ia kenakan.

"Kau baik-baik saja?" tanya Wang Yibo dengan tatapan khawatirnya.

Xiao Zhan membalas tatapan Wang Yibo dengan mata sendunya.
"Apa aku pernah terlihat baik-baik saja?" suara serak yang menyiratkan akan keputus asaan.

Wang Yibo memeluk tubuh Xiao Zhan, mengangkat tubuh ringkih itu dalam pelukan. Lalu membawanya pergi dari ruangan tersebut.

Yibo membawa Xiao Zhan ke apartemen miliknya. Menatap wajah cantik pemuda di gendongannya, yang sekarang tengah memejamkan kedua mata indahnya.

"Kau pasti sangat lelah, hm? Maafkan aku .. bukan maksudku ingin mengganggu tidurmu. Tapi aku harus membersihkan racun di tubuhmu." Pelan-pelan Wang Yibo memasukkan tubuh lemas Xiao Zhan ke dalam bathtub berisikan air hangat.

"Aku takut ..." dalam alam bawah sadar Xiao Zhan mengigau. Mencengkram kemeja Wang Yibo, seolah tak ingin pria itu pergi.

Wang Yibo tersenyum pahit, mengelus jemari putih Xiao Zhan. "Aku ada di sini untukmu." bisiknya.

Wang Yibo membuang semua pakaian yang melekat pada tubuh Xiao Zhan. Menyabun setiap inci tubuh putih pemuda cantik tersebut.

Xiao Zhan masih dalam keadaan terlelap, mungkin dia terlalu lelah hingga sentuhan dan guyuran air hangat tak mampu menyadarkannya.

Wang Yibo mengecup kening basah Xiao Zhan, lalu beralih ke bibir ranum pemuda tersebut.
"Sepertinya aku benar-benar tertarik padamu."

TRAPPED [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang