CH ⁰⁸

2.4K 170 10
                                    

÷
÷
÷


Wang Yibo bergegas membuka layar ponselnya, menatap vidio hasil sadapan yang langsung terhubung dengan ponsel miliknya.

Kening Wang Yibo mengernyit, menatap vidio di mana nampak sang ayah tengah bercumbu mesra dengan seorang wanita cantik.

"Siapa wanita itu?" batin Wang Yibo.

Wang Yibo membesarkan volume ponselnya. Mendengar percakapan dua manusia di dalam vidio tersebut.

"Apa anak itu masih tunduk padamu?"

"Hm, aku baru saja memberikan dia pelajaran, karena dia sedikit membangkang."

"Shh .. jangan membunuhnya, bagaimana pun dia tetap anakku."

"Kenapa, hm? Kau bahkan tidak peduli dengan ayah dari anak itu. Lalu kenapa kau sangat takut kehilangan bocah itu?"

Wanita itu menyandarkan kepalanya di dada bidang tuan besar Wang.

"Kau boleh menyiksanya, menjadikan dia pelacur, asal jangan membunuhnya. Karena itu akan membuatnya menderita lebih lama."

Shit!!

Wang Yibo mengumpat kasar. Jemari besarnya terkepal kuat. Darahnya seakan mendidih mendengar percakapan dua manusia biadap tersebut.

Jadi selama ini ayahnya diam-diam memiliki hubungan gelap dengan ibu Xiao Zhan. Dan pembunuhan ayah Xiao Zhan??!!

Mata Wang Yibo menajam, jantungnya terpacu kencang.

"Benar-benar iblis!! Pembunuhan tuan Xiao sudah mereka rencanakan sejak lama. Dan sekarang mereka sedang memanipulasi Xiao Zhan sebagai mangsa selanjutnya." Geram lirih Wang Yibo.

Dia tak habis pikir, Xiao Zhan rela menukar harga dirinya demi satu permohonan. Permohonan untuk pengampunan sang ibu agar diberikan kehidupan. Namun nyatanya wanita itu justru menganggap tingkah Xiao Zhan sebagai lelucon. Dia mendesah nikmat di bawah kungkungan tuan besar Wang, sedang Xiao Zhan harus menangis setiap waktu meratapi kehidupan kerasnya.

Wanita itu tak pantas disebut sebagai seorang ibu. Bahkan untuk sebutan seekor hewan pun terlalu terhormat untuknya. Manusia mana yang tega membunuh suaminya sendiri dan menjadikan anaknya sebagai tawanan para iblis klan dunia bawah.

Brengsek!

Wang Yibo menutup layar ponselnya dan langsung bergegas pergi menuju ke kamar Xiao Zhan.

Cklek!

Xiao Zhan yang baru saja mandi, tertegun sesaat namun setelahnya dia memasang senyuman manis. Meski kedua bola matanya nampak kosong, tak ada pancaran cahaya semangat apapun di dalamnya.

"Tuan, kenapa tidak mengabariku terlebih dahulu, jika Tuan akan berkunjung?" lembut Xiao Zhan, penuh kepalsuan.

Wang Yibo masih diam di tempat.

Xiao Zhan tersenyum lagi, melepaskan bathrob yang ia kenakan. Berdiri memunggungi tubuh Wang Yibo.

"Apa Tuan membutuhkan lubangku?"

Wang Yibo sama sekali tidak fokus, kedua pupil matanya bergerak gusar. Menatap banyaknya bekas luka cambuk yang tertera di punggung putih Xiao Zhan.

"Hiraukan punggung ku, Tuan .. aku bisa menjamin jika lubang pantat ku baik-baik saja. Kau bisa--" ucapan Xiao Zhan terhenti saat Wang Yibo kembali menutup punggung sempitnya.

"Ikut denganku, aku akan mengobati luka mu." bisik rendah Wang Yibo.

Xiao Zhan membalikkan tubuhnya. "Aku baik-baik saja, Tuan .. luka ini tidak akan membuatku mati." ujarnya, seolah luka yang ada di balik punggungnya hanya sekedar luka goresan kecil.

Wang Yibo geram, kenapa pemuda di hadapannya ini begitu keras kepala. Selalu menyepelekan kesehatan tubuhnya, bahkan sama sekali tak memperdulikan hidupnya, kecuali ---

"Tuan .. apa ibu ku baik-baik saja? Apa aku perlu melebarkan kedua kakiku, agar kau menjawab pertanyaan ku? Memberikan kabar tentang ibuku?"

Sungguh! Demi Tuhan .. isi kepala Wang Yibo ingin meledak mendengar pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut Xiao Zhan.

"Kenapa kau bersikap seolah dirimu ini seorang ---"

"Pelacur?! ... bukankah itu kedudukan ku di mansion ini, Tuan .. aku akan membuka kedua pahaku untuk semua penis para lelaki yang ada di sini." lanjut Xiao Zhan penuh rasa keputus asaan.

"DIAM!!"

Cupp!!

Wang Yibo mencium kasar mulut Xiao Zhan. Dia tak ingin mendengarkan perkataan apapun dari pemuda tersebut.

"Emhh ... he--emhh ..." Xiao Zhan mengalungkan kedua lengannya di belakang leher pria di hadapannya.

Ciuman panas itu berlangsung, tanpa di dasari oleh perasaan apapun, kecuali nafsu yang begitu membuncah.

"Tuan .. di sini ada kamera penyadap, jika kita melakukannya ---" Bisik Xiao Zhan, melirik ke arah kamera kecil yang tertempel di balik guci besar di pojok ruangan.

Wang Yibo berseringai.

"Ikut denganku." pinta Wang Yibo. Meraih jemari lentik Xiao Zhan dan membawanya pergi dari ruangan tersebut.

"Tuan .. kau ingin membawaku kemana? Tuan besar bisa marah padaku jika--"

Wang Yibo menghentikan langkahnya, membuat ucapan Xiao Zhan sontak terdiam.

"Aku tidak akan membawamu pergi dari mansion ini. Aku hanya ingin mengajakmu berkuda." ujarnya.

"Kuda?"

"Hm." Wang Yibo kembali menarik lengan Xiao Zhan, membawanya ke kandang kuda, dekat dengan hamparan rerumputan luas belakang mansion. Biasa tuan besar Wang dan anak-anaknya menghabiskan waktu untuk menaiki kuda jika sedang suntuk.

Wang Yibo mengambil satu ekor kuda berwarna emas. Menuntun kuda kekar tersebut ke dekat Xiao Zhan.

Xiao Zhan tersenyum, mengelus kepala halus kuda di sampingnya. "Apa dia punya nama?"

"Golden, dia kuda kesayanganku." sahut Wang Yibo.

"Nama yang bagus." Xiao Zhan mengangguk.

Wang Yibo melompat naik ke atas punggung kuda miliknya, seraya mengulurkan tangan kirinya ke arah Xiao Zhan. "Naik lah bersamaku."

Xiao Zhan tersenyum, membalas uluran tangan Wang Yibo. Dan menerima tarikan pria tersebut untuk duduk di atas punggung kuda.

Xiao Zhan sedikit takut, namun rasa takut itu menghilang saat Wang Yibo memeluk tubuhnya dan berusaha menahannya agar ia tidak terjatuh.

Hyaaa!

Wang Yibo menyentak tali kuda Golden, membuat kuda jantan tersebut sontak berlari.

"Hanya di tempat ini kita bebas melakukan apapun tanpa adanya pengawasan." bisik Wang Yibo.

Wajah Xiao Zhan yang awalnya datar, dalam sekejap kembali memasang senyuman.

"Apa yang akan Tuan ku lakukan?"

"Bercinta di atas kuda, bukankah itu menyenangkan?" bisik sensual Wang Yibo.

Xiao Zhan menarik sudut bibirnya. "Apapun itu, Tuan .. asal kau bisa memastikan jika ibuku masih hidup."

Wajah Wang Yibo berubah dingin. Lagi-lagi hal itu yang keluar dari mulut manis Xiao Zhan.

"Dia masih hidup."

Tiga kata yang mampu membuat senyuman serta tangisan bahagia Xiao Zhan terpancar.

"Kau tidak berbohong, kan?"

"Tidak."

"Aku sangat senang mendengarnya, sungguh .. Tuan, aku akan melakukan apapun yang kau perintahkan. Baiklah! Mari kita bercinta di atas kuda!"


TRAPPED [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang