÷
÷
÷Hemh .. Xiao Zhan menutup sebelah matanya yang baru saja terbuka, silau terkena sinar lampu.
"Sudah malam lagi?" gumamnya.Dia berusaha menetralkan pandangannya. Menatap langit-langit ruangan yang ia tempati. Xiao Zhan tidak merasa terkejut atau semacamnya, saat menyadari ada di dalam ruangan asing. Sudah terbiasa terbangun di berbagai ruang kamar saat habis melakukan tugas.
"Kehidupan apa yang sedang aku jalani sebenarnya?"
Lelah? Tentu saja, namun Xiao Zhan masih menyimpan dendam membara pada keluarga Wang. Dan juga, sang ibu ... apakah wanita itu masih hidup? Entahlah ..
Xiao Zhan meraup wajahnya frustasi, bangun dari tempat tidurnya. Mengambil kotak rokok yang tergeletak di atas meja, tak tau itu milik siapa. Dia mematiknya, lalu melangkah menuju balkon. Menghirup udara malam, sembari menikmati asap nikotin pekat yang perlahan mengisi kerongkongannya.
Heh ...
Xiao Zhan menghela napas panjang. Diam dalam kesendirian, itu hal yang paling menenangkan bagi Xiao Zhan. Jika saja boleh memilih, dia ingin hidup tanpa beban pikiran seperti saat ini.
Grep!
Tubuh Xiao Zhan sedikit terkejut, namun setelahnya dia kembali rileks.
"Kenapa berdiri di sini, hm? Cuaca terlalu dingin." bisik sosok pria yang tak lain adalah Wang Yibo. Seraya menutup punggung Xiao Zhan dengan mantel berbulu.
Xiao Zhan menghiraukan ucapan Wang Yibo, dan tetap fokus menyesap kepulan asap rokok yang terapit di bilah bibirnya.
Wang Yibo merengkuh tubuh kecil Xiao Zhan, menariknya agar mendekat dengan tubuhnya. "Aku takut terjadi apa-apa padamu. Sejak semalam, kau sama sekali tidak membuka mata." gumamnya.
Xiao Zhan masih diam, tak ingin menjawab gumaman pria di sebelahnya. Sedikit merasa aneh, bagaimana bisa dia tidur seperti orang mati. Dari malam kembali ke malam lagi.
"Xiao Zhan." panggil Wang Yibo, yang masih tak ada sahutan dari sang pemilik nama.
Xiao Zhan melempar sisa puntung rokoknya ke bawah balkon. Melirik malas ke arah Wang Yibo. Menunggu apa yang akan di katakan oleh pria tersebut.
"Berhentilah melakukan pekerjaan kotor itu. Aku berjanji akan membawamu pergi jauh." serius Wang Yibo.
Xiao Zhan terkekeh kecil, "Apa kau pikir dengan begitu, maka semua akan berubah?" Pemuda itu menatap dalam wajah Wang Yibo. "Jangan pernah ikut campur urusanku, kau mengerti?!" Lanjut Xiao Zhan, mendorong tubuh Wang Yibo. Dan membuang mantel yang menutupi tubuhnya. Memilih pergi meninggalkan Wang Yibo seorang diri.
Wang Yibo hanya bisa menatap kepergian pemuda tercintanya, terlalu sulit untuk membuat Xiao Zhan percaya jika Yibo benar-benar tulus ingin membebaskan pemuda itu.
Xiao Zhan keluar dari dalam apartemen Wang Yibo. Menuruni lift, lalu menuju lobi.
Langkah Xiao Zhan terhenti saat melihat siluet seseorang yang begitu familiar, duduk di sofa lobi sembari menatap sinis ke arahnya.
Hmh ..
Xiao Zhan berusaha menetralkan degup jantungnya. Berjalan angkuh mendekati sosok tersebut.
"Kau benar-benar keras kepala, eoh?" desis sosok tersebut.
"Ini tidak seperti yang kau bayangkan. Jangan libatkan dia dalam urusanku." Datar Xiao Zhan.
Pria itu tertawa hambar, mencekal pergelangan tangan Xiao Zhan sedikit kuat. "Jika kau berani meminta perlindungan pada adikku, akan aku pastikan .. nyawanya berada dalam bahaya seperti keluargamu." Ancamnya.
Xiao Zhan memejamkan kedua matanya, "Cukup! Lakukan apapun yang kalian inginkan padaku. Jangan libatkan siapapun!" geramnya.
"Bagus, anjing pintar." kekeh pria yang tak lain adalah Wang Zhuocheng tersebut, lalu membawa Xiao Zhan pergi meninggalkan bangunan itu.
.
.Di kediaman utama keluarga Wang.
Xiao Zhan bersujud di hadapan tuan besar Wang. Dengan penjagaan ketat para pengawal di setiap sudut ruangan.
"Kemana saja kau semalam, hm?" tanya tuan besar Wang dengan suara rendahnya.
"Maafkan aku, Tuan."
"Aku butuh jawaban, Xiao Zhan. Bukan kata maaf, kau tau .. aku bukan tipe orang yang memiliki belas kasihan. Jadi ... cepat katakan, sebelum kesabaran ku habis."
Xiao Zhan merepal erat, "Wang Yibo membawaku pergi."
"Yibo? Bagaimana bisa dia ada bersamamu, hm?"
"Aku tidak tau, Tuan." gugub Xiao Zhan.
"Jangan berani menyembunyikan apapun dariku, Xiao Zhan .. ingat! Nyawa ibumu ada di tanganku."
Xiao Zhan mendongak cepat. "Tolong, jangan sakiti ibuku, aku mohon ..."
Tuan besar Wang berseringai, mengkode anak buahnya untuk mendekat.
"Buka bajunya!" Perintahnya.
Para pengawal itu pun membuka baju yang dikenakan Xiao Zhan. Memperlihatkan punggung sempit dan putih pemuda tersebut.
Tuan besar Xiao menarik ikat pinggang miliknya. Menggulung sebagian di telapak tangannya, lalu ---
Splasss!
Ikat pinggang berbahan kulit itu lantas melayang di atas punggung Xiao Zhan.
"Ekhh!!" Xiao Zhan berusaha menahan teriakannya. Karena tuan besar Wang sangat membenci hal itu.
Dia lebih memilih mengigit lidahnya sendiri, menahan rasa sakit yang teramat sangat di area punggungnya.
Splasss!!
"Ngkk!!" Tubuh Xiao Zhan bergetar.
"Ini akibatnya jika kau berani melawan perintahku!"
Splasss!
Splasss!!
Punggung Xiao Zhan terasa remuk oleh sabetan ikat pinggang tuan besar Wang. Rasa sakit yang luar biasa tak dapat ia definisikan dengan ungkapan kata-kata. Rasanya nyawa Xiao Zhan sudah ada di ujung maut, namun Tuhan masih belum menginginkan dia pergi.
Wang Zhuocheng tak tega melihat tubuh mengenaskan Xiao Zhan. Dia mendekat dan meminta sang ayah menghentikan semuanya.
"Daddy, biarkan aku yang menyelesaikannya."
Tuan besar Wang mengangguk, menepuk pundak sang putra. "Hm, berikan dia pelajaran." Pria itu pun pergi. Mempercayakan Xiao Zhan pada Wang Zhuocheng.
Xiao Zhan masih dalam posisi tersimpuh. Tubuhnya bergetar hebat, keringat bercampur darah dan air mata menetes membasahi lantai kotor di bawahnya.
"Xiao Zhan, kau --" Wang Zhuocheng hendak mengulurkan tangannya ke arah pundak Xiao Zhan. Sebelum pemuda itu tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha .. kau puas sekarang??!! Apa kau juga ingin melakukannya? Cempat lakukan dan akhiri semuanya!" Xiao Zhan menunduk, menunggu Wang Zhuocheng mencambuk punggungnya yang penuh bekas luka.
"Tidak, aku tidak---"
Xiao Zhan memicing tajam ke arah Wang Zhuocheng. "Kalian semua iblis .. aku bersumpah, kau tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan seumur hidup mu!" Teriak Xiao Zhan.
Wang Zhuocheng terdiam, dia memang membenci Wang Yibo. Namun untuk membenci Xiao Zhan tanpa alasan itu sedikit tidak adil. Dia hanya tak terima jika ada orang lain yang dekat dengan adiknya. Siapapun yang menjadi bagian hidup Wang Yibo, dia harus menderita.
Xiao Zhan berusaha berdiri, melangkah tertatih dengan kaki bergetarnya. Mengambil kemeja miliknya dan memakainya.
"Shhh ..." Desis lirih Xiao Zhan, saat luka di punggungnya bergesekan dengan kain kemeja yang ia kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED [TAMAT]
FanficWARNING! 21++✓ YIZHAN ✓ MAFIA ✓ BxB ✓ M-PREG✓. Terjebak dalam sarang mafia, Xiao Zhan .. seorang pemuda tampan harus mengorbankan harga dirinya. Rela menjadi seorang pelacur, demi menyelamatkan sang ibu...