CH ¹¹

2.1K 155 3
                                    

÷
÷
÷

"Zhan-Zhan ..." panggil Wang Yibo di celah jendela kamar Xiao Zhan.

Xiao Zhan membuka kaca jendela kamarnya, "Ada apa?"

Mereka berdua tampak celingukan takut ada yang melihat dan melaporkan pertemuan mereka pada tuan besar Wang.

"Ikut denganku, ada yang ingin aku tunjukkan padamu." bisik Wang Yibo.

Xiao Zhan mengangguk dan keluar melalui jendela.

Mereka berdua pun pergi, berlari dalam kegelapan.

"Tuan, kau mau membawaku ke mana?" tanya Xiao Zhan, sedikit takut.

"Sebentar lagi kita sampai." Wang Yibo menarik jemari Xiao Zhan membawanya ke suatu tempat.

Beberapa menit kemudian mereka berhenti di bawah pohon besar, cukup jauh dari mansion Wang.

"Makam?" bingung Xiao Zhan.

Wang Yibo tersenyum, duduk di samping makam tersebut. Begitu juga dengan Xiao Zhan yang turut duduk di samping Wang Yibo.

"Mommy, selamat malam ..." Yibo mengelus batu nisan sang ibu.

Xiao Zhan hanya diam, melirik malas ke arah Wang Yibo. Apa-apaan pria ini? Kenapa dia membawa Xiao Zhan ke makam ibunya?

Wang Yibo meraih jemari Xiao Zhan. Lalu kembali menatap makam sang ibu.

"Aku pernah berjanji padamu, Mom. Jika aku menemukan belahan hatiku, aku akan membawanya bertemu denganmu."

Deg!

Xiao Zhan cukup tersinggung dengan ucapan Wang Yibo. Hei! Ucapan itu menjijikkan. Sampai kapanpun Xiao Zhan tidak akan pernah memberikan hatinya pada marga Wang.

Wang Yibo tersenyum sendu, menatap ke arah Xiao Zhan. Pemuda itu pun dengan teramat terpaksa membalas senyumannya.

"Mom, aku harap kau merestui hubungan kami."

Xiao Zhan menatap makam ibu Wang Yibo.

"Dan aku berharap anakmu hancur." (Batin Xiao Zhan)

Wang Yibo meremat erat jemari Xiao Zhan.

"Bantu aku, agar aku bisa membebaskan Xiao Zhan dari jeratan Daddy."

"Yeah, dengan begitu aku akan semakin mudah melenyapkan kalian." (Balas Xiao Zhan dalam hati, setiap kali Wang Yibo berucap).

Wang Yibo menitikkan air matanya, "Aku harap, aku bisa hidup lebih lama. Agar aku bisa bersama dengan belahan hatiku."

"Aku pun selalu berdoa di setiap jengkal langkahku, agar kau cepat musnah bersama keluarga mu!"

Wang Yibo tersenyum, meraih kedua tangan Xiao Zhan. Menatap lembut wajah datar pemuda cantik tersebut.

"Xiao Zhan, di depan makam mommy ku. Aku ingin mengikatmu, menjadikan mu milikku seutuhnya. Maukah kau berjanji padaku, dan bersedia menungguku untuk menuju jenjang kebahagiaan?"

Xiao Zhan terpaku, sejenak dia cukup terharu dengan kata-kata manis Wang Yibo. Namun seketika dia teringat akan bejatnya keluarga Wang yang dengan mudahnya merenggut kebahagiaan nya.

'Kau tak lebih dari sebuah perisai, Wang Yibo. Aku membutuhkanmu sebagai pelindung. Namun untuk cinta ... hah?! Itu cukup lucu ... untuk apa aku mencintai seseorang yang sebentar lagi akan berbeda alam denganku.'

"Hm," Angguk Xiao Zhan sebagai jawaban.

Wang Yibo tersenyum lebar, memeluk erat tubuh Xiao Zhan. "Terima kasih, terima kasih, Xiao Zhan ..."

Xiao Zhan diam, merasakan detakan kencang jantung Wang Yibo. Perasaan aneh berkecamuk di dalam hatinya. Antara benci, dendam, dan rasa haru, bercampur menjadi satu. Xiao Zhan tak dapat memastikan, perasaan mana yang paling mendominasi dirinya. Dia kehilangan arah, tak memiliki kepercayaan pada siapapun.

Wang Yibo mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam sakunya. Membuka kotak tersebut dan mengambil isinya. Sebuah gelang giok berwarna hijau.

"Ini gelang peninggalan mommy. Mommy pernah berpesan, untuk memberikan gelang ini pada calon pendamping hidup ku kelak." ujarnya, sembari memakaikan gelang indah tersebut ke pergelangan tangan Xiao Zhan. "Aku harap kau menjaganya dengan baik, Xiao Zhan. Mommy pasti sangat bahagia jika dia masih ada di dunia ini."

Xiao Zhan tersenyum, mengangguk sebagai jawaban.

"Zhan-Zhan, aku mencintaimu."

Xiao Zhan menarik tengkuk Wang Yibo tanpa memberikan jawaban. Melumat lembut bibir pria itu, mengalihkan pembicaraan.

Wang Yibo sedikit kecewa, dia berharap bisa mendengar jawaban yang serupa. Namun tidak, ah .. mungkin ini hanya perasaan Wang Yibo saja.

"Tuan, lihatlah ... mansion mu terlihat sangat megah dari sini."

"Hm, aku berjanji akan menjadikan mu ratu di dalam mansion itu suatu saat nanti. Apa kau berharap sesuatu yang sama?"

Xiao Zhan menatap datar bangunan megah di kejauhan sana. "Aku ingin menghancurkannya." gumam pemuda itu.

"Apa? Kau bicara sesuatu?"

"Tidak, lupakan. Ah, Tuan .. kita sudah cukup lama ada di sini. Jika tuan besar tau, kita akan mendapat hukuman."

Wang Yibo membenarkan ucapan Xiao Zhan. Dan memutuskan untuk kembali ke mansion Wang secepatnya.


.
.


Xiao Zhan diam-diam kembali menemui Liu Haikuan. Sedikit terkejut saat melihat para penjaga tergeletak tak sadarkan diri. Dan juga .. posisi Liu Haikuan yang saat ini berada di luar jeruji besi. Duduk angkuh bersandar di tembok, seraya menyesap sebatang rokok. 

"Xiao Zhan, kau datang? Kemarilah."

Xiao Zhan was-was, sungguh .. dia sangat takut.

Dengan hati-hati dia mendudukkan tubuhnya di samping Liu Haikuan.

Liu Haikuan menarik sudut bibirnya, "Kau terkejut? Heh .. ini kegiatan ku setiap malam. Aku bebas keluar masuk tempat ini."

"Bagaimana bisa?"

Liu Haikuan terkekeh kecil, "Kau lupa jika aku memegang satu anjing kecil penjaga mansion Wang?"

"Maksudmu?"

"Wang Zhuocheng." Liu Haikuan menoleh ke arah Xiao Zhan. "pintar-pintarlah memanfaatkan situasi. Di dunia ini hanya ada dua pilihan, dimanfaatkan atau memanfaatkan. Jangan pernah menggunakan perasaanmu, karena itu hanya akan membuat mu lemah." menunjuk dada Xiao Zhan.

Xiao Zhan menelan ludahnya berat.

"Em, Haikuan .. boleh aku bertanya sesuatu padamu?"

"Hm, katakanlah."

"Siapa sebenarnya dirimu?"

Liu Haikuan menghembuskan asap rokok pekatnya ke atas. Sebelum kemudian menjawab pertanyaan Xiao Zhan.

"Sudah aku katakan, aku ada di pihak mu." Liu Haikuan menatap santai wajah bingung Xiao Zhan. "aku partner rahasia tuan Xiao. Aku bertugas untuk menjaga tuan Xiao, sekaligus orang kepercayaan ayahmu. Namun, sekarang tuan Xiao sudah tidak ada, dan tugasku sekarang untuk menjagamu."

Xiao Zhan mengerutkan keningnya. "Daddy tidak pernah membicarakan dirimu."

Liu Haikuan tertawa ringan, "Kau masih terlalu polos, Xiao Zhan. Banyak yang tidak kau ketahui mengenai siapa sebenarnya ayahmu." Liu Haikuan mendekatkan wajahnya di samping telinga Xiao Zhan. "tuan Xiao bukan manusia biasa. Bahkan kedudukannya cukup setara dengan tuan besar Wang." Bisiknya.

Mata Xiao Zhan melebar. "A-apa maksudmu?"

"Belum waktunya untuk kau tau. Cukup ikuti arahan ku, kita akan menghancurkan neraka ini secepatnya. Tepat di hari ulang tahun tuan besar Wang."

Xiao Zhan semakin pusing dengan keadaan. Terlalu banyak teka-teki dalam kehidupannya. Namun yang jelas, dia setuju dengan ucapan Liu Haikuan. 'sebentar lagi neraka Wang akan hancur.'

TRAPPED [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang