Two

2 2 0
                                    

Hellow SkyFriends!👋✨

|

Langsung baca aja ya... jangan lupa Vote and Comment nya.

Thank you 🤍


Salam hangat dari Sky 💫



Happy reading


***

Dijam istirahat semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing, begitu juga dengan Jennie yang sibuk melamun sambil memegang gelang kesayangannya.

"Hai anak baru, sendirian aja nih. "

Jennie mendongak melihat tiga siswi yang sekarang mengelilingi nya. "Hai, kita belum kenalan ya? "

"Iya nih, kenalin, gue Alena. " Belum sempat Jennie menerima uluran tangannya, Alena sudah menarik kembali uluran tangannya.

"Gue Sherly. " Ucap siswi yang bersedekap dan berdiri disisi Jennie.

"Gue Lifya. " Lifya melihat gelang yang dipegang Jennie dan merampasnya. "Gue pinjam ya. "

Jennie mencoba untuk mengambil kembali gelangnya, namun Alena mendorongnya keras hingga terbentur ke dinding.

"Pinjem bentar doang, pelit banget sih lo, " Ucap Sherlly.

"Nanti kita balikin kok, kalo inget. " Mereka bertiga pergi meninggalkan Jennie yang hanya bisa menghela nafas.

Saat akan keluar kelas mereka dicegat oleh Arika. "Kalian gak bisa sehari aja gak ganggu orang lain?. "

"Kita gak ganggu kok, cuma kenalan aja. "

"Itu gelang gue, balikin! "

"Lo gak usah ikut campur! "

"Terserah gue mau ikut campur atau gak. Sini gelangnya! "

"Ets.. gak bisa. "

"Mau gelang ini? Ambil aja sendiri, " Lifya mengangkat gelang itu tinggi. Namun tubuh Arika yang lebih tinggi dari Lifya membuatnya mudah untuk mengambil nya.

"Pendek banyak gaya lo. "

Alena memukul lengan Lifya cukup keras. " Goblok! ngapain gitu sih. Lo kan pendek. "

"Benar-benar lo ya! " Geram Lifya berniat menjambak rambut Arika namun cewek itu menepis tangannya.

"Kalian pikir gue takut sama kalian? "

Alena menggeram,"Lo! "

"Apa? "

"Awas aja lo nanti! " Alena pergi dengan sengaja menabrak bahu Arika begitu juga dengan Sherly dan Lifya.

Arika menghampiri Jennie dan melempar gelang Jennie diatas mejanya. "Tuh gelang lo, lain kali lawan gak usah takut. Mereka kalau dibiarin makin jadi. "

"Bukan takut, tapi males ribut aja. "

"Tapi mereka yang suka nyari ribut, dan kalau gak diladeni mereka bakal ngerasa menang, " Ujar Arika dengan dongkol.

Hembusan nafas terdengar, Jennie memakai kembali gelangnya. "Biarin aja lah rik. Lagi pula, gue kan orang baru disini, jadi gak bisa lah main cari ribut gitu aja. "

Arika berdecak malas,"Sebenarnya gue udah muak sama kelakuan mereka, tapi susah banget bikin mereka kapok. "

"Kenapa gak laporin ke bk aja? Kata lo kan pak Arib orangnya adil. "

"Udah berkali-kali mereka dapet hukuman, dan yang terakhir diskors selama seminggu. Tapi tetap aja, gak ada kapoknya. "

Jennie bersandar pada kursi. "Kenapa gak langsung dikeluarin aja sih? Mereka kan meresahkan. "

"Gak bisa, bokapnya Alena temannya kepsek. "

Kali ini Jennie terdiam, ia paham bagaimana kuatnya kekuatan orang dalam.

"Ya gitulah kalau punya orang dalam plus punya duit. Apapun bisa diselesaikan. "

"Bener sih. " Jennie mengangguk setuju.

Dibalik Dinding SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang