Arika mendekat ke arah Alena lalu mencengkram bahunya membuat Alena tersentak. "Lo mau apa sih!? "
Arika tidak menjawab lalu mendorong Alena hingga masuk ke bilik toilet. Ia memaksa Alena untuk duduk atas closet duduk dan menahannya agar tidak berdiri.
"Maksud lo apa sih!? " Alena berusaha bangkit, namun Arika menahannya dengan kuat.
"Diem! Gue cuma mau lo ngerasain apa yang lo lakuin sama temen-temen gue. "
Arika mengambil minuman dinginnya lalu menyiramkannya ke kepala Alena.
"Arika! Macem-macem lo sama gue ha!? "
Arika hanya tertawa, lalu keluar dari bilik toilet."Selamat cari solusinya. " Ia pergi keluar.
"Arika!! " Alena bangkit dari duduknya, namun ternyata didudukkan closet itu terdapat lem dan membuat roknya kini robek.
Alena ingat, ini adalah hal yang sama yang ia lakukan pada Jennie kemarin. Dan ancaman Arika kemarin kini benar-benar terjadi.
Umpatan-umpatan telah keluar dari bibir Alena saat ini. "Damn! "
******
"Gak kerasa udah tiga minggu lo sekolah disini. " Arika berdiri dan merogoh sakunya. "Gue mau ke kantin, lo mau ikut atau nitip? "
Jennie menggeleng,"Enggak makasih, gue bawa bekal kok. " Arika mengangguk lalu pergi.
Jennie membuka bekalnya dan sudah bersiap untuk makan.
"Hai, masih inget gue? " Tanya seseorang tiba-tiba duduk dikursi Arika yang berada didepan Jennie.
"Azriel kan? Inget lah, kan kita sekelas. "
"Iya, gue Azriel. Ketua osis, jadi kalau ada apa-apa lo bilang aja sama gue. "
"O-oke... " Jennie meletakkan sendok nya kembali dan mengurungkan niatnya untuk makan.
"Oh ya, kalau boleh tau, kenapa lo pindah ke sini? "
"Gue ikut orang tua gue, mereka ada urusan disini. "
Azriel mengangguk paham."Emang lo gak tau kalau disekolah ini pernah ada kasus? "
Jennie mengerutkan keningnya,"Kasus? "
"Iya, dulu pernah viral, lo beneran gak tau? "
Jennie menggeleng. "Kasus apa? "
"Satu tahun lalu ada kasus soal siswa yang bunuh diri. "
Mendengar itu membuat Jennie terkejut,"Bunuh diri? Karena apa? "
"Katanya sih karena stress, tapi alasan itu belum pasti sampai akhirnya kasus itu ditutup sama pihak sekolah."
"Kenapa ditutup? "
Azriel mengedikkan bahunya. "Mungkin pihak sekolah takut itu mempengaruhi reputasi sekolah. "
Jennie diam memikirkan apa yang dikatakan Azriel tadi.
"Lo deket sama Arika kan? "Tanya Azriel membuyarkan pikiran Jennie.
"Iya. "
"Saran gue jangan terlalu dekat deh. "
Ucapan itu membuat Jennie yang memakan bekalnya reflek mendongak. "Kenapa? "
"Ya jaga-jaga aja. "
Jennie menjadi tidak mood makan dan menutup bekalnya.
"Lo juga jangan deket-deket sama Rendy, murid yang duduk dibangku kedua itu. " Azriel menatap siswa yang ia tunjukkan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Dinding SMA
Teen FictionBunuh diri atau dibunuh? Hal itu yang mengganggu pikiran Jennie hingga ia memutuskan mencari tahu sendiri. "Terlalu kepo itu gak baik. "--- Someone.