chapter 15

6.9K 409 57
                                    

Alan merasa bersalah karena dia memaksa bintang, tapi dia memang tidak bisa menahannya lagi, Alan hanyalah seorang laki-laki normal  yang mempunyai hawa nafsu, apalagi terhadap bintang orang yang paling dia cintai. Melihat bibir mungil bintang saja sudah membuatnya sangat terangsang.

Setelah bintang pergi Alanpun mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada bintang.  'Bintang, aku beneran minta maaf, aku khilaf, aku gak bisa kontrol tubuh aku, sayang kamu gak marahkan? Aku salah, aku gak bakal lakuin hal yang gak kamu mau lagi.' itulah isi pesan yang Alan kirim.

Alan yang frustrasi memutuskan pergi ke bar untuk minum. Alan mulai memesan minuman dengan kadar alkohol yang tinggi yang bisa membuatnya cepat mabuk.

Saat Alan sedang asik minum ada seorang wanita menghampirinya, yang tidak lain adalah viona.

"Alan, kamu ngapain sendirian disini?" Ucap viona duduk disebelah Alan.

Alan hanya diam, dia enggan menjawab pertanyaan viona.

"Bukannya kamu hari ini ultah ya? kamu lagi ada masalah?" Tanya viona lagi yang masih penasaran.

Alan sedikit terganggu dengan kedatangan viona. "Bukan urusan lo" Jawab dingin Alan.

Viona melihat keadaan Alan yang sudah mabuk. Pikirnya, ini kesempatannya untuk merayu Alan.

Vionapun menyentuh paha atletis Alan, diapun mulai mengelus paha itu yang berakhir di tempat yang seharusnya tidak dia sentuh.

"Kalo kamu lagi ada masalah aku bisa bantu kamu Alan, setidaknya untuk sesaat kamu akan lupa sama masalah kamu" Viona mulai merayu dan meyakinkan Alan.

Alan yang sedang mabukpun sangat sensitif, sentuhan viona membuatnya sedikit terangsang.

Alanpun segera menarik tangan viona, dan membawanya kemobilnya.

Viona tersenyum, dia tau jika Alan sedang mabuk dia sangat sensitif.

Setelah sampai di apartement. Alanpun menarik viona dengan terburu-buru. Setelah sampai pintu kamar Viona pun mulai menjilati leher Alan.

Merekapun masuk kedalam kamar, karena terburu-buru mereka tidak melihat jika pintunnya tidak tertutup karena terhalang sepatu yang membutnya tidak terkunci.

Alan membuka baju dan celananya, kini yang tersisa hanya celana dalamnya, begitupun Viona.

Tanpa aba-aba Alan memasuki miliknya yang membuat viona kesakitan yang membuatnya mendesah nikmat. Ini yang viona suka dari Alan, milik Alan sangat besar berbeda dengan ukuran orang yang dia temui. Selain itu juga, ketampanan dan tubuh atletis Alan yang membuatnya semakin terangsang melihatnya.

Setiap hentakan Alan, vioan hanya mendesah pasrah karena itu sangat nikmat. Di sela-sela kegiatan itu Alan melihat ke arah depan, dan dia sangat terkejut, dia melihat bintang didepannya dengan raut wajah terkejut juga terlihat sedang menahan tangis. Sejak kapan bintang masuk? pikirnya.

Alanpun mengambil celana dalam dan memakainya, diapun dengan cepat mengejar Bintang, hingga tepat di depan lift Alan berhasil memegang tangan Bintang.

"Aku bisa jelasin" Ucap Alan.

Bintang menahan tangisnya. "Aku gak butuh penjelasan kamu, Mulai Sekarang kita gakda hubungan apa-apa lagi Alan" Ucapnya dengan lantang.

Mendengar ucapan bintang membuat emosi Alan memuncak  "Bilang apa kamu? Tarik ucapan kamu Bintang!!" Teriaknya.

Bintangpun menampar pipi Alan. "Kamu sadar gaksi, kamu udah nyakitin aku Alan!  Aku mau hubungan kita berakhir!!"  Biintangpun hendak masuk lift namun alanpun ikut masuk kedalam lift.

Alanpun mencekram dagu bintang dengan kasar. "Gak, hubungan kita gak bakal berakhir bintang. Kamu milik aku selamanya. Kamu boleh tampar aku sepuasnya tapi aku gak bakal lepasin kamu sampai kapanpun" Ucapan Alan yang pelan namun penuh penekanan didalamnya membuat bintang takut.

Tubuh bintang gemetar, dia takut melihat sisi Alan yang seperti ini. "Kamu bukan Alan yang aku kenal lagi, jadi tolong lepasin aku dan jauhin aku!" Ucap Bintang.

"Aku kaya gini karena kamu bintang, Aku gak mau kamu ninggalin aku, Aku ngaku salah, aku bodoh main sama viona. Tapi itu juga karena kamu gak bisa ngasih itu ke aku, aku juga laki-laki normal bintang, aku juga punya hawa nafsu. Aku terpaksa main sama dia. Dan maaf aku khilaf, aku gak bakal lakuin itu lagi, jadi tolong maafin aku bintang, please maafin aku." Mohon Alan, matanya mulai mengeluarkan air mata.

"Maaf Alan, Aku gak bisa. Mulai sekarang tolong jauhin aku" Ucap Bintang lembut, dia tidak bisa menahan isak tangisnya, dadanya benar-benar sangat sesak.

Emosi Alan semakin memuncak tangannya tertuju ke leher bintang lalu mencekik leher cantik itu. "Kamu siapa?!! sampe berani mutusin aku!?". Setelah mengatakan itu Alan dengan kasar mencium bibir lembut bintang dengan sangat brutal, dengan tangannya yang masih menceckik leher bintang hingga membuat bintang kehabisan nafas.

Pandangan Bintang mulai gelap karena kehabisan nafas.

Bintangpun tidak sadarkan diri, Alanpun menggendong tubuh Bintang ke apartamentnya dan mengusir Viona.

Alan merebahkan tubuh Bintang kekasur. Setelahnya, Alan mulai membuka pakaian Bintang hingga hanya tersisa celana dalam Bintang.

Alan menelan air liurnya saat melihat Pujaan hati didepannya tidak memakai busana. Pikiran kotor Alan mulai menguasai dengan pengaruh alkohol juga semakin membuat Alan gila.

Alan mulai menjilati dan menggigit tubuh Bintang hingga meninggalkan banyak sekali bekas ditubuhnya itu.

Setelah puas Alanpun menutupi tubuh Bintang dengan selimut, dia bisa saja memperawani bintang sekarang, tapi dia masih mempunyai otak, dia tidak sebejat itu memperkosa orang yang dia cintai dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Setelah berhasil menutupi tubuh bintang dengan selimut, Alanpun memeluk tubuh bintang dan masuk kedalam selimut yang sama.

"Kamu milik aku selamanya sayang" Ucap alan mencium kening bintang, lalu ikut tertidur dipelukan bintang.

•••





Perlahan Bintang membuka matanya, tubuhnya terasa berat karena tertindih. Bintangpun melihat kesamping dan dia terkejut melihat Alan yang tidak berpakain sedang memeluk erat tubuhnya.

Ingatan-ingatan semalam muncul, dia ingat terkahir Alan mencekiknya.

Sekarang Bintangpun sadar dia tidak memakai pakaian, dan saat melihat tanganya dia sangat terkejut karena tangannya banyak sekali kiss mark.

Alan membuka matanya karena terganggu objek yang dipeluknya.

"Selamat pagi sayang" Ucap Alan.

Tubuh Bintang seketika gemetar mendengarnya. Dia baru sadar ternyata Alan seorang Psikopat gila.

"Alan apa yang kamu lakuin sama aku semalem!" Berontak Bintang sembari mendorong tubuh Alan untuk menjauhinya.

"Aku cuma cium kamu doang ko, gak lebih, kamu gak usah khawatir sayang".

Bintang berdiri dari tidurnya, diapun duduk di tepi kasur. "Alan please, aku mohon jauhin aku sekarang, Aku gak mau berurusan Lagi sama kamu"

Alanpun ikut duduk ditepi kasur, lalu memegang tangan bintang. "Bintang aku ngaku salah, semalam aku mabuk, aku  gak terlalu sadar bintang, please kasih kesempatan satu kali lagi sama aku, okee?"
Ucap Alan tulus memohon.

"Maaf Alan, kayakanya aku gak bisa, kita gak cocok Alan, Aku gakbisa ngasih apa yang kamu mau, tolong hargain kemauan aku." Bintang sangat yakin dengan perkataannya. Walaupun dia masih mencintai Alan tapi dia tau apa yang terbaik buat hubungan ini.

"No no no please bintang, aku gak mau denger itu" Alan memeluk tubuh bintang,  pelukan itu terasa sangat lembut dan hangat.

Air mata Alan mulai menetes mebasahi pipinya. "Tolong Bintang, Kasih kesempatan satu kali aja buat aku, tolong..." Ucap Alan tulus, dengan nada lembut.

•••



TBC.

Jangan lupa vote & coment


























Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALAN [bl story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang