chapter 04

11.7K 849 11
                                    

Selama di perjalanan tidak ada percakapan, hanya saja bintang memandangi wajah alan yang menurutnya sangat tampan.

Merekapun sampai di kediaman bintang.
Bintangpun turun dari mobil alan " makasih udah nganterin, gw masuk ya" tanpa menunggu balesan alan, bintang bergegas pergi meninggalkan alan yang masih di gerbang rumahnya.

Setelah bintang pergi alanpun memutuskan kembali kepesta rasya.

•••

Setelah sampai dikediaman rasya alanpun bergegas masuk dan mencari viona.

"Alan, kamu habis darimana?" Tanya viona ketika alan mendekatinya"

"Gak kemana-mana" Alan menarik pinggang ramping viona kedalam pelukannya, "vi, gw pengen lanjutin yang tadi" bisik alan pada viona.

"Jangan disini mending di mobil aja, takut ada yang ganggu kaya tadi" balas viona menggoda, tangannya turun menyentuh penis alan"

"Oke" Alanpun menggendong tubuh viona ala bridal style menuju mobilnya.

Setelah masuk, alan langsung membuka pakaiannya hingga menyisakan celananya, kini badan kekar alan terlihat jelas.

Badannya yang sixpack membuat viona semakin basah. Vionapun menarik celana dalamnya dan membuangnya asal, setelahnya viona duduk di pangkuan alan, diapun mulai membuka sleting celana alan dan mengeluarkan penis alan, kini terlihat jelas batang kekar itu, Viona dengan cepat memasukanya kedalam vaginanya yang sudah sangat basah.

"Ahhh~" desah viona saat penis alan masuk pada vaginanya, kini vionapun mulai bergerak maju mundur, dan bergerak atas bawah, Penis alan benar-benar sangat nikmat.

"Alan, cium gw lan ahhh~" pintah viona tak henti bergerak, alanpun mulai menciumi bibir viona dengan lembut.

Saat alan menutup matanya, Gilanya alan malah membayangkan wajah bintang, "Sialan, kenapa gw malah ngebayangin tuh banci" Batin alan. Tapi alan heran, semakin dia membayangi bintang semakin membuatnya terangsang.

Setelah 40 menit alanpun merasa dirinya akan keluar, dengan masih membayangkan wajah bintang, penis alan sudah mulai berdenyut hebat dan.... "sialan lo banci" Ucap alan saat spermanya keluar di vagina viona.

"Kamu bilang apa tadi?" Ucap viona, yang masih lemas.

"Gak" jawab alan.




•••

Hari ini adalah hari senin, seperti biasanya sekolah mengadakan upacara rutin, kini siswa dan siswi sudah berbaris rapih, Bintangpun sama, kini dia baris di barisan belakang, karena dia adalah PMR, berjaga jika ada orang yang sakit atau pingsan.

Saat di sela-sela pembacaan UUD seorang guru menarik 5 siswa kelapangan, Siswa itu tidak lain adalah Alan, Dion, Rasya, Alex, dan ibom.

"Mereka kenapa?" Ucap bintang pelan pada alya,
"kayaknya ketauan mau bolos deh" Jawab alya pelan.

"Heran deh, apa untungnyasi bolos" ucap bintang pelan pada dirinya sendiri

Upacarapun selesai, semua siswa-siswi kembali kekelasnya masing-masing terkecuali alan, dion, rasya, alex, & ibom. Mereka masih melanjutkan hukumannya.

•••

Waktu begitu cepat kini bell istirahat sudah berbunyi, para siswa-siswi girang menuju kantin, karena ini waktunya makan siang.

Biasanya bintang pergi kekantin saat istirahat, tapi karena sekarang dia membawa bekal jadi memutuskan makan siang di rooftop sekolah sembari menikmati angin.
Kini bintang sudah duduk di kursi rooftop, dia mulai memakan bekalnya, dengan lahap bintang memasukan makanannya kedalam mulut mungilnya.

Makanannyapun habis, tapi dia memutuskan tetap di rooftop, "lagian bellnya masih lama 'batinnya.

Di sela-sela bintang menikmati angin, tiba-tiba ada seseorang yang datang, mereka adalah Varo,dias, dan erik. Mereka adalah geng pembully, selain geng raja mereka juga sangat mengerikan karena sering membully orang, terlebih mereka bertiga berasal dari keluarga kaya.

"Eh ada neng bintang, udah lama ya gak ketemu makin cantik aja" ucap varo. Dia mulai mendekati bintang yang kini sedang gemetar ketakutan. Sebenarnya bintang pernah satu kelas dengan mereka saat smp, jadi bintang tau betul bagaimana sifat brengsek mereka bertiga.

"Maaf, gw mau kekelas, bisa minggir gak?". Dengan gemetar bintang mencoba pergi dari tempat itu, bintang tidak mau berurusan dengan mereka.

Varo menarik lengan mungil bintang. "mau kemanasi neng, buru-buru amat, sini dulu lah temenin abang."

"Sakit lepasin, gw mau kekelas." Bintang mulai takut karena varo mulai menyentuh dirinya.

"Bintang, bibir lo cantik, sepongin punya gw dong" kini dias mulai mendekati bintang sembari memegang bibir cantik bintang.

"Kalian gila!, lepasin, gw bakal laporin perbuatan kalian ke bk" bintang mendorong tubuh dias dan varo agar menjauh.

Kini erikpun mulai mendekat, tiba-tiba dia meremas pantat bintang " inikan yang lo mau" bisiknya pada bintang.

"Bangsat!!" bintang menampar pipi erik, dengan sigap erik menarik tangan bintang dan menariknya menuntun ke penisnya. "Sialan jangan munafik lo bintang, lo mau inikan? jadi gausah munafik" ucap erik menuntun tangan bintang untuk mengelus-elus penisnya yang masih dibaluti celana abu-abu.

"Lepasin gw" Bintang tak henti memberontak sembari menangis, tapi naas itu percuma, karena tenaga mereka jauh lebih kuat.

Erikpun hendak mencium bintang.

"bangsat!!" Teriak Alan yang baru saja datang.

Bintang senang saat melihat alan datang.

Alan mendekat dan Alan langsung memukul kepala erik hingga erik terjatuh lemas.

Alanpun mulai memukul varo, dan dias. Melawan mereka tidak terlalu sulit, kini mereka bertiga terkujur lemas dan memutus pergi dari rooftop.

Bintang masih terkejut atas kejadian tadi, dia menangis hebat.

"Lo tenang, gw ada disini kok, lo gausah takut lagi" ucap alan mencoba menenangkan bintang yang terisak hebat, terlihat jika bintang sangat ketakutan.

'Gw bakal hancurin tubuh lo semua' batin alan.

Bintangpun memeluk tubuh alan "gw takut, kalo mereka nyamperin gw lagi gimana?" Ucap bintang pada alan sembari terisak di dada bidang alan.

"Lo tenang aja, gw bakal jagain lo, oke!." Ucap alan. Entah kenapa dia sangat senang saat bintang memeluknya dan menangis di dada bidangnya, alan merasakan euphoria dan jantungnya merasa berdegup dengan cepat. "Apa gw suka sama bintang?" Batin alan. Karena saat melihat bintang di hendak dicium erik, hatinya sangat marah dan kesal, namun saat bintang memeluknya, hatinya mulai tenang tapi juga berdegup kencang.

"Gw anter ya ke kelas lo?" Tanya alan.
"Makasih". Kini alan mendampingi bintang menuju kelasnya, alan khawatir bintang akan diganggu lagi.

"Makasih, lo boleh pergi, disini udah aman ada cctv" ucap bintang setelah mereka sampai dikelas.

"Sebelum gw pergi, gw boleh minta nomor lo gak?" Tanya alan sembari menyodorkan handphonenya, "boleh" bintangpun mengambil hp alan dan memasukan nomornya.

"Sekali lagi makasih" ucap bintang, "okee, gw pergi" ucap alan sembari mengusap lembut rambut bintang dan setelahnya bergegas pergi.



Tbc.

Jangan lupa vote & coment

ALAN [bl story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang