BAB 2 DIA MENYATAKAN CINTA

14 0 0
                                    

Sore itu banyak yang hadir mengucapkan selamat pada Haikal karena telah menyelesaikan sidang skripsinya. Mereka semua berfoto dengan penuh ekspresi bahagia.

"Selamat Bro! Segera selesaikan revisi lalu cari kerja untuk bisa melamar anak orang!", kata salah seorang kawannya.

Haikal tersenyum sembari tersipu karena seketika mengingat kembali sosok Mesty. "Doakan lah Bro! Kasian anaknya orang kalau nunggu lama-lama kan ya?!", balas Haikal, lalu keduanya pun kembali tertawa.

Ah temannya tadi berhasil memantik ingatan Haikal tentang Mesty. Maka Ia sempatkan untuk menyusuri fakultas ilmu sosial dan hukum UNS. Ia terus berjalan sampai ke jurusan komunikasi. Secara random Ia berjalan-jalan di sekitar situ, berharap bisa menemukan sosok Mesty. Benar saja, ada Mesty disana. Terlihat di lorong kelas Mesty sedang berkumpul bersama teman-temannya. Haikal hanya bisa diam terpaku. Tidak punya kesempatan yang pas untuk sekedar menyapa gadis itu. Ia tidak bisa menemukan jawaban jika Mesty bertanya "sedang apa Mas disini?". Mana mungkin Haikal menjawab "karena Aku rindu kamu!"?

Menurut Haikal, daripada memikirkan bagaimana cara menyatakan cinta yang tepat kepada Mesty, lebih baik Ia segera menyelesaikan revisi skripsinya hingga resmi dinyatakan lulus oleh kampus. Lelaki semester akhir itupun berbalik arah, berjalan dengan setengah menyesal, menyayangkan keberaniannya yang tidak utuh. Ia berjalan sambil menguatkan lagi prioritas hidup di depan matanya, tentu saja prioritasnya adalah lulus tepat waktu dan segera mencari kerja. Lalu dimana bagian menyatakan cinta pada Mesty? Mungkin Ia baru berani memikirkannya kembali setelah menyelesaikan semua revisinya.

Sampai revisinya telah selesai pun Haikal belum menemukan momen yang tepat untuk menyatakan cintanya. Jadwal wisuda pun telah didapat. Satu bulan lagi Ia akan wisuda. Akhirnya Ia memutuskan untuk mengirim pesan pada Mesty.

Assalamualaikum Mesty. Ini Haikal Kimia UNS. Apa kamu masih mengingatku? Aku butuh mengakatakan suatu hal ke kamu. Apakah mengganggu waktumu?

Mesty baru membuka pesan tersebut di malam hari. Tentu saja Ia mengingat kakak tingkat yang pernah Ia kagumi dulu. Menurutnya Haikal ini lucu sekali. Ya mana bisa lupa, secara mereka berdua sudah terhubung di Whatsapp sejak beberapa tahun lalu, memang sih Haikal jarang bahkan hampir tidak pernah membuat story, tapi Mesty sering melihat storynya dilihat oleh Haikal. Mesty pun segera membalas pesan tersebut.

Waalaikumsalam wr wb Mas Haikal. Iya Mas, Saya masih ingat. Tidak mengganggu waktu saya Mas, ada apa Mas Haikal?

Haikal membalas pesan itu untuk menyatakan cintanya,

Mesty, sebenarnya Aku sudah lama menyukaimu, namun belum ada kesempatan yang pas untuk Aku mendekatimu. Satu bulan lagi adalah waktu wisudaku. Setelah mendapatkan ijazah Aku berencana untuk segera mencari kerja. Bolehkah Aku mengusahakan kamu untuk Aku nikahi suatu saat nanti?

Setelah membaca pesan itu Mesty merasa sangat kaget. Ia tidak menyangka sama sekali bahwa kakak tingkat yang pernah Ia sukai ternyata juga menyukainya, bahkan Mesty tidak sampai berani meneruskan perasaannya, takut rindu, nanti malah merepotkan diri sendiri. Tapi Haikal malah sekuat itu menyimpan rasa untuk Mesty selama beberapa tahun ini. Spontan saja Mesty beranjak dari duduknya sambil loncat kegirangan, tertawa, dan hatinya berbunga-bunga. Lalu bagaimana cara membalasnya? Mesty malah takut terlalu terlihat girang saat membalas pesan Haikal. Jadi ia sengaja menundanya sebentar, agar pesan yang Ia ketik bersifat lebih netral. Tiga puluh menit kemudian, Mesty baru bisa membalas pesan Haikal.

Mas Haikal sebelumnya terimakasih sudah mengingat Mesty. Selamat juga uda menyelesaikan skripsinya. Semoga acara wisudanya lancar dan Mas Haikal bisa segera mendapatkan pekerjaan sesuai harapannya Mas Haikal.

Mas Haikal, sejujurnya Mesty juga menyukai Mas Haikal sejak pertama kali bertemu, namun karena merasa tidak pantas, jadi Mesty memilih untuk menghentikan rasa suka itu, takut nanti malah repot sendiri karena rindu.

Tidak lama setelah Mesty mengirim pesan, Ia menerima balasan dari Haikal.

Mesty, terimakasih doanya.

Wah andaikan dulu aku bisa menyatakan perasaanku lebih awal, pasti jarak kita sekarang tidak akan sejauh ini. Aku belum punya alasan yang tepat untuk mendekatimu saat itu. Jadi apa sekarang kamu mau menerima perasaanku?

Mesty diam sejenak. Alasan? Haikal belum punya alasan untuk mendekatinya? Padahal beberapa kali Ia sering menjumpai Haikal ada di fakultasnya. Itu yang membuat Mesty cukup agak kesulitan meredam rasa sukanya pada Haikal. Tiap Ia melihat Haikal, ada rindu yang Ia tepis. Mengapa tidak mencoba untuk sekedar menyapa, tanya kabar, atau apalah. Ia jadi heran sendiri sembari tertawa kecil.

Apa belum cukup untuk meyakinkan Mas Haikal setelah Mesty bilang bahwa Mesty juga sudah menyukai Mas Haikal sejak dulu?

Begitulah jawaban Mesty. Seketika Ia mengingat pengalamannya dulu. Saat Ia masih SMA. Sebagai gadis yang sedang mencari jati diri dan mencari sosok panutan untuk dicontoh, Ia pernah terjerumus dalam hubungan toxic. Sebut saja Mr S. Sosok senior dalam organisasi yang awalnya Ia hormati dan ingin menjadikannya contoh. Kali ini Ia merasa lebih tenang, karena dicintai oleh orang baik. Harga dirinya yang sempat jatuh, terasa kembali berharga setelah merasa dicintai oleh Haikal. 

Aku MencintaikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang