Memang tak ada yang tau jalan takdir kehidupan seseorang ke depannya bagaimana.
Begitupun dengan nasib Shelita, gadis itu kembali mengambil cuti berkerja karna asam lambungnya kembali kambuh.
Memaksakan dirinya untuk pergi ke puskesmas lantaran dirinya tak kuat menahan rasa sakitnya lagi.
💫🐳💫
"Lu tumben ngga tantrum belum ketemu sama doi?" Sang empu hanya berdehem singkat. Tak ada niatan untuk menimpali pertanyaan rekan sekaligus sahabatnya itu.
Sementara pemuda yang mengajukan pertanyaan memilih pergi, sebab dia ada visit pagi ini.
Adrian, pemuda itu menepuk bahu sahabatnya. Lalu menyodorkan ponselnya dengan kondisi layar menyala.
"Kemaren dia makan seblak lagi," pernyataan singkat tersebut membuat Lean yang mencoba mengacukkan gadisnya, kembali terusik.
Ketenangan Lean yang hanya 20% terkikis perlahan. Namun dia sadar harus profesional dalam karirnya.
Lean yang tengah berjaga di UGD dengan gesit melayani pasien dengan ramah.
Lean tak sendirian, pemuda itu di dampingi oleh suster. Suster yang mendampingi Lean terlihat terampil dalam memasangkan infus di punggung tangan pasien.
Lean, dan teamnya terlihat sangat kompak dalam berkerja. Terlebih seorang perawat perempuan, atau biasa di panggil Suster.
Lean kembali berjalan ke ruangannya ketika UGD kembali senggang. Pasien kali ini tak seramai biasanya.
Sangat berbeda dengan isi pikiran Lean yang sibuk berkelana memikirkan kekasihnya.
"Bagaimana keadaan kamu sekarang, yang?" lirihnya dengan guratan kegusaran yang samar-samar terlihat.
Sementara tiga perawat yang menjadi team Lean tersenyum menggoda salah satu rekannya.
"Aduh, couple goal banget ngga sih?" Salah satu dari ketiga perawat itu bersemu. Tak bisa menyembunyikan salah tingkahnya.
"Cowonya dokter, cewenya perawat. Best, pasti bakal langsung di restui sama orang tua dokter Kavian," hanya senyuman tipis yang terlihat.
Dalam hati, salah satu perawat tersebut berharap jika Kavian juga menyimpan perasaan kepada dirinya seperti yang di ucapkan oleh para rekan kerjanya.
"Kelihatan banget kalau dokter Kavian itu hanya sama kamu tau, semoga cepat confes," obrolan itu masih berlanjut.
Bahkan aura kebahagiaan terasa jelas di sana, tak ada tanda-tanda kepura-puraan. "Tuan, dan nyonya juga kayak kelihatan dukung kamu sama putra bungsunya itu." Godaan demi godaan masih berlanjut.
💫🐳💫
Shelita memutuskan pergi ke rumah sakit tepat pukul 15.00, gadis itu kembali merasakan sakitnya tak kunjung mereda.
Sebenarnya dokter di puskesmas sudah menganjurkannya untuk rawat inap, namun dengan bandelnya dia menolak.
Dan yap, inilah akibatnya. Walaupun begitu gadis itu sama sekali tidak mau menghubungi sepupu serta keluarganya karna takut menyusahkan.
Tubuh lunglainya perlahan turun dari mobil yang dia pesan lewat aplikasi ijo.
"Si nengnya mau saya bantu?" Shelita menolak dengan halus tawaran driver online yang mengantarkannya. "Terima kasih, pak. Saya masih kuat kok,"
Kepalanya kian serasa berputar, ulu hatinya sangat panas, mual kian meningkat, dan sekarang di tambah dia kesulitan dalam bernafas.
Untung saja rumah sakit sudah tak ramai, jadi memudahkan gadis itu untuk mendaftar.

KAMU SEDANG MEMBACA
ORANG YANG TEPAT
Storie breviSetelah putus, langsung di nikahi hanya karna posting story jalan dengan cowo lain? Terdengar gila, tapi itu realitanya. Leandro itu gila, Leandro itu terlalu mengekang, Leandro terlalu licik! Itulah penilaian Shelita. Hubungan kandas hanya karna ke...