Seandainya aku bisa berbahasa hewan. Aku mungkin tidak akan kesal oleh anjing-anjing yang menggonggong di malam hari.
Meskipun aku bisa bahasa mereka, aku tidak yakin apa aku bisa paham alasan kenapa anjing-anjing itu menggonggong. Aku penasaran. Jangan-jangan mereka sendiri, justru mempertanyakan alasan kenapa mereka menggonggong?
Seperti halnya aku yang manusia, aku tidak tahu kenapa banyak orang yang menggonggong dan kenapa mereka begitu menyukainya. Apa sebenarnya yang membuat mereka menggonggong? Mungkin aku harus menggonggong juga agar bisa memahaminya.
Jika begitu, aku akan mulai menggonggong; Aku manusia paling benar, aku benci pada siapapun yang berbuat kesalahan, aku tidak akan memaafkannya. Aku ini tidak punya kesalahan, aku selalu punya pendapat yang tidak bisa dibantah, aku selalu melakukan tindakan yang tepat tanpa celah, siapapun yang meragukan ku hanyalah sampah.
Bagaimana aku sudah menggonggong dengan benar? Apa bahasa ku kurang menggigit? Lalu apakah anjing menggonggong kan hal seperti itu juga? Jadi apa bedanya anjing dengan manusia? Atau malahan apa yang anjing gonggong kan tidaklah serendah dengan yang di gonggong kan oleh manusia?
Ini sungguh membuatku penasaran. Aku benar-benar ingin tahu jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Absurd
Non-FictionSetiap orang mempunyai omong kosongnya masing-masing dan ini merupakan kumpulan omong kosong yang ditemukan di ruang gelap di setiap malam.