sayang dalam keheningan (end)

Bab 1

~ lagu hanya untuk mengiringi ketika membaca ~

Awal karier Indra di Talkpod

Suasana pagi di Sumatra Utara terasa segar dan cerah saat Indra melangkah masuk ke studio radio lokal tempatnya bekerja. Sebagai seorang laki-laki muda yang penuh semangat, Indra telah mengabdikan dirinya untuk memberikan hiburan dan informasi kepada pendengar setia di wilayahnya. Suaranya yang merdu dan kecerdasannya dalam berbicara membuatnya menjadi favorit di antara pendengar radio tersebut.

Namun, di suatu pagi yang cerah, kehidupan Indra berubah secara tak terduga. Saat sedang mempersiapkan siaran pagi yang rutin, seorang produser dari Jakarta menghubunginya melalui telepon. Dengan gugup dan penuh kekaguman, produser tersebut memberitahunya bahwa dia telah mendengar siaran radio Indra dan terkesan dengan bakatnya. Produser itu menawarkan Indra untuk menjadi salah satu host di sebuah talkshow YouTube yang sedang naik daun, bernama "Talkpod".

Indra merasa seperti berada di awan sembilan. Tawaran tersebut tidak hanya menandai langkah besar dalam kariernya, tetapi juga merupakan pengakuan atas bakatnya yang telah lama ditunggu-tunggu. Dengan hati berdebar-debar, Indra menerima tawaran tersebut dengan antusiasme yang tak terbatas.

Saat Indra mengumumkan keputusannya kepada rekan-rekannya di studio radio lokal, suasana menjadi gemuruh. Mereka memberikan selamat dan memberikan dukungan penuh pada Indra, meskipun sedikit sedih harus kehilangan sosok yang begitu berharga. Namun, di balik keceriaan mereka, ada juga rasa bangga dan haru karena melihat teman mereka mewujudkan impian besar.

Dengan penuh semangat dan harapan baru, Indra memulai perjalanan baru dalam kariernya. Perpisahan dengan studio radio lokal bukanlah akhir dari perjalanan Indra, tetapi awal dari petualangan yang lebih besar dan menarik di panggung yang lebih luas, sebagai salah satu host dari "Talkpod".

☁️

Ketika langkah-langkah Indra memasuki studio "Talkpod" untuk pertama kalinya, jantungnya berdebar kencang. Udara di sekelilingnya terasa tegang, dan matanya secara cermat memperhatikan setiap sudut ruangan yang baru baginya. Di hadapannya, dia melihat dua sosok yang tampak begitu akrab dengan lingkungan tersebut: Surya dan Eca.

Surya, dengan tatapan yang cuek namun tajam, menyambutnya dengan senyuman ringan. Namun, cahaya di matanya menunjukkan ketertarikan yang dalam, seolah-olah dia sudah membaca kepribadian Indra dari awal. Di sampingnya, Eca, dengan aura keceriaan yang menyegarkan, tersenyum ramah kepada Indra. Tetapi, di balik senyumnya, Indra bisa merasakan sedikit kegugupan dan ketidakpastian.

Indra berusaha untuk tersenyum dan memberikan sapaan ramah kepada mereka, tetapi dalam hatinya, dia merasa gugup dan tidak yakin bagaimana cara berinteraksi dengan mereka yang telah lebih dulu menjadi bagian dari tim. Pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana cara memperoleh kepercayaan mereka, bagaimana cara menyesuaikan diri dengan dinamika tim, dan bagaimana cara menunjukkan kontribusinya dengan baik.

Saat Surya dan Eca mulai berbicara, Indra mencoba untuk menyimak dengan seksama, tetapi pikirannya masih melayang-layang di antara kekhawatiran dan harapan. Dia berusaha sekuat tenaga untuk menampilkan dirinya dengan percaya diri, meskipun jantungnya berdegup tak terkendali.

Namun, seiring berjalannya waktu, kegugupan Indra perlahan-lahan mulai mereda. Eca ternyata sangat ramah dan mudah diajak bicara. Dia memberikan dukungan dan bantuan kepada Indra, membantunya merasa lebih nyaman dan percaya diri di lingkungan baru ini.

Dengan setiap interaksi, Indra merasa semakin dekat dengan Eca. Mereka tidak hanya menjadi rekan kerja, tetapi juga teman-teman yang menginspirasi dan mendukung satu sama lain. Dan pada saat itu, Indra menyadari bahwa meskipun awalnya dia merasa gugup dan tidak yakin, namun dengan dukungan dari Eca, dia akan mampu mengatasi segala tantangan yang ada di hadapannya.