•21•

7.1K 383 12
                                    

PLIS JANGAN SIDER!
Kalau mau baca tuh biasain sambil vote buat ngehargain author yang udah cape' nulis plus bikin ide! Tinggal vote gratis aja susah amat.
Huh, jangan buat males deh

100 vote 5 komen, updet lagi!

✦ ♥︎Happy Reading♥︎ ✦

Menjadi seorang Duke di usia muda bukanlah susah bagi stev. Ia harus berjuang melawan segala serangan entah dari keluarga maupun orang-orang yang merendahkan dirinya karena usia. Banyak yang masih memandang rendah stev walaupun status mereka lebih rendah darinya, dan stev pun tidak perduli asalkan mereka tidak membuat masalah dengan'nya.

Dulu memang mereka hanya bisa bergosip di belakang dan menjelek  jelekan namanya tanpa membuat masalah yang besar bagi stev, Tapi sekarang..

Mereka berani-beraninya membuat masalah dengan istri ter cinta'nya. Benar-benar ingin diberi pelajaran!

Kalian bingung?
Mari kita flashback.

Beberapa jam yang lalu.

Erin berjalan jalan santai bersama reon, ia tiba tiba di kejutkan dengan seorang wanita paruh baya yang menyenggol dirinya dengan sengaja membuat baju Erin terlihat kotor.

Dugg

"DUCCES!" Teriak reon yang lalai karena fokus melihat lihat sekitar. Ia segera membatu Erin berdiri, lalu menatap wanita paruh baya yang menatap mereka sombong.

"Anda tidak apa apa?" Tanya reon khawatir dan Erin pun hanya menggeleng sebentar lalu menoleh ke arah wanita paruh baya itu.

"Maafkan saya ducces, sepertinya saya tidak bisa melihat anda" ujarnya dengan senyum mengejek. Erin tau betul tabiat wanita sombong seperti wanita itu, serta kehidupan bangsawan yang suka bersilat lidah.

Secara tidak langsung, wanita itu mengejek Erin bahwa dirinya tidak akan pernah terlihat dan pantas di jatuhkan. Dan Erin tau betul makna itu, membuat emosi'nya naik. Tetapi ia berusaha menahan emosi menghadapi wanita bau tanah ini, wanita yang akhirnya hanya bisa mengadu kepada sang suami.

"Apakah anda buta? Saya sebesar ini pun Anda tidak lihat." Jawab Erin tenang menatap dalam wanita paruh baya itu. Wanita itu pun sedikit terkejut atas apa yang Erin ucapkan, tidak percaya wanita bau kencur sepertinya menjawab dengan nada tenang tanpa emosi.

Ia pun emosi karena Erin mengejek dirinya buta, padahal kan memang seperti itu.

"Astaga,anda kasar sekali. Sepertinya anda harus belajar tata krama lagu agar bisa menjadi bangsawan yang lembut" Ujar nya  sok menasehati. Suaranya yang sedikit mengeras itu sengaja supaya beberapa atensi mata menatap mereka dan mencemooh Erin.

"Apakah perkataan saya salah? Anda sendiri yang menabrak saya disaat jalan luas seperti ini, bukankah itu artinya anda buta karena tidak melihat saya?" Sergah Erin menundukkan wajahnya, lalu diam diam tersenyum miring mendapati lawan nya yang kicep. Ego wanita paruh baya tadi pun tersentil saat mendapati Erin yang mampu menjawab ucapan'nya.

Beberapa orang mulai berbisik dan membenarkan apa yang Erin bicarakan, terlebih dengan wajah sedih Erin yang membuat orang orang merasa iba kepadanya.

HAHAHA, ingin melawan dirinya?
Dia ini sudah berguru kepada musuhnya ( di awal chp 01) yang lebih bahaya dari para bangsawan itu tau!

Benar-benar definisi ada hikmah dibalik cobaan.

"Kau! Dasar wanita yang tidak diinginkan. Kau pikir aku tidak tau bahwa hubungan mu dengan Duke Steven yang mulai merenggang." Ia langsung mengeluarkan kartu As yang dimilikinya, tapi menurut Erin mah itu bukan kartu As karena tidak sepenting itu juga.

Orang mulai beramai-ramai mendekat dan mendengar apa yang wanita katakan dan mulai menyebarkan berita dengan cepat. Erin pun kembali emosi jika hubungan'nya mulai diketahui publik, karena dirinya suka kehidupan private.

"Lancang! Hanya orang asing saja berlagak paling tahu kehidupan orang lain. Kau urus saja mukamu yang sudah mulai kisut seperti itu, atau kau akan di khianati oleh suami mu. Aku tau kau hanya iri melihat kecantikan diriku."
Sombong Erin sembari mengibaskan rambutnya kebelakang membuat pria muda disana terpesona akan kecantikan Erin. Memang tak menampik bahwa Erin ini dulunya kandidat putri Mahkota alias wanita tercantik di kerajaan ini.

Yahh, tidak semua hal itu sempurna. Erin memang memiliki wajah seindah ekor merak, kalian bisa bayangkan kan seindah apa wajahnya?
Tapi sayangnya ia memiliki sifat sekejam Psikopat.

Orang yang menonton disana pun mulai tertawa mendengar penuturan Erin dan wanita tua itu hanya menatap tajam Erin.

"Awas saja kau! Akan ku buat kau memohon dikaki ku" Lalu setelah'nya wanita itu pergi dari sana meninggalkan kerumunan yang mulai bubar. Erin sendiri pun hanya tertawa senang karena merasa menang melawan wanita bau tanah itu.

Tapi tidak tau apa yang akan ia hadapi ke pada Duke Stevan.

Bersambung🐰🐰

sebenarnya author nana tuh pengin up kemarin, cuma ni kuota tuh gak bisa diajak kerja sama.
Alias habiss, jadi sorry kalau telat up hhe.

Oh ya masih lama sih tamatnya, soalnya aku mau buat konflik baru hhe.
Awalnya tuh mau ngasih konflik satu aja terus tamat, tapi gajadi deh, nambah konflik satu gapapa kan guys?😋😋

Istri kesayangan DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang