6.

951 76 10
                                    

"Aku tidak keberatan untuk menghukum mati dirimu, Sunghoon."

Venom berdiri tegak di sudut ruangan milik Sunghoon, tangannya hampir saja membentuk sulur panjang untuk mencekik leher Sunghoon dari belakang. Kedua matanya memancarkan kemarahan, ketika ia mencoba memakan manusia Sunghoon melarangnya. Dan sekarang?

"Bukan aku yang menculik mereka semua." Ujar Sunghoon meyakinkan bahwa tumpukan mayat manusia di depannya yang sengaja di bekukan oleh John bukanlah bagiannya.

Ketika percobaan dilakukan dengan tubuh hewan, yang mereka dapatkan hanyalah besarnya angka kematian hewan-hewan tak bersalah itu. Sunghoon bersikukuh dengan yakin dan tekadnya bahwa spesies seperti Venom yang lain akan bisa tumbuh di inang yang cocok seperti tubuhnya. Walau sebenarnya Sunghoon khawatir karena tubuhnya perlahan lumpuh ketika Venom pergi dari dalam pori-pori kulitnya dan rasa lelah menyerangnya dengan bertubi-tubi dia hampir sekarat.

Kedua matanya kentara lelah dan wajahnya pucat, perlahan ia rasakan Venom kembali mengisi tubuhnya dengan bentuk slime hitam yang merayapi kulitnya. Rasa mual menyerangnya, ia mengeryit bingung dengan perut yang benar-benar perih seakan tertekan sesuatu. "Kau sedang apa parasit." Sunghoon mendesis kesal lantaran mualnya kian menambah intens dan tanpa ia tahu Venom memperhatikannya dari samping, seperti biasa membentang tali dari punggung Sunghoon dan hanya memunculkan wajahnya saja di sisi bahu Sunghoon.

"Aku ingin berjauhan dulu dengannya."

Sunghoon menoleh langsung pada Venom, kedua matanya menyiratkan kekesalan. "Sejak kapan kau peduli pada kekasihku, sialan. Yang kau pedulikan hanya tubuhnya kan." Sunghoon berjalan membuka lemari kaca besar itu, berjalan menuju salah satu mayat yang terduduk dengan wajah super pucat. Kematian aneh, Sunghoon membenci wujud mayat manusia itu.

"Kau munafik Sunghoon, memanfaatkan kekasihmu sendiri." Venom berdecih, ia menoleh ke arah lain ketika Sunghoon malah membuka dada mayat itu menggunakan pisau bedah yang tajam. Tak ada aliran darah apapun, benar-benar seperti hidupnya di kuras habis oleh spesies Venom. "Aku tidak memanfaatkan tubuhnya saja, kau terlalu memikirkan tentang semua ini sampai-sampai menjual kekasihmu sendiri padaku demi jabatan."

Sunghoon menghela nafasnya kesal, ia menolah pada Venom yang tidak menunjukkan rasa takut kepadanya. Jika Sunghoon keras kepala maka Venom pun sama, Venom bisa saja membunuh Sunghoon karena fisiknya sebentar lagi akan sempurna tetapi Sunghoon benar-benar tidak tahu terimakasih sepertinya. "Kau menjijikkan sialan. Aku benci mengakui ini bahwa aku tetap menyukai manusia penuh ambisi sepertimu."

Hidup Venom di planetnya sungguh damai, jikalau ia harus pulang sekarang akan ia lakukan sekarang juga tanpa harus terlibat dengan manusia. Sayangnya, Venom suka ketika dirinya bisa mendominasi tubuh manusia seperti Jake. Melihatnya mengerang dan merengut kesal karena Venom menjahilinya benar-benar ekspresi yang tak pernah Venom lihat di planetnya. Manusia seperti Jake benar-benar membuatnya tertarik.

Jika kalian pikir Venom harus kawin baru bisa mempunyai anak, pemikiran itu cukup konyol bagi Venom. Jika Venom menginginkan anak dia bisa langsung membelah dirinya menjadi slime kecil dengan tetesan darah miliknya yang abadi. Namun kesenangannya timbul ketika ia melihat Jake yang meringkuk kala itu didalam dekapan Sunghoon, manusia yang begitu cantik. Sampai-sampai Venom ingin memasuki tubuhnya dan melekat pada bawah kulit Jake paling dalam.

Namun sangat disayangkan, kemauannya tidak ia penuhi sendiri. Ia tahu hidupnya akan dimanfaatkan oleh Sunghoon. Ketika Sunghoon membiarkan dirinya masuk ke dalam tubuh Pria jangkung itu, rasanya nyaman karena Sunghoon benar-benar bisa menahan rasa sakitnya. Mungkin yang Sunghoon tidak tahu bahwa Alien dan Manusia memang mustahil bersatu.

"Perasaan menyesal selalu datang belakangan."

Sunghoon kembali menutup pintu transparan itu, dan menduduki sofa seraya membaca laporan tentang perkembangan salah satu spesies yang sedang dalam percobaan. Sunghoon sempatkan melirik pada ponselnya, layarnya menyala dengan nama panggilan yang tertera bahwa Jake menghubunginya. "Dan kau tak pantas mendapatkan maaf dari Jake."

VenomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang