"ga tau tan, soalnya kan tadi kata dokter lagi istirahat" jwaba dewa
"diamana ruangannya?"
"katanya tadi di ruanagn dokternya tan" jawab dewa lagi
Setelah itu widia pergi tanpa mengucapkan kata-kata apapun yang membuat semua yang di sana herankecuali huda.
Di ruangan dokter soni aslias dokter yang menangani naren tadi, ada haiakl yang terbaring di temani oleh cahya, dan juga candra yang katanya sedang di perjalanan. Di sana terlihat cahya yang sedang menangis melihat kondisi abangnya ini.
"bang gue mohonn... bangun bang hiks nanti gue sama siapa bang.. bangun gue mohon" ucap cahya yang terus menerus begitu tanpa Lelah ia katakana, berharap haikal bangun.
Namun tangisan itu terhenti karena cahay merasakan bahwa ada yang datang ke ruangan tersebut
"gara, nak bangun... buna di sini, maafin buna... bangun ya sayang.." ucap widia yang melihat kondisi haikal
Cahya yang mendengar itu terkejut karena ibu dari naren memanggil haikal dengan sebutan sayang, cahya berniat menanyakannya namun ia enggan menanyakannya karena ia pikir inii bukan sesuatu yang harus ia tahu.
Haikal pun mengerejapkan matanya, dan itu membuat cahya heboh dan terus memanggil haiakal
"bang.. abang dah bangun bang"
Namun ucapan cahay tidak di respom oleh haikal karena ia masih mengumpulkan kesadarannya, namun yang membuat dirinya terkejut adalah ada bunanya di sampingnya
"buna, kenapa buna di sini..?" tanya haikal namun itu membhuat widia tak bisa menahan air matanya
"gapapa, asalkan itu bisa ngebuat buna bangga sama gara.. gar aga papa kok, gara yakin naren pasti sembuh sekarang" uapnya dengan liris nyaris tak terdengar.
"makasih ya gara, makasih dan maafin buna yah" ucapan buna nya itu langsung di angguki oleh haikal
"oh iya, bunaa.. aku ga ngasih tau ayah kalo misalnya gara ga bakal pylnag, nanti aku ijinya gimana ya. Soalnya gara takut di marahin sama ayah bun" ucap haikal
"udah ya, ga usah di pikirin masalh ayah bi abuna yang minta ijin, sekali lagi makasih ya gara" ucap buna nya menenangkan haikal
"buna sam satu lagi.."
"iya apa?"
"boleh ga gara minta peluk sama buna?"
"boleh, gapap boleh" ucap buna yang langsung memeluk gara
"makasih ya bun"
"engga harusnya buna yang bilang makasih dan maaf"
Aksi peluk-pelukan antara ibu dan anak itu terhenti karena terkejut oleh suara candra yang meneriaki Namanya
"HAIKAL LO KENAPA KAL" teriak candra saat masuk ke dalam ruangan
"bang pelan-pelan"
Cabdra yang melihat kondisi di dalam ruangan pun langsung terkikuk karena malu akan dirinya, namun widia, cahya, dan haikal yang melihat itu tertawa
"ya udah buna pergi dulu yah mau ngecek kondisi naren"
Saat ingin widia ingin melahkah itu tidak terjadi karena haikal yang menahannya, dan mengucapkan sesuatu yang membuat widia mencium kening haikal
"buna.. makasih udah nemenin gara walaupun Cuma sebentra"
"iya, buna juga makasihnya"
Cup
Haikal terkejut karena ia mendapatkan kecupan dari sang ibu setelah sekian lama
"buna pergi dulu yah, haikal jaga kesehatan saat sama ayah yah, sama maafin buna, dadah jagoannya buna" ucap widia sembari melambaikan tangannya dan di balas oleh haikal
KAMU SEDANG MEMBACA
haikal dan kenangan
Ficção AdolescenteDia haikal, nama lengkap nya haikal anggara restu. Dia hidup di keluarga yang mungkin kurang harmonis atau bisa di sebut tidak secemara keluarga di luarnya . . . Bagaimana hidup haikal selanjutnya? apakah haikal akan merasakan kasih sayang yang sang...