"Ada apa ini?" Tanya seorang pria yang tampaknya umur pria itu lebih muda satu tahun dari Davin. Itu adalah Daren Ravenzia, yang berumur 27 tahun, sedangkan Davin 28 tahun.
Daren dan Davin sama-sama CEO muda, mereka sama-sama mempunyai perusahaan masing-masing, dan itu di bangun oleh mereka sendiri tanpa campur tangan keluarga Ravenzia.
"Kau tidak buta!" Sarkas Davin dengan nada dinginnya. Daren melirik kearah benda hitam yang sudah hancur tergeletak di lantai, ekspresinya berubah menjadi dingin, namun hanya sebentar, ekspresinya menghangat ketika melihat keberadaan Avi.
Daren mengambil alih tubuh Avi yang berada di pangkuan Dominic, ia mendudukkan makhluk mungil itu di pangkuannya.
"Baby lagi mam hm?" Tanya Daren ketika melihat sebuah cemilan khusus bayi yang berada di genggaman Avi, Promina puffs rasa pisang.
Mulutnya sibuk mengemut cemilan itu, cemilan itu akan lumer di mulut, berteksturnya lembut, memudahkan bayi untuk memakannya.
"Rasanya aneh, hambar" batin Avi ketika merasakan cemilan yang berada di dalam mulutnya. Dahinya sedikit berkerut, Daren yang menyadari hal itu, mengelus puncak kepala Avi dengan lembut.
"Kenapa baby?" Tanya Daren, yang membuat Avi mengalihkan pandangannya kearah Daren, ia menatap polos Daren, membuat Daren menggigit pipi bagian dalamnya menahan gemas.
Tap
Tap
Tap
Terdengar suara langkah kaki, yang membuat atensi Avi dan yang lainnya beralih kearah sumber suara. Terlihat dua orang pemuda yang tampaknya berbeda usia.
"Gara pulang" Ucap seorang pemuda sedikit berteriak, pemuda itu menggunakan seragam sekolah SMA nya. Algara Ravenzia berumur 17 tahun anak ke empat Dominic.
Sedangkan pemuda yang berada di samping Gara adalah Malvin Ravenzia berumur 19 tahun yang duduk di bangku kuliah. Malvin anak ke tiga Dominic.
Cup
Gara mengecup pipi tembem milik Avi, begitu juga dengan Malvin. Sedangkan yang di cium menjadi kesal. Malvin dan Gara ikut duduk di sofa yang kosong, Avi menatap kesal keduanya.
Avi mengalihkan pandangannya kearah meja kaca yang terletak di tengah-tengah ruang tengah ini, di sana terdapat sebotol dot yang terisi penuh dengan susu. Ah, ia haus sekarang.
Telunjuk kecilnya menunjuk kearah meja kaca, tepat di mana botol dot itu berada.
"Icuh, icuh" ucap Avi sambil menunjuk botol dot yang berada di atas meja.
Mereka terkekeh ketika mendengar hal itu, Malvin yang kebetulan jaraknya lebih dekat dengan botol dot itu, dengan cepat ia meraihnya dan memberikannya kepada Daren.
Daren mengubah posisi duduk Avi yang awalnya duduk menghadap ke depan, kini ia ubah posisinya menjadi menyamping, dengan lengannya yang menjadi bantal. Dengan cepat ia memasukkan nipple silikon itu ke dalam mulut Avi.
Avi menerima hal itu, ia menghisapnya dengan tak sabaran. Mereka yang melihat hal itu kembali terkekeh kecil. Daren menepuk nepuk pantat kecil Avi dengan pelan.
Hanya ada keheningan di ruang tengah itu, mereka hanya fokus menatap Avi yang sedang menyusu dengan dot.
Ting
Pintu lift terbuka membuat atensi mereka semua menatap kearah pintu lift, kecuali Avi yang sibuk dengan dot nya.
Terlihat Lea yang keluar dari lift, badannya terlihat segar, tampaknya ia baru selesai mandi. Lea berjalan menuju ruang tengah dan duduk di samping Daren untuk melihat bungsunya yang sedang menyusu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Avi [SLOW UPDATE]
Teen FictionBagaimana jika seorang remaja yang berumur 17 tahun bertransmigrasi ke tubuh seorang bayi yang baru berumur satu tahun? Alvian Mahatma berumur 17 tahun memiliki wajah yang tampan, rahang yang tegas, sifat yang dingin dan acuh tak acuh, ia mati kare...