"Mas, entah kenapa aku ngerasa Avi pintar, dan mengerti segala hal tentang dewasa" Ucap Alya dengan raut wajah yang rumit.
Mendengar hal itu, Dominic dan yang lainnya terdiam. Mereka juga merasakan sesuatu yang aneh dengan Avi, bayi mereka itu seolah mengerti tentang hal dewasa.
Haruskan mereka senang dengan kejeniusan Avi? Menurut mereka, usia Avi yang sekarang, itu sangat tidak wajar mengerti tentang handphone atau bahkan yang lainnya.
.
Kembali ke sisi Avi yang berada di kamar milik Gara. Ia duduk di bawah beralasan karpet bulu-bulu yang menjamin keselamatannya.
Ia duduk dengan beberapa mainan di dekatnya, sedangkan Gara dan yang lainnya mengerjakan tugas mereka. Avi menatap malas mainan-mainan yang berada di dekatnya.
Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar Gara. Matanya berhenti pada pintu, entah kenapa ia ingin kembali ke ruang tengah, di sini ia benar-benar bosan. Ia menatap Gara, lalu menarik narik ujung celana milik Gara, membuat sang empu langsung menunduk menatap Avi.
Ia menaikkan satu alisnya tanda tanya. "Kenapa baby?" Tanya Gara lembut, lalu mengangkat tubuh Avi untuk di dudukkan di pangkuannya.
"Au Ami! Ami!" (Mau mommy! Mommy!). Avi merengek, jari telunjuknya menunjuk kearah pintu kamar Gara.
Cup
"Mau mommy hm?" Ucap Gara setelah mencium pipi tembem milik Avi yang lembut, putih dan mulus.
Gara menatap kearah kelima temannya. "Gue ke bawah" Ucap Gara datar, bangkit dari duduknya dengan Avi yang berada di gendongannya, lalu pergi keluar dari kamarnya, tak lupa membawa botol dot yang isinya sudah kosong.
Keduanya memasuki lift. Sesampainya mereka di lantai bawah, membuat atensi semua orang yang berada di ruang tengah menatap kearah mereka.
Terlihat Avi yang menatap sayu mereka, ia benar-benar mengantuk. Gara menyerahkan Avi kepada sang mommy—Lea. Setelah itu ia memberikan botol dot kepada salah satu maid untuk mengisinya kembali dengan air susu.
"Gara balik ke kamar" Ucap Gara datar di balas anggukan kepala oleh Dominic. Gara pergi meninggalkan ruang tengah kembali ke kamarnya untuk kembali berkumpul dengan teman-temannya.
Avi menatap sayu kearah mereka yang berada di ruang tengah, matanya berat. Mereka semua yang melihat Avi yang mengantuk hanya terkekeh kecil.
"Lebih baik kalian berdua bawa Avi ke kamar, tampaknya ia sudah mengantuk" Ucap Marcello.
Lea dan Dominic menganggukkan kepalanya. Lea menggendong tubuh kecil Avi dengan pelan, karena mata si kecil sudah sangat berat, bahkan terpejam. Namun mulutnya mencari sebuah benda untuk di hisap.
Salah satu maid yang membuat susu tadi, memberikan botol dot yang berisi susu itu kepada Lea. Lea hanya mengangguk, dan memberi isyarat kepada maid itu untuk pergi.
Lea dan Dominic berjalan memasuki lift menuju kamar mereka yang ada di lantai atas.
Ting
Pintu lift terbuka, Dominic dan Lea keluar bersamaan dengan si bayi yang berada di gendongan Lea. Ketiganya memasuki kamar mereka.
Lea membaringkan tubuh Avi di atas kasur dengan perlahan agar sang bungsu tidak terganggu dari tidurnya. Namun tetap saja, Avi menggeliat tidak nyaman, mulutnya meracau tidak jelas seperti mencari sebuah benda, sedangkan matanya masih terpejam.
Lea dengan cepat memasukkan nipple silikon ke dalam mulut Avi, dan itu di terima baik oleh Avi.
Dominic pergi mengganti bajunya menjadi baju tidur di ruang ganti pakaian. Setelah selesai, ia membaringkan tubuhnya di samping kiri Avi, ia menggantikan Lea memegangi botol dotnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Avi [SLOW UPDATE]
Teen FictionBagaimana jika seorang remaja yang berumur 17 tahun bertransmigrasi ke tubuh seorang bayi yang baru berumur satu tahun? Alvian Mahatma berumur 17 tahun memiliki wajah yang tampan, rahang yang tegas, sifat yang dingin dan acuh tak acuh, ia mati kare...