"Dad, dia tidak mungkin mengingat kejadian itu kan?" Tanya Daren pada Dominic membuat Dominic terdiam.
"Daren, anak sekecil Avi mana mungkin mengingat kejadian itu" Bukan Dominic yang berbicara melainkan seorang pria paruh baya yang tampaknya lebih tua dari Dominic, Altaric Ravenzia, anak sulung Marcello.
"Tapi—"
"Yang di katakan papa benar Daren" Davin menyela perkataan Daren, yang membuat Daren hanya bisa menghela nafas panjang.
Avi masih diam melamun dengan tatapan yang kosong, ia memikirkan mimpinya yang asing dan ingatan buruknya di kehidupan sebelumnya.
Flashback
Alvian mengerutkan keningnya ketika mengetahui ia berada di tempat asing, ia menatap lurus ke depan, matanya membulat ketika melihatnya.
Terlihat seorang balita yang masih berumur 9 bulan sedang duduk di pangkuan orang asing, kini mereka sedang berada di ruangan penyiksaan.
Balita itu adalah Avi, ia memang tidak mengerti apa-apa dengan situasi yang terjadi padanya. Ia hanya menatap polos seseorang yang di rantai.
"Mulai cambuk orang itu" titah pria paruh baya itu dengan nada datarnya.
"Ta–tapi tuan—"
"Cambuk!, atau kepalamu yang ku tebas" Sela pria paruh baya itu dengan nada dinginnya.
Mendengar hal itu pria itu tidak berani lagi untuk membantah. Ia menghela nafas, lalu mulai mencambuk pria yang di rantai itu.
Ctas!
Ctas!
Ctas!
Suara cambuk menggema di ruangan itu, beserta suara teriakan orang itu, membuat Avi yang mendengarnya tersentak kaget.
Balita itu mulai ketakutan, dan menangis karena terkejut, sedangkan pria paruh baya yang memangkunya hanya diam, sesekali menunjukkan senyum smirk nya.
"Sialan!, AVIAN!!" Teriak Alvian marah, ia mencoba mendekati Avi dan Pria paruh baya itu, namun sebuah tembok transparan menghalanginya. Ia mencoba menghancurkan penghalang, namun itu sia-sia.
Tiba-tiba ruangan menjadi putih, membuat Alvian menutup matanya. Namun di saat ia membuka mata kembali, ia sudah berada di tempat yang berbeda dari tempat sebelumnya.
Kini ia berada di ruangan yang sama yaitu ruang penyiksaan, namun ia dapat mengenalinya kalau tempat ini berbeda dari yang sebelumnya.
Ceklek
Dukh!
Seseorang membuka pintu ruangan dan melempar seorang remaja yang berumur 7 tahun.
"TERIMA HUKUMANMU!" Marah seorang pria paruh baya yang suaranya dapat di kenali oleh Alvian.
Tangan Alvian terkepal kuat ketika mengetahui siapa pria itu, itu adalah Petra—ayahnya, ralat, Petra tidak bisa di anggap ayah, karena tidak ada sikap ayah dalam dirinya.
Ctas!
Alvian yang melihat Petra yang mencambuk tubuh Alvian memejamkan matanya. Tangannya terkepal kuat rasa sesak memenuhi dadanya.
"Dasar bodoh!, berapa kali Daddy bilang, jangan malas malasan anak sialan!!" Marah Petra sambil mencambuk tubuh ringkih Alvian.
Alvian membuka matanya, terlihat matanya memanas, ia menatap marah Petra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Avi [SLOW UPDATE]
Teen FictionBagaimana jika seorang remaja yang berumur 17 tahun bertransmigrasi ke tubuh seorang bayi yang baru berumur satu tahun? Alvian Mahatma berumur 17 tahun memiliki wajah yang tampan, rahang yang tegas, sifat yang dingin dan acuh tak acuh, ia mati kare...