7 Des, 2089

21 7 13
                                    

Jayakarta, 7 Desember 2089-23 hari sebelum kehancuran terakhir-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jayakarta, 7 Desember 2089
-23 hari sebelum kehancuran terakhir-

Satu hari telah berlalu. Kabut tebal kini mulai menyelimuti Jayakarta. Kabut yang hanya mengumpul di langit-langit membuat cahaya mentari tertutupi dengan dinginnya udara saat ini. Tentu saja, mendung sudah menjadi hiasan hari ini. Sejak semalam, mereka yang berjaga di luar yaitu Amora, Liam dan Jack berdiam diri di gazebo ladang milik para elite ketika hujan mengguyur alam semesta.

"Aku sangat khawatir. Bagaimana keadaan mereka saat ini?" Ucap Amora memecah keheningan di dalam Gazebo.

"Kamu bukannya sudah kenal dengan para elite Amora? Mengapa harus khawatir?" Jack bertanya kembali pada gadis eropa itu.

"Entahlah. Sifat mereka sangat tidak terduga." Ucap Amora singkat pandangannya kini begitu muram.

"Kita tidak bisa terus berdiam diri disini. Kita punya tugas untuk menjaga mereka dari luar bukan?" Tegas Liam membuka suaranya.

"Iya. Ayo segera keluar." Amora menimpali.

"Eh tunggu. Aku lapar nih. Boleh kita makan dulu bentar?" Ucap Jack pria cindo itu tanpa rasa bersalah. Tas yang berisi makanan milik mereka hampir setengah bagian dibawa oleh earth team dan Carl kedalam bungker sana.

"Ya sudah. Disini tidak ada makanan yang cocok untuk dimakan. Tetap saja kita harus keluar untuk mencari makanan." Jawab Liam menimpali gerutuan Jack.

"Kemana kita akan mencari makanan?"

"Berpencar. Tapi tidak perlu terlalu jauh. Kalau kita bersama-sama mencari makanan. Itu akan memakan waktu. Kita berkumpul disini setelah masing-masing mendapat makanan. Setuju?" Ucap Amora membuat rencana.

"Oh ya. Saat mengabil makanan, jangan lupa untuk menyimpanya di tas masing-masing. Antisipasi agar pasukan elite tidak melihat dan merampas makanan milik kita." Ucap Liam melengkapi rencana Amora.

"Oke bang."

Mereka akhirnya pergi ketempat terpisah. Jack saat itu pergi ke atas bukti kembali, mencari bagian makanan disana. Dia belum menyadari sesuatu hal aneh sedang terjadi. Lelaki itu terus melangkah yang kini jalanan terasa lebih menanjak. Tas hitam yang dibawanya di jinjing pada punggung sebelah kanan. Matahari masih belum menyinari alam semesta. Angin tiba-tiba saja berhembus melawan arah pria itu. Sangat dramatis. Tapi inilah yang bisa ia lakukan untuk tetap hidup.

Langkah demi langkah telah ia lalui. Akhirnya Jack sampai di salah satu tempat atas bukit yang cukup banyak bebuahan di atas pohon. Tempat yang sebelumnya tidak pernah lihat saat pergi kesini. Jack mengambil beberapa buah sampai tas yang ia bawa terpenuhi. Ia sangat dominan mengambil bebuahan yang banyak mengandung air seperti jeruk. Ia lakukan agar teman-temannya tidak merasa kehausan dan tentu saja akan merasa kenyang disaat bersamaan. Setelah di rasa cukup, ia kembali menjinjing tas dengan mantap di pundak miliknya. Jack akhirnya kembali berbalik ke arah jalan yang tadi ia lewati.

Last UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang