16-|| SALAH PAHAM ||

764 118 19
                                    

⚠️TANDAI TYPO⚠️

⚠️TANDAI TYPO⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Huhh akhirnya istirahat juga, pusing kepala gue kerja nih rumus"

"Oi Vanya" Panggil Vina, ketua kelas.

"Kenapa?"

"Ada yang nyariin lo tuh"

Zevanya bangkit dari duduknya, ia melangkah keluar kelas dan mendapati Rendra yang memasang wajah datar.

"Ehh lo udah dari tadi disini ya?"

"Ikut gue" Ucap Rendra sambil menarik tangan Zevanya.

"E-ehh pelan pelan dong"

Rendra membawa Zevanya ke gudang, ia menutup pintu lalu menyudutkan Zevanya ke tembok. Rendra mengunci kedua tangan Zevanya.

"Rendra, lo!"

"Kenapa marah lo gue giniin? Kalo Stevan lo gak bakal marah hah?"

Zevanya menaikkan alisnya.

"Ngapain lo malah bawa bawa Ano?"

Rendra tak menjawab, ia mengeluarkan handphone nya dari saku celana. Ia membuka galeri mencari sebuah foto lalu memperlihatkan nya pada Zevanya. Tentu nya Zevanya sangat terkejut.

"I-ini..... ini l-lo dapat dari mana fotonya?"

"Lo gak perlu tau dari mana gue dapat foto ini. Sekarang lo jelasin sama gue, lo selingkuh dengan Stevan?"

Zevanya menggelengkan kepalanya.

"Lo salah paham. Oke gue jelasin, tadi gue sama Ano memang ke perpus, trus gue bicarain sesuatu sama dia. Ano emang sandar di bahu gue tapi gue langsung dorong kepalanya Ren, dan lagi gue gak selingkuh! Ano itu sahabat kecil gue. Jadi stop, buang jauh jauh pikiran negatif lo itu. Dan kalo lo emang masih gak percaya dengan yang gue bilang, lo boleh cek cctv kok." Jelas Zevanya.

Rendra yang mendengar ucapan Zevanya pun merasa bersalah karena menuduhnya. Ia melepas tangan Zevanya lalu memeluknya.

"Maaf, aku nuduh kamu sembarangan. Harusnya aku gak boleh langsung percaya dengan foto itu"

Zevanya tersenyum lalu membalas pelukan Rendra, ia mengusap rambut nya dengan lembut.

"Iya, yaudah kita ke kantin aja yuk. Gue udah lapar nih"

Mereka berdua pun melepaskan pelukannya. Lalu melangkah pergi dari situ.

***

"Woyy bengong terus lo, entar kerasukan tau rasa lo" Ucap Devan pada Stevano.

"Ck bacot lo"

"Yeu babi emang"

"Eh si Rendra mana, katanya mau traktir tapi malah ilang tuh anak"

"Paling berduaan sama neng Vanya"

"Iya sih, tapi dia kan udah janji sama ki- nahh itu orang nya" Tunjuk Cio pada Rendra yang memasuki kantin sambil bergandengan tangan dengan Zevanya.

"WOYY RENDRANJING MANA JANJI LO HAH??" Teriak Gibran

"Jangan teriak bego, malu diliatin orang" Ucap Devan.

"Sorry gue lama, sana kalian pesan makan nanti gue bayar"

"YUHUU MAKAN GRATISS" Teriak Gibran lagi, kemudian berlari memesan makanan.

"Bukan teman gue sumpah" Kata Cio sambil menutup mukanya.

Disisi lain Stevano menahan amarahnya melihat Zevanya dan Rendra yang bermesraan di depannya.

Brukk

"Aww lo kalau jalan liat liat dong!" Bentak seorang murid perempuan.

"Maaf ya aku gak sengaja" Ucap Ilona sambil membersihkan tangannya yang terkena kuah bakso.

Kini mereka berdua menjadi pusat perhatian di kantin, termasuk Zevanya yang langsung berdiri dan membantu Ilona.

"Lona lo gapapa?" Tanya Zevanya.

"Iya aku gapapa kok Vanya, emm maaf ya kak aku gak sengaja nyenggol kakak" Ucap Ilona sambil menundukkan kepalanya.

"Bakso gue tumpah gara gara lo, lo harus gantiin bakso gue!"

"Yaelah cuman bakso doang, berapa sih tuh harga nya bakso biar gue ganti nih" Ucap Zevanya lalu mengeluarkan dompet nya dan mengambil uang biru sebanyak 2 lembar. Kemudian melemparkan nya di depan wajah kakak kelasnya itu.

"Tuhh uangnya, masih kurang? Yaudah nih gue tambahin lagi" Zevanya kembali mengeluarkan uang merah berjumlah 3 lembar. Kemudian menarik tangan Ilona dan membawanya ke UKS.

"Woww gilakk keren abis si Vanya" Ucap Gibran

"Gue diluan" Ucap Rendra

"Ehhh mau kemana lo Ren, ini makanan siapa yang bayar kalo lo pergi"

"Nihh" Rendra menaruh dompet nya di atas meja kemudian pergi dari kantin.

***

"Shh aww"

"Ini merah banget Lona, lo yakin gak mau ke dokter aja?"

"Gak usah Vanya"

"Yaudah, lo tunggu disini dulu yaa. Gue mau ke toilet bentar"

"Iya, makasih yah udah mau nolongin aku"

"Yeuu kayak sama siapa aja lo" Ucap Zevanya lalu tertawa. Zevanya pun melangkah keluar dan pergi ke toilet.

Ceklekk

"Ehh? Rendra?"

"Vanya mana?"

"Tadi barusan aja keluar"

"Ohh" Rendra hendak keluar tapi berhenti saat mendengar bunyi perut Ilona. Ilona merutuki dirinya.

"Lo lapar?"

"Ehehehe itu tadi aku gak sempat makan di kantin karena kejadian tadi"

"Nihh makan" Ucap Rendra sambil memberikan roti dan susu strawberry pada Ilona.

"Ehh gak usah"

"Makan aja, tadi nya ini untuk Vanya tapi dia gak ada. Jadi buat lo aja"

"M-makasih"

Rendra mengangguk, tanpa sengaja melihat tangan Ilona yang memerah.

"Tangan lo masih sakit?"

"Emm dikit"

"Udah di kasih salap?"

"Belum"

Rendra mengambil salap di laci, kemudian duduk di kursi samping Ilona.

"Siniin tangan lo"

"B-buat apa?"

"Gue obatin"

"Gak usah, aku bisa sendiri kok"

"Ck lama lo" Rendra mengambil tangan Ilona lalu mengolesi nya dengan salap.

Stevano yang tak sengaja melewati UKS dan melihat ke arah jendela, ia melihat Rendra yang sedang mengusap tangan Ilona.

Stevano hanya menggelengkan kepalanya. Ia berbalik dan terkejut saat melihat Zevanya yang berdiri di depannya sambil mengunyah permen karet.

"Gak usah dilihat" Kata Stevano sambil menutup mata Zevanya. Zevanya menyingkirkan tangan Stevano lalu mengangguk kemudian pergi berlalu.

ZevanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang