⚠️TANDAI TYPO⚠️•
•
•
"Aww"
"Ngapain lo disini hah!? Ini lagi baju lo kurang bahan mau pamer lo, pulang atau gue seret!?"
Zevanya melihat kearah orang yang menariknya, ia pun mendengus kesal. Stevano.
"Dih siapa lo nyuruh gue pulang?"
"Udah berani lo sama gue?"
"Emang lo siapa sampai gue harus takut sama lo?"
Nicol dan Kenan yang menyaksikan pertengkaran mereka berdua hanya diam. Begitu juga dengan orang yang ada disana.
'Stevano? Ada hubungan apa mereka berdua?' Batin Nicol.
Sementara itu, Kenan juga bertanya tanya tentang siapa orang itu.
"Lo mau gue aduin ke ayah lo?"
Zevanya gegelapan. Jika ayahnya tau bisa habis dia.
"Fine! Gue pulang."
Stevano tersenyum penuh kemenangan. Zevanya pun melempar kunci motor kearah Kenan yang langsung ditangkap.
"Gue gak jadi ikut balapan, lo cari aja yang lain buat gantiin gue" Ucapnya pada Kenan. Setelah itu ia pun masuk kedalam mobil lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Sepanjang jalan ia terus menyumpah serapahi Stevano.
"Anjing, bangsat! Kenapa dia harus ada disitu sih!" Kesal nya.
Tanpa sengaja ia melirik kaca spion mobilnya, kini kesalnya malah bertambah saat melihat Stevano yang mengikuti nya dari belakang. Bukan, bukan hanya Stevano tapi inti Beatless pun juga.
Zevanya mengerem mobilnya. Saat keluar dari mobil, ia memandang satu persatu orang yang ada di depannya dengan tatapan tajam. Ia tak melihat keberadaan Rendra.
"Ngapain lo semua ikutin gue hah!?"
"Ehh neng Vanya jangan marah marah dong, nanti cantiknya ilang" Ucap Gibran.
"Kita cuman mau ngawal aja, nanti neng Vanya diculik gimana"
"Bacot lo semua, pergi gak lo!?"
"Bujett galak bener dah calon buketuu"
Zevanya yang muak melihat mereka mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya. Mereka ber lima waspada terhadapnya. Pasalnya Zevanya mengeluarkan pisau lipat.
"E-ehh mau ngapain lo?" Tanya Cio panik.
"Kalian pergi dari sini atau pisau ini.... nancap tepat dimata kalian" Ucapnya dengan senyuman psikopat. Zevanya memutar mutarkan pisau ditangannya dengan sangat lihai. Mereka ber lima meneguk ludah kasar, Zevanya kini benar benar sangat menyeramkan.
"G-gue cabut dulu ya, tiba tiba perut gue mules" Ucap Gibran lalu pergi disusul oleh Niel.
"Gue j-juga, tadi gue lupa kasih makan nyamuk gue" Ucap Cio.
Kini mereka semua pergi dari situ kecuali Stevano yang dengan santainya bersandar di motornya.
"Lo kenapa gak pergi hah!?"
Stevano tak menjawab, ia malah mendekati Zevanya. Saat ini Stevano sudah ada didepan Zevanya, dengan cepat Stevano mengambil pisau ditangan nya.
"LO-" Ucap Zevanya terhenti ketika mendengar suara deringan ponsel dari sakunya.
Zevanya pun mengambil handphone nya, ia melihat nama yang tertera.
"Halo Bunda"
"Pulang Vanya, mau bunda kunciin biar kamu tidur diluar?"
"Iya, ehh maksudnya jangan bunda. Iya ini Vanya pulang"
"15 menit kamu sudah harus sampai dirumah"
"Tapi bun-"
Tutt
"Ihh bunda mah kebiasaan, orang belum selesai bicara juga" cibir nya
"Disuruh pulang kan? Sana dari pada lo nya tidur diluar kayak gembel"
"Anj-awshh"
"Kasar"
"Iya gue pulang, oh iya hari senin gue mau bicara sama lo. Dan lagi satu"
"Apa?"
"Siniin pisau gue, mahal itu"
Stevano pun menyerahkan benda tajam itu ke Zevanya.
"Kenapa lo bawa pisau?"
"Gue selalu bawa ini kemana mana, biar jaga jaga"
Stevano mengangguk paham.
"Gih sana lo pulang, nanti gue ngikut di belakang"
"Gak usah, gue bisa sendiri"
"Terserah apa kata lo, yang penting gue tetap ikutin lo"
Zevanya menghentakkan kaki nya kesal lalu pergi meninggalkan Stevano.
***
Pukul 10 pagi kini Zevanya sudah siap akan pergi dengan Rendra.
Tok tok tok
"Vanya, ada teman kamu dibawah!" Teriak Ellyn
"Iya bentar"
Zevanya pun keluar dari kamar nya dan pergi ke ruang tamu, dimana terdapat Rendra yang sedang berbincang dengan ayahnya.
"Nah tuh dia orangnya" Tunjuk ayahnya
"Sorry gue lama ya?"
"Gak kok, yaudah ayo kita pergi"
"Ayo"
"Tante, om saya dengan Vanya pergi dulu ya" Ucap Rendra sopan.
"Iya, nanti kalian pulangnya jangan lama ya. Bawa motornya juga jangan kebut kebutan"
"Siap tante"
"Bunda, ayah Vanya pergi dulu" Ucapnya lalu menyalimi kedua orang tua nya.
Rendra dan Zevanya pun keluar dari rumah.
"Kita mau kemana nih?"
"Temanin gue ke mall yuk, besok adek gue ulang tahun gue bingung mau ngasih apa"
"Oke, ayo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zevanya
Fiksi RemajaEva, seorang anak perempuan yang mempunyai sahabat bernama Ano, mereka selalu bersama sama. Hingga suatu hari saat mereka hendak pulang kerumah, sebuah mobil menghadang dan menculik Eva. Eva di bawa ke gedung tua, tapi ia berhasil kabur. Sayangnya s...