Two - The Explanation

1.8K 255 22
                                    

Hallo, Selamat berbuka puasa bagi yg menjalankan puasa. Terimakasih banyak sudah ngasih Vomment buat cerita fiksi ini. Terimakasih juga sudah ngasih Kritik sama sarannya.

Buat Sider, makasih sudah sempetin baca tanpa ninggalin jejak xoxoxo. Maaf dipart kali ini pendek, tapi untuk part berikutnya bakal lebih panjang. So, tetep ngevomment!

Okay, Enjoy guys!

AUTHOR POV

Suasana malam ini sangat ramai. Wajar saja, karena hari ini bertepatan dengan ulang tahun Kota Surabaya. Pawai besar-besaran pun digelar di pusat kota. Banyak orang sedang menonton pawai besar yg diadakan walikota Surabaya hingga memenuhi bibir jalan saat ini. Tentu saja itu membuat kemacetan. Tak jarang mobil-mobil yg terparkir sembarangan dan akan memenuhi badan jalan.

Nindy sudah menunggu Iqbaal di tempat yang sama seperti kemarin ia menunggu. Namun kini tatapannya memandang kosong ke luar jendela. Melihat padatnya antrian kendaraan yg sedang beradu ditengah kemacetan jalanan kota. Entah apa yang sedang merajai pikirannya saat ini. Namun, jelas sekali gadis itu sedang memikirkan sesuatu. Bahkan, ia sama sekali tak sadar sudah berapa lama ia duduk diam-diam, menunggu seseorang yg jelas tak akan datang. Mengingat, betapa padatnya pekerjaan yg sudah menjadi rutinitasnya saat ini.

***

"Ah, menyebalkan." disisi lain, Iqbaal masih berada di dalam mobilnya. Tangannya tak henti-henti membunyikan klakson dan gerutuan terus keluar dari mulutnya, "Kalau begini, bagaimana bisa aku datang tepat waktu?"

Matanya menerawang keluar jendela, seperti menghitung banyaknya mobil yg sedang berbaris dihadapannya kini. Sungguh, ia frustasi dengan keadaan ini.

Kali ini, ia tidak ingin membuat Nindy kecewa. Nindy adalah penggemarnya, dan ia paling tidak suka jika melihat wajah kecewa dari penggemarnya. Berkali-kali ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Angka 07.20 P.M. tertera di sana. Yang berati ia sudah terlambat 20 menit dari yg sudah dijanjikan.

"Ya ampun, aku terlambat lagi." ia mendesah lelah sambil mengusap kasar wajahnya sendiri. Sementara, antrian kendaraan di depannya kian padat. Kemacetan makin parah, dan ia pasti akan sangat terlambat. Ia bahkan bisa menjamin jika ini akan berlangsung lama. Setidaknya lebih dari 10 menit.

Diriliknya ponselnya yang yang sejak tadi tergeletak di atas dashboard. Ia harus menghubungi Nindy, karena akan datang terlambat mengingat jalanan kota yg saat ini sedang macet. Buru-buru ia mengetikkan pesan untuk Nindy.

To : Nindy [07.45 p.m]

Maaf, aku terlambat. Jalanan malam ini sangat macet. Tunggu saja, mungkin 15 menit lagi aku akan sampai.

Iqbaal berharap, Nindy bisa mengerti akan situasi jalanan kota yg saat ini dipadati dengan antrian panjang kendaraan hingga berpuluh-puluh meter jauhnya. Dan itu tentu membuatnya frustasi dan bosan duduk berlama-lama di dalam mobil sambil memandangi tumpukan kendaraan yg sudah pasti sangat-sangat membosankan.

****

DRTT DRTT

Ponsel Nindy bergetar tak lama kemudian, lamunannya pun otomatis buyar. Diliriknya ponselnya yg baru saja bergetar. Ada pesan masuk dari Iqbaal. Katanya, 15 menit lagi ia akan datang. Oke, aku akan menunggunya, ia berkata dalam hati yg sebenarnya sudah sangat bosan saat ini. Mungkin ia tak akan membuat janji temu dengan Iqbaal jika harus menunggunya selama ini.

Ia bahkan sudah menghabiskan 2 gelas jus jeruk, tetapi Iqbaal belum juga datang. Bahkan beberapa orang juga melihatnya dengan tatapan kasihan. Karena sedari tadi hanya duduk diam-diam sendirian, menghabiskan 2 gelas jus jeruk dan sangat terlihat jika ia sedang menunggu seseorang. Terbukti, ia sedari tadi terus melirik jam yg melingkar di pergelangan tangannya.

Choosing You [CJR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang