Six - I don't know

1.1K 138 21
                                    

Maaf banget ngaret banget ya. Kemaren-kemaren masih belom ada ide buat nulis trus feelnya juga buat dapet hoho. Semoga part kali ini ga ngebosenin hahaha.

Trus maaf kalo sekarang aku bakal ngeupdate seminggu sekali hoho. Tugas-tugas juga banyak pastinya nanti trus aku juga ga selalu pegang hp soalnya udah kelas 9. Tapi aku usahain buat update kok hohoho. Maaf juga kalo abstrak banget maklum baru ff pertama aku.

Aku juga gatau kenapa lagi suka sama lagunya Taylor Swift yang kayak di mulmed itu hoho coba di dengerin deh haha. Maaf yg udah tau lagunyaa hoho.

Okay Enjoy Guys!

IQBAAL POV

Aku sedikit lega sekarang—entahlah, aku sendiri juga tak tahu pasti alasannya. Walaupun kini kepalaku sungguh sangat pusing sekarang. Aku masih belum tahu jelas kenapa aku jadi sering pusing sekarang. Orangtuaku bahkan Teh Ody juga sama sekali tidak memberitahuku soal ini. Dokter pernah berkata sekali, jika kepalaku sedikit ada benturan keras yg katanya tidak akan berpengaruh buruk. Tapi, mengapa aku terus merasakan pusing setiap harinya atau bahkan setiap jam. Seperti ada yg sedang mereka sembunyikan dari ku. Yang jelas aku sama sekali tak ingin ambil pusing karena itu pasti akan membuat kepalaku bertambah pusing.

Dua orang wanita yg saat ini benar-benar selalu ku pikirkan kini ada di sebelahku. Aku tak tahu persis apa yg sedang meracuni pikiranku saat ini. Tiba-tiba aku langsung memikirkan 2 wanita dalam waktu yg sama. Okay, aku tahu ini sama sekali tidak adil. Yang jelas aku bahkan sedang benar-benar di pusingkan soal ini sekarang. Aku menyukai Steffi, oh, maaf ralat hanya sekadar nyaman, dan aku juga sering memikirkan Nindy. Terlalu naif memang jika aku langsung menyimpulkan bahwa aku menyukainya, mengingat kami barusaja berkenalan beberapa bulan yg lalu. Dan baru bertemu beberapa kali. Nindy gadis yg asik dan aku rasa, aku nyaman ketika sedang mengobrol dengannya.

Keduanya bahkan saling menatap. Seperti ada sesuatu dalam diri mereka masing-masing, atau jika di deskripsikan seperti tatapan penuh kebencian dari mata gadis berambut coklat di sebelah kiriku, yap, Steffi. Sedangkan Nindy, dia terlihat biasa saja. Aku sendiri juga bingung dengan apa yg saat ini terjadi.

Pusing.

Hanya itu yg saat ini kurasakan, sepertinya tidur pilihan terbaik di saat seperti ini. Dan mungkin aku juga akan memberikan waktu untuk keduanya saling mengenal. Barangkali, jika aku tidur keduanya pasti akan lebih leluasa mengobrol.

"Aku mau tidur dulu ya, kepalaku pusing. Maaf malah aku tinggal tidur. Hehehe." Ucapku pelan yg kemudian disusul anggukan dari keduanya.

Ku pejam kan mataku, berusaha masuk ke dalam dunia mimpi lebih cepat, karena jujur aku bisa mati perlahan jika terus merasakan pusing yg bisa-bisa meledakkan kepalaku.

Belum lama ku pejamkan mataku terdengar sayup-sayup suara ribut-ribut, mungkin lebih tepatnya suara seperti orang yg sedang bertengkar, atau mungkin ini bagian awal aku akan memasuki dunia mimpi. Jadi kuabaikan saja. Aku juga mendengar seperti orang sedang meringis kesakitan, bahkan aku hafal sekali dengan suara itu. Mungkin aku sudah akan memulai mimpiku sekarang.

Plak!

Ya, aku mendengar suara tamparan yg cukup keras. Kurasa ini bukan bagian dari mimpiku. Cepat-cepat ku buka mataku.

Steffi, terlihat tersenyum puas sembari berkacak pinggang, atau bisa disimpulkan sekarang ia sedang tertawa penuh kemenangan atau laugh devil. Sedangkan Nindy? Tangan kanannya memegang pipinya yg terlihat merah, tangan kirinya mencengkram lengan kanannya.

Buru-buru aku bangkit. Mencoba duduk, walau rasa pusing ini terus menjalar setiap aku bergerak.

"Ada apa ini?!"

Choosing You [CJR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang