Hallo! Selamat malam, maaf baru update sekarang xoxoxo. Chapter kali ini panjang banget xoxo semogaa gabosen ya. JANGAN LUPA VOMMENT! SIDERS TOBATLAH KALIAN, BULAN PUASA NIH XOXOX.
ENJOY GUYSS!
AUTHOR POV
"Tititt..tititt..titittt.."
"Siapa, sih, yang nelpon pagi-pagi begini?" Lirih Nindy dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur. Matanya masih berat dan ia masih sangat mengantuk. Beberapa menit kemudian, barulah ia bisa menyibak selimut dan berjalan ke arah meja belajarnya untuk mengambil ponsel. Ia sempat terlonjak kaget ketika kakinya menyentuh lantai kamar yang dingin.
Di ponsel itu tidak tertera nama siapapun, melainkan sebuah tulisan yang masih belum bisa dilihatnya dengan jelas karena matanya masih belum terbuka sepenuhnya. Sedetik kemudian barulah ia sadar jika itu adalah nada alarm.
"Happy 10 Monthsary with you♡."
Tanggal berapa sekarang? Nindy menggumam dalam hati seperti orang linglung.
Kepalanya menoleh beberapa derajat pada kalender yang ada di mejanya, lupa jika di ponselnya padahal juga tertera tanggal. Beberapa detik kemudian, barulah ia terpekik kaget.
"Tanggal 8? Ya ampun, aku lupa."
Dulu, Fakhri lah yang menyetel alarm itu sebagai pengingat tanggal jadian mereka. Laki-laki itu bahkan sempat ingin menyetelnya tepat jam 12 malam. Namun, niatan itu diurungkannya sebab ia tidak ingin mengganggu jam tidur Nindy.
Hari Sabtu, jam 06.20 A.M.
Nindy melirik jam di meja itu. Ia bebas hari ini. Setidaknya ia hanya perlu ke sekolah untuk mengikuti ekstrakulikuler bulutangkis yang selesai pukul 09.00 dan setelah itu baru ia akan jalan-jalan dengan Iqbaal ke Puncak.
Ya, I swear. Jalan-jalan dengan Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan ke Puncak. Masih ingat di chapter yang lalu saat Iqbaal menawarinya sebagai pengganti waktu temu mereka di Solaria 2 minggu lalu? Ya, laki-laki itu benar-benar memenuhi janjinya hari ini.
Nindy senyum-senyum sendiri membayangkan bagaimana liburannya nanti. Kapan lagi dia bisa berlibur bersama idolanya sendiri? Haha
Gegas ia masuk ke kamar mandi. Tak berapa lama kemudian, barulah ia turun ke bawah untuk sarapan.
Mata bulatnya celingak-celinguk saat kakinya sudah sampai di anak tangga terakhir. Meja makan itu kosong, pun dengan dapur, ruang tengah, dan ruang tamu. Benar-benar seperti kuburan, batinnya. Hanya ada sepiring sarapan nasi goreng hangat dan telur mata sapi yang ditutup oleh tudung saji di meja makan.
Ayah dan ibunya pasti sudah berangkat kerja sejak tadi. Huh, ia mendengus sebal. Bahkan di akhir minggu pun mereka masih saja tidak punya waktu khusus untuknya. Kebutuhan Nindy memang selalu dipenuhi orangtuanya, tapi kasih sayang mereka masih kurang dirasakan Nindy. Mempunyai orang tua yang super sibuk bukanlah hal yang menyenangkan. Ia mendengus kesal sambil terus menyatap makanannya.
Gegas ia langsung berangkat ke sekolah karena ia tidak mau terlambat datang mengikuti estrakulikuler spesial itu. Asal kalian tahu saja, sebenarnya ia tidak benar-benar berminat masuk ke klub olahraga raket itu. Ia hanya mengikuti Fakhri saja. Ya, setidaknya daripada nilai raportnya kosong.
***
Nindy menyeka keringat di dahinya dengan kasar. Satu setengah jam mengikuti ekskul itu saja sudah membuatnya banyak mengeluarkan keringat. Entah sudah berapa botol air mineral yang diteguknya untuk mengganjal rasa hausnya. Kini ia duduk di pinggir lapangan itu sambil meluruskan kaki dan melirik jam di pergelangan tangannya. Masih jam 9, masih ada waktu untuk mengunjungi makam Fakhri sebelum Iqbaal akan menjemputnya jam 1 nanti. Hampir setiap bulan ia datang ke makan Fakhri, mengirimkan doa, bunga, serta bercerita tentang kehidupannya selama Fakhri pergi meninggalkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Choosing You [CJR]
RandomNindy bingung. Entah mengapa kematian kekasihnya malah membuatnya bisa bertemu dengan idolanya sendiri. Terlebih, mereka menjadi sangat dekat setelahnya. Apa ini namanya? Takdir yang kebetulan, eh? -o0o- Ini mungkin hanya kisah biasa. Tentang seoran...