🍒 part 9

6.8K 358 20
                                    

Baca aja dan ikuti saja alur cerita ini

Seperti biasa tembus 70 vote baru Thor up.


Flashback ashel on

Berarti ia sempat datang ke sini - bertemu dengan wanita lemah dan tua yang terbaring di kasur rumah sakit, seseorang yang ia sebut ibu.

"Dia tadi kemari karena aku meneleponya. Maafkan aku kalau mengganggu pekerjaannya, aku hanya merasa kesepian karena adel biasanya sering menemuiku. Aku tidak tahu kalau dia punya pekerjaan baru."

Secara de facto Adel memang berada di bawah kendaliku, namun bukan bekerja sebagai staff atau orang yang bekerja di kantorku lainnya. Adel di bawah kendaliku - sebagai alat kesenanganku sendiri, itu yang senyantanya terjadi. Tapi sesuatu dalam benakku berbisik kalau aku harus berklamuflkase, demi keamanan tersendiri - ada baiknya aku menyembunyikan apa yang adel lakukan selama berada di bawah kuasaku.

"Adel orang yang mudah kesal jika bekerja di dunia fashion, aneh sekali mendengarnya bekerja di perusahaanmu." Dari sorot mata dan senyum yang membayangkan putra semata wayangnya, wanita tua ini sangat penuh kasih sayang-orang yang paling khawatir terjadi sesuatu pada putra semata wayangnya. Aku merasa seolah ada yang menusuk di sanubari, aku bukan orang yang bisa iba dan kasihan dengan orang lain.

Jika seorang mengatakan hatiku sudah mati, ya aku memang mati rasa untuk merasa kasihan, iba, atau peduli dengan kesengsaraan orang lain. Namun, kali ini aku merasa terhunus pedang yang menusuk tepat di jantungku. "Nona ashel, meskipun ku rasa tidak sopan untuk mengatakan ini pada atasan anakku sendiri,"

"Kuharap kau selalu menjaga dan membimbing putraku lebih baik."

Flashback ashel of

~×~

Ashel

Nyonya Cindy, aku memang membimbing putramu. I'm a good mommy who feeding my baby boy milk, yes the real one milk ups. Aku berada di pangkuan Adel yang duduk di bawahku, menghentak-hentak penisnya keras ke dalam tubuhku sambil memegang pinggulku. Sofa merah di lounge pribadi yang merupakan satu dari ruang spesial yang ada di rumahku. Selama aku mendesah di atasnya, lenganku menarik kepalanya mendekat pada bongkahan payudara yang terantung-antung mengikuti tempo pompaan di bawah sana.

"Boy, suck my nipple like a baby starving to mommy's breast milk!"

"Aaahhh..."

Panas mulutnya terasa menyentuh puting payudara sebelah kanan. Aku menekan kepalanya agar semakin kuat menghisap tonjolan kemerahan di payudaraku. Lenganku semakin kuat membelenggu lehernya, aku tak mau dia mengakhiri hisapannya yang menyedot kuat bagai bayi minta susu. Pinggul milikku membantu penis besarnya menghentak seisi dinding vagina yang sudah lembab ingin mengeluarkan cairannya.

Sambil mempercepat pelepasan, aku harus merangsangnya sendiri jadi ku raih tangan besar Adel yang menganggur untuk meremas payudaraku yang satunya. Kepalaku terdorong untuk bersandar di dada bidang di torsonya yang kekar. Adel masih menghisap dan sesekali menggigit puncak payudara dengan tonjolan merah muda, ini menyiksaku dengan nikmat - apalagi sebelah tangannya ku bawa ke payudara satunya, meminta sang pemuda lugu untuk meremasnya. Benar saja lembah di bawah sudah berkedut mengumpulkan cairan yang ingin keluar menyembur. Penis yang menggenjot di dalamnya ikut keluar karena debit cairan yang deras keluar membanjir ke sofa dan lantai.

Oh shit, that's my squirt.

Selama ini aku belum pernah merasakan sensasi seperti ini, penisnya memang menumbuk di tempat yang tepat. Membuat orgasmeku meledak dengan cairan yang membanjir deras. Kau semakin cerdas tuan adelio. Batang besar dengan urat-urat kasar yang menonjol dan terbungkus karet tipis bernama kondom itu masih berdiri tegak belum mengeluarkan lahar putih dan panas, ku hentikan mulutnya yang bergerilya dengan puting coklat kemerahan tadi.

SUGAR MOMMY CELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang