🍒 part 5

8.2K 331 24
                                    


Sesuai perjanjian Thor ni Thor up selamat membaca 😁

Author kasih tau ya ke kalian di cerita ini ga ad ya yg namanya adem ayem nanti juga ad konflik nya juga ga seru dong klo ga ad konflik nya.



Adel pov

Mataku tak sanggup terlalu lama untuk terpejam lagi. Aku membuka mataku, melihat objek paling pertama yang muncul saat kelopak ini terangkat dan berkedip untuk pertama kalinya. Sedikit jantungku merasa terkejut, aku baru menyadari kalau semalam aku tidur tanpa sehelai benang dengan wanita cantik yang lebih dewasa - sial, aku jadi mengingat yang terjadi semalam. Bagaimana wanita yang sama-sama telanjang di sampingku berkuasa di atas tubuhku. Dia begitu panas dan liar saat terangsang dalam gelora nafsunya.

"Eunghh..."

Ia mulai menggeliat dengan erangan khas orang yang akan terjaga dari tidurnya. Matanya yang besar perlahan terbuka menatap dunia sekitarnya. Merenggangkan kedua lengannya yang semula tersembunyi di dalam selimut. "Mmmhh... good morning my baby boy..." Baru juga bangun, dia sudah menyapaku dengan seringai genitnya. Nyonya Ashel kembali mengarah jari-jarinya menyibak poni dan mengusap surai hitamku ke pinggir. Ini pertama kalinya aku melihat dia tersenyum teduh, apa auranya bersinar positif jika sudah melakukan hal yang mesum, wanita aneh.

"Del..."

"Hmm?"

Suaranya memanggilku lirih sambil terus memainkan surai-surai hitam penutup dahi milikku. "Mengapa kau bisa sesempurna ini, kau tampan, menggoda, tapi menggemaskan seperti bayi dalam satu aura wajah yang sama." Ia mencubit pipiku, senyumnya sangat puas melakukan itu. Jari-jari jenjangnya selesai memainkan wajahku, ia mengubah posisinya - duduk bersandar pada sandaran tempat tidurnya yang lebar dan kuat.

Aish, payudaranya yang menggantung bebas tanpa penghalang mengganggu pandanganku. Aku merasa malu melihatnya sehingga wajahku berpaling ke arah sebaliknya, rasanya ini memanas dan merah padam lagi. Dia terlihat santai padahal aku meronta ingin minta itu ditutup saja, aish benar-benar.

"Hey, mengapa wajahmu berpaling ke sana?"

Tangannya mencengkram bahuku lalu mengusapnya pelan dan teratur. "Aku - tak nyaman dengan..." lidahku kelu tak bisa mengatakan gamblang kalau aku sangat terganggu dengan bongkahan buah dadanya yang mencuat bebas seperti itu. Pipiku semakin merah memikirkannya.

"Oh..."

Ashel terdengar sedang terkekeh, "Kau malu melihatku telanjang?" Lagi-lagi mulutnya tak pernah menyaring kata-kata yang keluar, "Ya ampun, baby kau sudah meremas payudaraku semalam mengapa kau masih malu, kau bahkan melihat sesuatu yang lebih menakjubkan dengan ini, bukan?" Dia memaksaku melihat dua bongkahan buah dadanya bergoyang ke kanan dan ke kiri - dia melakukannya dengan sengaja.

Selimut tebal yang menutup ketelanjangannya tersibak. Keseluruhan lekuk tubunya termpampang nyata, mataku membola melihat itu. Jangan sampai di bawah sana berdiri lagi, dia tak segan untuk menyerangku jika itu terjadi. Bathrobe yang tercecer di lantai diambil dan dipakai untuk menutup lekuk tubuhnya. "Adel, ayo pakai bajumu - kita akan sarapan di ruang makan sekarang!" Dia tak pernah melewatkan perintahnya yang mutlak pada lawan bicaranya.

~×~

Bibirku berdecak untuk melihat ruang makan yang ku pikir terlalu luas dengan meja panjang dan kursi-kursi yang berbaris menyembunyikan kakinya di bawah meja. Jika meja ini hanya terpakai untuk satu orang, maka benar ruang ini terlalu luas dan sepi untuknya. Meja makan megahnya berada tepat di bawah lampu gantung kristal yang berkilau, dominasi warna putih di ruangan ini menambah kesan mewah dengan gaya klasik di setiap sudutnya, nyonya ashel punya selera bagai ratu kerajaan dari Eropa.

SUGAR MOMMY CELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang