Sesi latihan berakhir, para pemain P.X.G pun pergi ke ruang ganti mereka.
(Name) sendiri sibuk mengemas barang-barang Rin, dan memutuskan akan menunggunya di luar gedung. Namun tiba-tiba Karasu datang menghampirinya.
"Yo, (Name).."
"Oh, Karasu-san.. Kerja bagus hari ini.."
"Umm.. Kau juga, apa kau sudah mau pulang?"
"Iya.. Aku akan menunggu Rin-san di luar, kenapa?"
"Kau.. Pulang bareng bersamanya?"
"Ya.. Kerjaanku bukan hanya disini, di rumah masih ada kerjaan lain"
"Aku dengar sih, kalau Rin juga mempekerjakanmu di apartemennya. Tapi kau tidak kah merasa lelah? Setelah seharian juga disini bekerja sebagai manajernya?"
"Semua pekerjaan pasti ada rasa lelahnya, tapi itu merupakan tuntutan kita untuk memenuhi hidup bukan?"
"Kau benar sih.. A-ah, hampir lupa. Boleh kita bertukar nomor telefon?"
"E-eh? D-denganku?"
"Tentu. Siapa lagi gadis cantik yang ada disini selain dirimu"
Pipi (Name) sedikit bersemu merah, setelah di puji oleh Karasu.
"A-apa.. Tidak apa-apa jika itu denganku?"
"Kau ini ngomong apa? Kan kita sudah sepakat untuk menjadi akrab bukan? Sudah, sebutkan saja nomormu, nanti aku akan kirimkan pesan"
"Nomorku.."
(Name) menyebutkan satu persatu angka dan Karasu langsung menyalinnya pada layar ponselnya.
"Nah, jangan lupa cek pesanku. Ingat namaku, Karasu Tabito! Kita akan bertemu lagi besok, sampai jumpa, (Name).."
"O-oh.. S-sampai jumpa lagi.."
Karasu pun berlalu pergi dengan wajah sumringah. Misinya untuk memulai pendekatan dengan (Name) sejauh ini berjalan dengan lancar.
"Kau sedang apa?"
"HIIIIIKKK.."
Tiba-tiba saja Rin yang sudah selesai berganti pakaian berada di belakang (Name). Tentu saja gadis itu merinding seketika.
"B-bukan apa-apa!"
"Kalau tidak salah lihat, sepertinya tadi Karasu kesini"
"H-hanya sekedar bertukar nomor kok.."
"Heehh.. Rupanya kalian sedekat itu"
Kedua pipi (Name) semakin memerah. Kenapa dirinya menjadi salah tingkah seperti ini. Padahal hanya bertukar nomor telefon saja dengan Karasu.
"K-kami tidak sedekat itu kok!"
"Kau suka padanya?"
*BLUSSSHHH
Kali ini seluruh wajahnya memerah.
"K-KAU.. Salah paham, Rin-san!"
"Ya, bukan urusanku juga sih. Ayo pulang, aku lapar"
"B-baik!"
Kesan pertama (Name) pada Karasu cukup baik. Entah karena dirinya yang terlalu terbawa perasaan, namun Karasu selalu bersikap ramah dan tersenyum padanya sepanjang hari ini.
Mungkin karena (Name) juga tidak membayangkan jika dirinya memiliki seorang teman disini, terlebih lagi satu negara dengannya. Apalagi laki-laki yang memiliki wajah yang menawan seperti Karasu.
(Name) sendiri tidak berminat untuk akrab dengan Rin. Mau bagaimana lagi, mereka hanya sebatas rekan pekerjaan saja.
Dan Rin juga terlalu tertutup, bahkan seperti memberikan batasan sebuah tembok yang tebal dan sangat sulit untuk di dekati oleh (Name).
![](https://img.wattpad.com/cover/361917638-288-k393263.jpg)