*****
WARNING AREA 18+!!!!!
*****
Rin benar-benar sudah terhasut oleh hawa nafsunya, ia tak bisa mengendalikan dirinya ketika melihat gadis yang sudah tak berdaya di bawah kungkungannya.
Setelah (Name) memberikan lampu hijau kepadanya, Rin menggesek-gesekkan ujung kejantanannya pada cairan yang keluar dari lubang labia milik (Name).
Rin bermaksud melumasi kejantanannya dengan cairan milik (Name), agar lubang milik gadis yang akan ia renggut keperawanannya itu tidak kesakitan nantinya.
Tentu saja Rin sangat hati-hati memperlakukan gadisnya, karena ini adalah pengalaman pertama untuk sang gadis, namun tidak dengan Rin.
"Aku akan masukan sekarang, (Name). Jika terasa sakit katakan saja, kau bisa mencakar, menggigit, atau menghentikanku jika kau tidak kuat menahan rasa sakitnya."
(Name) pun hanya mengangguk pasrah, ia mempercayakan semuanya pada Rin.
Kedua tangan Rin bertumpu pada sisi kepala (Name), tak luput Rin terus memandangi wajah (Name) yang tengah memejamkan matanya sambil merintih kesakitan. Padahal milik Rin baru ujungnya saja yang masuk.
"Apa sudah mulai sakit?"
(Name) lalu mengangguk.
"Tahan ya, ini baru ujungnya dan belum masuk semuanya.."
Gadis itu pun langsung membuka matanya, dan tercekat kaget ketika baru ujungnya saja yang memasuki dirinya.
"A-apa?? H-harus berapa lama aku menahan rasa sakitnya?!"
Rin membelai wajah (Name) dan mengecup singkat bibir gadis itu.
"Kau tau? Jika melakukan hubungan seks, memang sakit di awal lalu nikmat di akhir.."
"Sepertinya, kau sangat berpengalaman sekali, Rin-san.."
"Maaf.. Memang bukan kau yang pertama untukku, tapi aku tidak akan membuatmu menyesal menjadikan aku sebagai laki-laki pertama yang akan memberikanmu kenikmatan.."
Untuk menetralisir rasa sakit yang akan (Name) rasakan, Rin kembali mencium bibir (Name), namun dengan sekali hentakan, pinggulnya terdorong ke depan sehingga kejantanan miliknya terbenam sempurna di dalam lubang labia milik (Name).
(Name) merintih kesakitan setelah Rin dengan kasar mendorong pinggulnya secara tiba-tiba, air matanya turun dari pelupuk matanya, tak kuasa menahan perih di area bawah miliknya.
Rin juga merasa telah menabrak sesuatu didalam sana. Rin melepas ciuman diantara mereka, dan melihat kebawah ada darah segar mengalir keluar. Pertanda (Name) sudah memberikan keperawanan untuknya.
"Sakit ya?"
Rin mengusap air mata yang membasahi pipi (Name).
"Iya! Sakit banget! Tau gini aku tidak mau melakukannya!"
Rin justru tertawa kecil mendengar penuturan dari (Name).
"Iya.. Iya.. Maaf. Nanti sakitnya hilang kok.."
Rin sejujurnya tak begitu paham menenangkan seorang gadis yang belum punya pengalaman mengenai seks. Pasalnya dulu ia melakukan pertama kali dengan Kakak Iparnya, yang jelas sudah memiliki pengalaman jauh di atasnya.
Tapi saat ini, Rin tak ingin membandingkan antara sang mantan dengan gadisnya sekarang.
"(Name).. Boleh aku bertanya sesuatu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/361917638-288-k393263.jpg)