BAGIAN 07

883 82 8
                                    

Setelah mengetahui Karasu ingin mengajak (Name) kencan, Rin memilih untuk pulang lebih dulu ke apartemennya tanpa berpamitan pada (Name).

Saat Rin tengah berganti pakaian setelah sesi latihan berakhir, gadis itu tengah berbincang dengan Pelatihnya dan juga Mentor dari tim PXG, yakni Julian Loki.

Rin semakin terguncang semenjak (Name) datang di hidupnya. Sosok gadis itu, bahkan kepribadian yang di miliki oleh (Name), mengingatkannya dengan cinta pertamanya.

Rin selalu ingin menyingkirkan perasaannya yang selalu mengatakan jika (Name) adalah pengganti pujaan hatinya, Rin tak ingin suatu saat nanti ia hilang kendali dan menjadikan (Name) sebagai pelampiasannya.

Maka dari itu, ketika Karasu mengatakan ingin mengajak (Name) untuk berkencan, Rin pun sama sekali tak keberatan. Jika mungkin, Rin ingin Karasu segera mengajak (Name) untuk berpacaran.

Dengan begitu, Rin tak akan menjadikan (Name) sebagai pelampiasan dari masa lalunya.

Tapi, jauh di dasar lubuk hatinya, ada perasaan tidak rela jika secepat itu (Name) di miliki oleh laki-laki lain.

***

"Kalau begitu, Pak Pelatih, dan juga Loki-san, aku pamit dulu. Mungkin Rin-san sedang menungguku sambil memasang wajah masamnya di depan ruang gantinya.."

Sambil tertawa kecil, (Name) membungkukan tubuhnya, lalu berpamitan pada Loki dan Pelatih.

Begitu keluar dari ruangan Pelatih, Shidou tiba-tiba datang menghadang (Name).

Shidou memojokkan tubuh (Name) pada dinding, lalu pemuda itu menaikkan dagu (Name) ke atas menggunakan jari telunjuknya dan juga menatap gadis itu dengan tatapan menggoda.

"Halo, Nona Manis.. Aku sedari tadi mencarimu, rupanya kau disini.."

(Name) pun segera menepis tangan Shidou, berbalik dengan tatapan yang Shidou berikan padanya, justru (Name) menatap nyalang pemuda yang lebih tinggi darinya.

"Mohon maaf, sepertinya kita tidak cukup akrab bukan? Bisakah kau lebih sopan sedikit?"

Shidou tertawa sangat keras setelah mendengar ucapan gadis di hadapannya itu.

"FUAHAHAHA.. ASTAGA.. Kau benar-benar gadis yang menarik. Aku berani bertaruh, pasti anak itu juga menyukaimu. Karena aku pun menyukai gadis pemberani sepertimu.."

"Apa maksud perkataanmu itu? Maaf saja, aku tak punya waktu untuk meladeni ucapan anehmu itu."

(Name) bermaksud untuk meninggalkan Shidou, namun laki-laki itu menarik pergelangan tangan (Name) dan kembali memojokkannya ke dinding.

"Aku belum selesai berbicara, Nona Manis.. Katakan padaku, sebenarnya kau memiliki hubungan apa dengan Itoshi Rin?"

"Sudah ku bilang, kita ini tidak akrab. Untuk apa aku menghabiskan waktu berbicara dengan orang asing? Jadi lepaskan aku, sebelum aku berteriak disini!"

"WOW.. Benar-benar gadis idamanku! Daripada kau jadi pacarnya Itoshi Rin, lebih baik aku saja yang menjadi pacarmu."

"LEPASKAN! Aku benar-benar tak berniat untuk meladenimu!"

Shidou justru semakin erat menahan tangan (Name) diatas kepala gadis itu.

"Dengar! Katakan pada majikanmu itu, aku tak tau seberapa besar uang yang dia keluarkan untuk menyewamu, tapi aku bersumpah, aku tak akan membiarkannya merasakan apa itu kebahagiaan!"

"Huh? Apa hakmu? Siapa dirimu dalam hidup Rin-san?! Setiap orang berhak memiliki kebahagiaannya masing-masing!"

"Kau masih tidak tau juga? Anak itu.."

HEALERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang