Rin dan (Name) akhirnya tiba dengan selamat di Paris. Perlu waktu yang cukup lama, sekitar 14 jam mereka melakukan perjalanan dari Tokyo menuju kesini.
Penerbangan mereka dimulai sekitar pukul 8 pagi, dan tiba disini pada pukul 10 malam.
Sebelum pergi menuju apartemen yang sudah disediakan oleh manajemen P.X.G, Rin dan (Name) memutuskan untuk mengisi perut mereka terlebih dulu.
(Name) tidak pernah tahu apa saja makanan khas dari kota ini, jadi ia hanya mengikuti apa yang Rin pesan.
Enak tidak enak, ia tetap harus memakannya. Kan sayang sudah di traktir oleh Rin, dan (Name) menyia-nyiakan begitu saja.
Seusai mengisi perut mereka, Rin memutuskan ingin segera merebahkan tubuhnya karena dirinya begitu lelah setelah melakukan perjalanan yang panjang ini.
Tentu saja di ikuti oleh (Name).
Eh, di ikuti? Rin mulai menyadari (Name) malah mengikutinya sampai ke apartemennya.
"Kenapa kau mengikutiku hingga kesini?"
"Lho? Tentu saja, bukankah aku mulai sekarang sudah bekerja denganmu?"
"Bukan itu maksudku. Ini apartemenku, maksudku aku akan menetap disini. Dan kau untuk apa kesini? Pergilah ke tempatmu sendiri"
"A-ah.. I-itu.. Loki-san tidak memberitahu apapun untuk aku tinggal dimana, jadi kufikir jika aku akan tinggal bersamamu.."
"Hu-huh?! Tidak.. Tidak! Aku tidak bisa tinggal dengan orang asing!"
"La-lu aku tidur dimana malam ini?"
"Itu bukan urusanku, kau tanya saja sendiri pada Loki"
Saat Rin ingin membuka pintu apartemen, (Name) menahan tangannya. Yang benar saja jika dirinya akan tidur di luar sendirian di tempat yang asing seperti ini.
Karena ini pertama kalinya ia pergi ke luar negeri.
"Tu-tunggu Rin-san! Ha-hanya satu malam! Ya.. Izinkan aku tidur di apartemenmu, kumo--"
Rin melepaskan tangannya secara paksa dari genggaman tangan (Name).
"Dengar, sejauh ini aku sudah mencoba untuk bersikap baik padamu. Tapi tahu batasan lah! Kita ini tak saling mengenal, dan aku harus mengizinkan orang asing sepertimu tidur didalam apartemenku? Yang benar saja!"
"Aku tak perduli kau ingin tidur dimana, entah di luar, atau di rumah Loki sekalipun, aku tidak perduli! Dasar gadis merepotkan!"
*BRAAAKK
Tanpa berbelas kasih, Rin masuk ke apartemennya dan menutup pintunya dengan sangat kencang di hadapan (Name).
Tentu saja (Name) sakit hati dengan perlakuan Rin yang teramat tidak memiliki empati padanya.
"Mana mungkin aku menghubungi Loki-san malam-malam begini? Aku yang ada malah jadi mengganggunya!"
"Khhh.. Pria sialan itu, benar-benar menguji kesabaranku!"
(Name) mencoba menenangkan dirinya sendiri. Ia takut jadi kelepasan emosi terhadap Rin, walau rasanya puncak amarahnya sudah berada diatas ubun-ubun.
Namun (Name) mencoba bersabar dan menerima semuanya. Kalau tidak, kontrak kerjanya akan berakhir, dan (Name) tidak bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Akhirnya, karena ia tidak tahu tentang kota ini, ia memutuskan tidur di depan apartemen Rin.
Ia tak perduli ocehan, makian, atau omelan yang akan dirinya terima besok dari Rin. Untuk saat ini ia sudah sangat lelah, dan ingin memejamkan matanya sekarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/361917638-288-k393263.jpg)