Tragic

1.2K 62 0
                                    

Dania merasa badannya lemas, ia menatap 'pai apel' yang sudah dingin pemberian kakek dan neneknya dengan sendu. Biasanya ia akan dengan semangat memotong pai itu membagikannya kepada perawat dan memakannya berasama.

Sendinya terasa ngilu, napasnya memburu, ingin muntah tapi tak ada yang bisa dikeluarkan, ingin tidur tapi rasa sakit memaksanya untuk tetap membuka mata.

Tanpa sadar satu persatu titik air mengalir dari matanya yang sayu, "Hiks, hiks, hiks.." dan diikuti dengan isakan kecil.

'Aruull!!' Batinnya meneriakkan nama seorang lelaki yang sedang tidur di sofa putih dengan lelap, tapi tak tega untuk membangunkan.

"Aruuull!!!" Diluar kendali mulutnya meneriakkan nama seseorang yang selalu menemaninya, menggenggam tangannya, memeluknya, menguatkannya bukan dengan kata-kata tapi dengan perbuatannya.

Arul tersentak seketika, kaget saat melihat Dania yang kesakitan.

"Dania!" Teriaknya panik sambil menghampiri Dania cepat.

"Hiks, hiks Dania kenapa?"

"Hiks, sakit rul! Sakit..." Rintih Dania, ia sudah tak kuat, segalanya terasa begitu sakit bahkan untuk bernapas. Arul berpikir cepat, diingatnya pesan suster Maria untuk menekan tombol merah jika terjadi apa-apa.

"Sakit Rul! Hiks.. Hiks.." Rintih Dania lagi sambil menarik baju kaos yang dikenakan Arul, ia merasakan sakit di betisnya seperti ada yang menarik otot betisnya.

"Hiks, hiks, Dania.." Arul bingung harus berbuat apa, ia menatap Dania yang tengah kesakitan, tiba-tiba kilasan kakaknya yang menenangkannya dengan mengusap kepalanya apabila ia terbangun dari mimpi buruk terlintas di otaknya.

"Hiks, Dania, yang tenang ya.." Kata Arul menenangkan Dania sambil mengusap rambutnya penuh kasih sayang seperti yang dilakukan kakaknya.

"Itu semua, hanya mimpi buruk, lihat Arul disini untuk Dania." Ucap Arul lembut mengingat semua perkataan kakaknya.

Berangsur-angsur Dania mulai mengendalikan dirinya meskipun rasa sakit luar biasa tetap mendera tubuhnya, dan tak lama ia terjatuh dalam kegelapan ditarik rasa sakit dan usapan kasih sayang Arul.

Complement MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang