BAB 15

45 3 0
                                    





"Jika kata perpisahan sudah terucap maka kita tidak akan bisa berbuat apa apa selain mengikhlaskan itu semua"
- Amora


HAPPY READING...


Amora melirik sinis, ketika cowok itu tiba tiba mengambil earphonenya. Bukannya tidak suka, tapi malas saja melihat wajah cowok ini sejak kejadian memalukan tadi.

"siniin" ucap Amora merampas benda yang ada di telinga Alexio, yap cowok itu adalah Alexio.

"minjam dulu" kembali merampas earphone milik Amora. Amora yang tidak mau kalah kembali merampas, dan terjadi lah aksi rampas merampas.

"udah deh, earphone nya milik gue. Ngapain lo yang sewot sih" ucap Amora merampas kasar benda yang ada di tangan Alexio.

"yaudah maaf" balas Alexio kembali duduk anteng tanpa earphone.

"ngapain masih disini, sana pergi. Ini bukan kursi lo ALEXIO" ucap Amora menekankan nama Alexio.

"biarin sih, lagian Alana ngebolehin kok" balas Alexio santai.

Amora lebih mengabaikan Alexio yang sudah anteng duduk di kursi sebelahnya. Amora lebih memilih memainkan handpone nya daripada berdebat dengan Alexio, tidak akan ada habisnya.

Amora membuka chat dari Aksa yang katanya telah selesai meeting. Amora tenggelam di dunia chatnya dengan Aksa, sehingga membuat Alexio terabaikan.

"chat sama siapa sih, kayanya seru banget sampe senyum senyum gitu" ucap Alexio kepo dengan siapa Amora senyum senyum sendiri.

"pengen tau banget kayanya" balas Amora jutek.

Amora merasa mood nya hancur gara gara di tanyai oleh Alexio, Amora menyudahi chatan nya dengan Aksa. Amora berdiri meninggalkan Alexio sendiri.

"Lan, ikut nggak" teriak Amora mengajak Alana yang sibuk bertengkar dengan Ucup.

"iya, suntuk gue disini sekelas sama Ucup ini. Ga ada habis habis nya ngupil, ngorek mulu kerjaannya" balas Alana mengiyakan.

"jangan terlalu benci ntar jodoh baru tau rasa" ucap Amora mengingati agar tidak terlalu benci.

"idih amit amit, mendingan gue sama mimi peri daripada sama si Ucup" balas Alana seperti jijik.

"sebenernya si Ucup ganteng kok, cuman jorok suka ngupil aja" ucap Amora menyetujui.

Akhirnya mereka berdua memutuskan pembicaraan dan berjalan menuju kantin. Bel istirahat sebentar lagi berbunyi, namun Amora dan juga Alana sudah berada di kantin. Karena jam kosong, jadi mereka memutuskan untuk ke kantin lebih dulu.

"eh mor, tadi kenapa tuh lo berantem sama si anak baru itu" ucap Alana memulai pembicaraan baru.

"itu, tadi dia ngambil earphone gue. Padahal kan gue lagi make, malah seenaknya ngambil" balas Amora sambil menyuapkan bakso ke dalam mulutnya.

"ciee" ucap Alana menggoda.

"apaan cie cie, gaada. Gue trauma sama cieciean lo Lan"balas Amora bergidik ngeri mengingat kejadian ia dengan Aksa.

Entah kebetulan atau apa, setelah mendapat godaan dari Alana membuat Amora benar benar menyukai Aksa. Ia takut itu terjadi pada Alexio.

"lah kenapa coba" balas Alana heran.

"kemarin lo gituin gue sama bang Aksa, dan sekarang gue deket sama bang Aksa. Jangan sampai sama Alexio juga, bisa gila gue ntar" ucap Amora menjelaskan.

Alana menahan tawanya agar tidak meledak, bisa bisanya pikiran sahabat sampai kesana. Di pikir pikir iya juga ya, waktu Alana menggoda Amora dengan Aksa. Ujung ujungnya mereka berdua dekat.

Jangan sampai Alexio dan Amora juga dekat, tidak tidak. Memikirkan nya saja sudah membuat Alana bergidik ngeri tidak terbayangkan jika benar terjadi.

"iya, maaf deh. Tapi cie ciein gue sama Kim Taehyung dong, mana tauan nasib gue sama kaya lo kan. Bisa deket sama artis dunia" ucap Alana membayangkan.

"cie" balas Amora menuruti kemauan Alana. Karena jika tidak di turuti, Alana akan merepet seperti biasanya. Amora tidak mau itu terjadi.

Alana memekik senang mendengar balasan Amora, semoga saja nasib nya benar seperti Amora yang dekat dengan Aksa setelah Alana menggodanya.

Amora menatap horor kepada Alana yang kejang kejang sendiri. Amora tidak ambil pusing, ia kembali melanjutkan makan nya. Sudah biasa terjadi jika Alana ngereog tiba tiba, jadi jangan heran.

Akhirnya Alana berhenti kejang kejang nya, ia kembali makan dengan tenang. Amora menatap heran pada Alana yang tiba tiba diam makan dengan tenang setelah kejang kejang tidak jelas. Memang mood cewek susah di tebak.

Amora sudah menghabiskan bakso miliknya, sekarang ia menunggu Alana selesai memakan nasi goreng nya. Sering terjadi jika mereka makan bersama, Amora selalu saja menunggu Alana menghabisi makanan nya.

Akhirnya Alana telah menghabiskan makanan nya. Alana izin ke toilet tapi tidak di temani oleh Amora, Alana sendiri yang menyuruh Amora duluan. Katanya sih Alana akan lama di kamar mandi, karena sekarang perutnya sudab sangat amat sakit ingin di keluarkan isinya.

Amora lebih memilih menuju roftoop guna menenangkan isi pikirannya. Sebentar lagi ujian akhir semester, yang artinya ia akan lulus dari sekolah ini. Akan ada kata perpisahan.

Jika kata perpisahan sudah terucap maka kita tidak akan bisa berbuat apa apa selain mengikhlaskan itu semua. Amora telah sampai di roftoop dan mengambil kursi yang sudah sedikit berdebu.

Amora menduduki kursi itu. ia menatap ke arah bawah, dimana siswa siswi yang saat ini pelajaran olahraga. Amora memperhatikan setiap murid yang lewat dari atas.

Sehingga mata Amora terhenti pada Alexio yang melambaikan tangannya pada Amora. Alexio memberikan bahasa isyarat agar Amora tau apa yang ia ucapkan.

Alexio akan naik ke atas roftoop untuk menemui Amora. Amora yang mengerti itu, langsung melarang keras. Tapi Alexio tidam mendengar kan itu semua, Amora yang panik segera keluar dari roftoop dan bersembunyi di luar roftoop.

•••

Alexio telah sampai bersama teman teman nya, tapi saat dilihat, ia tidak melihat keberadaan Amora di roftoop. Alexio dan teman teman memilih duduk terlebih dahulu di roftoop.

"lo beneran mau jadiin Amora bahan taruhan, gue denger denger hubungan dia sama bokapnya juga ga baik. Masa iya lo mau nyakitin tuh cewe lagi" ucap Kevin memperingati niat busuk sahabat nya.

"gue ngga terima di pukul habis habisan kaya kemarin, harga diri gue di injak injak sama tuh cewek" balas Alexio acuh.

"tapi kan ngga gini cara nya Lex. Gue kasihan sama tuh cewek, dirumah udah di siksa. Masa iya di sekolah juga di sakitin" ucap Kevin kembali.

"gaada yang nyakitin disini, kalo dia ngerasa sakit. Ya urusan dia sendiri dong, bukan urusan gue" balas Alexio acuh. Tidak mau mendengar pendapat teman temannya.

Kevin hanya bisa pasrah mendengar bantahan dari Alexio, memang begini. Alexio selalu saja keras kepala jika diberi nasihat ataupun pendapat yang menurutnya baik.

Dari kejauhan seseorang mendengar pembicaraan kedua lelaki tersebut, lututnya terasa lemas mendengar itu semua. Ia lebih memilih meninggalkan tempat tersebut. Ia akan mengikuti permainan ini, Amora tersenyum smirk.














PENULISAN : 14 APRIL 2024 (00.18)
REVISI : 10 APRIL 2024 ( 22.00)
PUBLIKASI :  16 APRIL 2024 (08.56)

AMORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang