BAB 13

45 3 1
                                    



"hah? apa apaan ini"
- Amora

HAPPY READING...

"ck! emang gue doang yang bener di sekolah ini. ga pernah bolos, selalu memperhatikan guru, dan jadi murid teladan. Tapi persetan itu semua, yok bolos" Alana menyengir tanpa dosa.

"Alana anj- astaghfirullah" Amora istighfar melihat tingkah Alana.

"nah gitu dong, sesekali lo istighfar" balas Alana dengan mulut terisi.

"berisik, buruan abisin. Kalo gue udah ga mood, bayar sendiri" beralih memainkan handpone nya.

"jangan gitu dong Amora cantik bahenol. Baik baik ya mood" balas Alana menyuruh mood Amora agar baik baik saja.

Amora memilih memainkan handpone nya sembari menunggu Alana menghabiskan makanan nya. Amora melihat Aksa mengirimkannya pesan, ia buru buru membuka pesan dari Aksa.

Kak Aksa 🌷💍


Kak Aksa
lagi ngapain?
gabut bgt 😫
ngak ada ada yang di kerjain
07.56

Anda
ngak ngak ngak 🦅🦅
07.56

Kak Aksa 🌷💍
ih typo itu
07.56

Anda
sumpah kak
typinh lo kok gitu sih 😭😭
gakuat
07.57

Kak Aksa 🌷💍
lo juga typo kok
07.57

Anda
biarin
07.57

Kak Aksa 🌷💍
kenapa on?
gurunya ga masuk ya
07.57

Anda
iya, gurunya ga masuk
07.58


Amora keluar dari room chat nya dengan Aksa. Ia takut ketauan jika membolos, lebih baik ia silent handpone agar tidak terganggu.

"cepetan woi, lelet banget sih makan nya" memperingati Alana.

"bentar, sesuap lagi" menyuapkan suapan terakhir.
Lalu bangkit dari duduk nya.

"lo yang bayar kan" ucap Alana dengan senyum manisnya. Sebenarnya Alana mampu membayar nya tapi sayang saja uang nya terbuang, jika ada Amora kenapa tidak. Itulah prinsip Alana.

Amora ingin membayar ke ibu kantin, tapi atensi nya teralih kearah cowo yang berdiri di depan pintu kantin. Amora ingin menyusul cowo itu.

"lan, sana bayar. Gue ada urusan sebentar" memberi uang seratus ribuan dua lembar.

"mau kemana sih" teriak Alana melihat Amora berlari.

Amora mengabaikan teriakan Alana dan berjalan ke cowo yang masih saja berdiri di depan kantin dengan wajah lebam nya.

"Alex, lo gapapa. Maafin gue ya" Amora meminta maaf.

"gapapa kali santai aja, lagian gue yang salah kok" balas Alexio santai.

"belum lo obatin" tanya Amora.

"ntar juga sembuh sendiri, ngapain buang buang obat kalo bisa sembuh sendiri" balas Alexio.

"tetap aja, nanti infeksi. Yaudah sekarang ikut gue" menarik tangan Alexio menuju uks guna mengobati luka luka yang di buat oleh Alexio.

Amora telah sampai di depan uks, mengetuk pintu lalu memasuki ruangan serba putih itu. Amora melihat beberapa petugas uks yang berjaga.

"boleh tolong ambilin kotak p3k nya" meminta kotak p3k pada junior yang bertugas disana.

Junior itu mencari kotak p3k itu. Sementara Amora menarik Alexio ke atas tempat tidur uks, tidak tahu kenapa Alexio hanya menurut saja dengan perintah Amora.

"ini kak" menyodorkan kotak yang diminta Amora.

"terimakasih dek" Amora mengambik kotak itu dan mulai membuka nya, ia mengambil alkohol juga kalas.

Alexio hanya memperhatikan Amora menyiapkan semuanya, ia merasa bersalah ketika mengatai Amora simpanan om om. Pertemuan pertama yang buruk! pikir Alexio. Jika mengingat Alexio merasa malu dengan dirinya.

"kalo sakit bilang ya" Amora sedikit menekan nekan luka Alexio agar kotoran dan debu nya terangkat oleh alkohol.

Alexio memperhatikan wajah Amora yang berada sangat dekat dengan dirinya sekarang. Ia akui, Amora sangat cantik. Kenapa ia baru menyadari ini. Mana ia sempat mengatai Amora begitu lagi.

Alexio menunduk teringat kejadian Amora dan dirinya di halte bus sekolah. Amora yang ngeh dengan sikap Alexio.

"lo kenapa, muka lo merah. Lo sakit ya" tanya Amora sedikit khawatir.

"engga kok" kembali menormalkan raut wajahnya seperti semula.

"maafin abang gue kemarin ya" ucap Amora menganggao Aksa abang.

Amora tidak tahu dengan hubungan nya dengan Aksa saat ini. Kekasih? no, Aksa saja tidak pernah mengungkapkan perasaan nya pada Amora. Abang? mungkin iya.

"gapapa, santai aja kali. Btw yang kemarin itu abang lo ya" tanya Alexio.

"i-iya" Amora menjawab dengan ragu.

"maafin juga, karena kemarin udah ngatain lo yang enggak enggak" ucap Alexio.

"makanya ucapan itu yang iya iya aja, jangan yang enggak enggak" balas Amora.

Alexio terkekeh melihat balasan Amora. Ia merasa Amora telah selesai dengan pengobatan wajahnya, Alexio segera bangkit dari ranjang.

"makasi ya" berlalu meninggalkan Amora.

Amora sedikit kesal, tapi apa boleh buat. Ia juga tidak perduli, yang penting Amora sudah mengobati luka Alexio dan ia sudah bertanggung jawab.

"dek, ini. makasi ya" memberikan kotak p3k yang ia pinjam barusan.

"iya kak, sama sama" mengangguk, menerima kotak itu dari tangan Amora.

Amora berjalan di lorong sepi menuju gudang sekolah, meski dibilang gudang. Gudang itu sangat bersih dan tersusun kursi kursi dengan rapi.

Amora berjalan dengan langkah gontai, tentang Alana? biarkan saja. Yang penting ia sudah membayar makanan mereka berdua. Masalah Alana kemana ia tidak peduli.

Alana telah sampai di depan gudang, ia mau membuka pintu gudang. Namun pergerakan nya teralih oleh suara yang berasal dari sudut pintu dari pintu gudang. Amora mendekati nya.

"jadi lo berani, ngejadiin dia taruhan" ucap sekumpulan cowo itu berbicara. Ada satu orang cowo yang Amora kenali.

Amora hanya mendengar sekilas, ia juga tidak terlalu kepo dengan urusan orang lain. Amora melanjutkan jalannya dan memasuki gudang Sekolah untuk beristirahat.










PENULISAN : 8 APRIL 2024 (00.00)
REVISI : 10 APRIL 2024 (21.20)
PUBLIKASI : 8 APRIL 2024 (22.45)

AMORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang