BAB 18

40 4 0
                                    





"permintaan ayah?"
- Amora.

HAPPY READING...


Amora menoleh ke arah sumber suara, lalu berjalan ke arah sang ayah. Entah keberanian dari mana ia bisa berjalan ke arah sang ayah yang mungkin saja sedang menahan emosi. Amora dengan perlahan mendekati sang Ayah, perlahan namun pasti.

"maafin Amora yah, tadi Mora jalan jalan ke mall kok. Main main bentar" ujar Amora jujur, ia tidak mau sang Ayah marah besar lagi.

"main sebentar kamu bilang? kamu lihat sekarang jam berapa" Bram memutar kasar kepala Amora agar melihat ke arah jam dinding yang terletak di ruang tamu.

"jam berapa, saya bilang. Kamu lihat itu" bentak Bram pada anaknya.

"j-jam delapan yah, maafin mora" balas Amora terbata bata. Ia meringis, karena kepala nya yang di putar tiba tiba.

"dan kamu pergi bersama lelaki, kamu mau jual diri atau hanya sekedar bermain" ucap Bram menatap tajam sang putri.

"c-cuma main yah" balas Amora merasa sakit di kulit kepala karena sang ayah menarik rambutnya kuat. Amora merasa akan botak jika Ayah terus saja menarik kuat rambut rambutnya.

"jika benar hanya main, bawa lelaki itu ke hadapan ayah. Besok!" ucap Bram tidak terbantahkan, ia ingin besok lelaki itu sudah ada di hadapan nya.

"iya ayah, besok Amora bawa kesini. T-tapi lepasin rambut Amora, sakit" balas Amora memegang kepala nya yang sakit.

"sana pergi" ucap Bram melepaskan rambut Amora tapi sebelum melepaskan, Bram menariknya kuat terlebih dahulu.

Amora merintih kesakitan dan segera beranjak dari hadapan Ayahnya sebelum sang Ayah kembali berubah pikiran dan memukuli tubuh Amora. Dengan perasaan takut, Amora menjauhi sang Ayah yang masih dikuasai amarah.

Amora telah sampai di dalam kamar, ia berpikir bagaimana cara mengajak Aksa untuk bertemu dengan Ayahnya. Padahal mereka baru saja pacaran, sudah di pertemukan saja dengan sang Ayah.

Jika hanya Bunda saja, Amora berani membawa Aksa. Tapi ini ke hadapan sang Ayah, ia takut malah Aksa yang terkena pukulan Ayah. Setelah berpikir lama, ia memutuskan untuk membawa Aksa besok ke hadapan sang ayah. Baiklah, Amora akan pikirkan besok saja bagaimana cara membawanya.

Ia berjalan ke kamar mandi dan membersihkan diri, badannya sudah sangat lengket. Setelah membersihkan diri, ia segera merebahkan badannya di atas kasur yang nyaman ini.

tingg!!

tingg!!

tingg!!

Bunyi suara notifikasi menyerbu dari handphone Amora berbunyi, pertanda ada pesan masuk. Amora membuka pesan itu, yang ternyata dari Aksa.

Aksa 🌷💍

Aksa 🌷💍
good night sweety
sweet dreams
udah tidur ya?
21.56

Anda
good night too kak
belum tidur nih
21.56

Aksa 🌷💍
kenapa belum tidur?
ini udah malem loh
ga baik begadang
21.56

Anda
iya bentar lagi mau tidur
kakak sendiri kenapa belum tidur?
21.56

Aksa 🌷💍
lagi selesain kerjaan yang
belum kelar
nanti juga tidur kok
21.57

AMORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang