soy Heral.

25 17 19
                                    

Saat ini, tepatnya pukul 3 pagi di saat matahari sangat enggan memunculkan dirinya, seorang gadis terbangun dari tidurnya.

Dia mengerjapkan matanya berkali-kali,mencoba menghilangkan rasa kantuk yang sedikit menempel di matanya. Dia,Keylan.

Gadis itu masih berusaha mencoba untuk mengingat-ingat kejadian apa yang membuatnya bisa berada disini. "Uhh,dasar makhluk astral jelek!" Gerutunya dalam hati

"Kalau mau mengumpat jangan sembunyi-sembunyi,terus terang saja."

Suara bariton itu sontak membuat Keylan terlonjak kaget ditempatnya. "Kau? Mau apa lagi kau kesini!?" Sinis Keylan

"Ini kamarku"

Herlan masih setia pada posisi awalnya yang duduk di kursi yang berada di pojok ruangan itu. Dengan wajah datar dan tangan yang terlipat didepan dadanya,menambah kesan angkuh seorang Heral dihadapan Keylan.

"Baiklah kalau begitu aku akan keluar," ujar Keylan lalu turun dari ranjang dan melangkah kearah pintu

Dia pun memutar kenop pintu dan melangkah keluar. Saat badannya tersisa setengah,dia membalikkan badannya menatap Herlan yang masih setia duduk.

"Selamat tinggal orang aneh!" Ujarnya lantas membanting pintu

"Cih, dia pikir semudah itu untuk kabur? Dasar bodoh."

* * *

"Huh...huh...huh..."

"Sungguh,aku lelah. Kastil ini seperti labirin rasanya,setiap aku melewati satu tempat aku akan kembali pada titik yang sama. Hufttt,"

Keylan menyandarkan tubuhnya pada dinding kastil,berusaha mengatur nafasnya yang tersengal-sengal karena sudah berjalan sangat lama.

Jika ingin diperkirakan mungkin dia sudah jalan selama,uh,entah lah. Sangat lama. Bahkan matahari sudah mulai memunculkan dirinya malu-malu,dengan sinar keemasan yang indah.

"Bentar. Ku rasa tadi suasana masih gelap,sekarang sudah agak terang. Apa aku sudah mengitari kastil ini selama itu?" Monolog Keylan menunjuk hidungnya sendiri

"Huuhhh. . . Jangan bilang ini jebakan makhluk aneh itu. Sialaannnn!" Keylan memekik tertahan

"Argghh! Aku lelah tau!"

"Aku haus. . ."

Keylan lalu beranjak untuk pergi mencari kamar yang sempat ia tempati,dengan hati-hati dia meneliti setiap ruangan yang ia lewati agar tidak salah kamar.

Dia yakin didalam sana pasti ada air minum walau hanya segelas, makhluk aneh itu tidak mungkin se pelit itu kan hanya untuk sekedar menaruh air di kamarnya? Begitu pikirnya.

"Apakah benar yang ini? Tapi hati ku berkata iya,"

"Yasudah lah masuk saja!

Krieettt. . .

Dengan hati-hati Keylan membuka ruangan yang ia yakini adalah kamar yang sempat ia tempati.

"E-eh?"

Betapa takjubnya Keylan saat yang dia lihat dihadapannya adalah ruangan yang begitu penuh dengan deretan buku-buku, buku-buku itu tersusun pada rak yang terbilang sangat tinggi.

Rapih. Sangat rapih.

Mengingat Keylan menyukai buku,kakinya tanpa komando mulai melangkah menyusuri rak buku yang menjulang tinggi bak tangga menuju langit itu.

BesëtzerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang