Make Them Fall in Love with You

18

by   sirhayani

part of zhkansas

18

Ini sungguh tidak masuk akal.

Bagaimana bisa? Aku yang seorang jomlo dari lahir, tak pernah pacaran sampai umurku menginjak 22 tahun, bahkan tak pernah jatuh cinta hingga detik ini, tiba-tiba berpacaran dengan seorang Luca Alaska?

Beberapa kejadian yang berubah menciptakan efek yang besar sampai seorang Aylin Naira yang hanya peduli pada nilai sekolah dan uang tiba-tiba memutuskan untuk berpacaran.

Aku hanya bisa berdiri menganga seperti orang bodoh sembari memandang diriku versi remaja yang sedang memandangku dengan tatapan cemburunya.

"Kenapa dia di sini?" Aku berbisik pada Luca, tetapi aku masih bisa mendengar suara beserta intonasi cemburunya. Oh, tentu saja aku mengenal Zoey. Siapa pun akan cemburu jika melihat pacarnya sedang bersama dengan seorang Zoey Putri Abigail, tetapi aku masih tak menyangka posisi itu diisi oleh diriku sendiri.

"Tadi dia datang tiba-tiba. Mungkin nyariin cowoknya," balas Luca, meyakinkan aku.

"Oh, Mahardika?"

Luca mengangguk sambil memejamkan mata sesaat. Dia benar-benar meyakinkan aku dengan penuh perhatian. Sisinya yang lembut beserta tatapan yang barusan dia berikan pada diriku versi remaja sungguh berbeda saat dia menatapku versi Zoey.

Sekarang bukan soal cinta Luca yang ingin kudapatkan, tetapi masa depan diriku versi remajaku. Aku tak tahu bagaimana dunia ini berjalan ketika aku kembali nanti, tapi aku harus menyelamatkan diriku versi remaja yang masih polos itu dari seorang Luca Alaska yang mungkin saja sebuas Mahardika dan Noah yang notabene adalah teman-temannya.

"Sejak kapan?" Aku mendekat dan memandang Luca dengan pandangan terluka. "Sejak kapan lo ... deket sama nih cewek?"

Luca menautkan alis. "Namanya Aylin," protesnya.

"Gue perlu ngomong empat mata sama dia." Aku menarik pergelangan tanganku, tetapi Luca menahan tangan diriku yang lain. Ah, sungguh sulit menceritakannya. Aku akan menyebut diriku dengan nama saja.

"Lo mau ngomong apaan?" tanya Luca dengan tatapan curiga.

Aylin menarik tangannya dari Luca sembari menatap cowok itu dengan meyakinkan. "Udah. Nggak apa-apa, Yang."

Yang...?

MAKSUDNYA SAYANG?

KENAPA AKU JADI MENGGELIKAN BEGINI?

"Ayo!" Aku sudah geram dan menarik paksa Aylin menuju area yang jauh dari Luca. Setelah berada di tempat yang tak terlihat oleh pandangan cowok itu, aku berhenti. Aylin menarik paksa tangannya dan menatapku dengan tatapan datar.

"Jauhin Luca!" bisikku dengan sepasang mata yang sedikit melotot, tanda peringatan.

"Ngapain gue harus jauhin cowok gue sendiri?" Aylin bertanya dengan berani. "Siapa lo nyuruh gue jauhin Luca?"

Aku hampir menganga saking takjubnya pada diri sendiri. Secara naluri, aku memang bisa bersikap tegas pada siapa pun itu jika aku dalam posisi yang tidak bersalah sama sekali. Hanya saja, aku terkejut karena konteks yang terjadi di situasi ini adalah percintaan.

"Kalian berdua enggak kenal dekat kecuali fakta kalau Luca itu teman dari tunangan lo." Aylin menatapku dengan tatapan permusuhan. Pasti Aylin berpikir bahwa Zoey sedang ingin merebut Luca darinya.