Royal Heir (Prequel Le Prince Alpha)

Prolog

Daewang Daebi Munjeong

(Ratu Munjeong)

Dua tahun sebelum Le Prince Alpha...

Membaca yang tersirat adalah bakat Ratu Munjeong, janda dari Raja Agung Kim Jeongjo. Ratu Munjeong sangat unggul dalam seni mengamati orang. Menjadi tuan rumah pesta makan malam adalah hobi favoritnya, terutama karena dia sangat menikmati semua drama yang terjadi selama pertemuan ini.

Menjadi Daewang terkadang merupakan hal yang biasa, terutama dengan cucu-cucunya yang tinggal di Istana atau rumah perkebunan yang berbeda dan semacamnya. Itu sebabnya Ratu Munjeong sangat menyukai makan malam perayaan seperti ini. Ini adalah cara sang Ratu menyatukan keluarga di bawah satu atap.

Istana Gyeongbokgung dihiasi dengan bunga tulip hias yang diimpor langsung dari Belanda. Barang pecah belah terbaik dibawa keluar dan dipoles untuk acara ini, dan anggur rosé favorit sang Daewang Daebi disajikan kepada tamu-tamunya yang terhormat. Semua orang berkumpul untuk merayakan pernikahan cucunya, Pangeran Kim Suho dengan seorang pemuda beta bernama Zang Yixing atau Lay, begitu mereka memanggilnya. Mereka adalah sahabat masa kecil yang akhirnya menjadi sepasang kekasih.

Ratu Munjeong memiliki tiga orang anak laki-laki, Raja Kim Jung Hyun, Pangeran Kim Jung Han, Pangeran Kim Jae-Wook dan satu anak perempuan yaitu Putri Kim Hee-Ae. Dari ke-empat putra dan putrinya, sang Ratu memiliki enam cucu laki-laki, Putra Mahkota Kim Taehyung, Pangeran Kim Seok Jin, Pangeran Kim Suho, Pangeran Rowoon, Pangeran Wonwoo, juga mendiang Pangeran Kim Tae-Han, semoga cucunya beristirahat dalam damai, dan satu cucu perempuan yang gemar fashion yaitu Putri Park Shin-Hye. Mereka semua adalah cucu-cucu yang cemerlang dan memiliki kepribadian yang istimewa.

Ratu Munjeong dicap oleh keluarga kerajaan Asia lainnya bahwa dirinya terlalu progresif. Dia dianggap terlalu modern dan berpikiran terbuka, sungguh ironis mengingat mereka saat ini hidup di abad kedua puluh satu. Tapi Sang Ratu Agung tidak peduli apa yang orang-orang itu katakan. Dirinya terlalu mencintai Korea sehingga tidak peduli dengan negara lain dan masalah homofobia mereka.

Kerajaan Korea dibangun di atas kebenaran, keadilan, dan kebanggaan. Kebijakan itu bersifat inklusif dan toleran. Korea adalah pusat budaya dan sejarah, dan juga merupakan rumah bagi banyak seniman, penyair, dan musisi, yang sering mengunjungi istananya. Sang Ratu dan sepupunya—Ratu Min Ga-In dari Daegu, yang juga adalah nenek dari Pangeran Yoongi, senang mengadakan festival seni. Tapi Putri Yoon Se-Ah, menantu perempuannya, istri dari Pangeran Kim Jae-Wook menganggap hal itu agak berlebihan, tapi Yoon Se-Ah menganggap berlebihan hampir semua hal, bahkan patung telanjang di sayap barat Istana. Menantunya itu agak aneh dan homofobia. Ratu Munjeong bertahan menghadapi menantunya itu hanya karena putranya, Jae-Wook. 

Dia menyaksikan menantunya yang berwajah masam itu berjalan-jalan di ruang makan Pavilliun Gyeonghoeru dengan segelas anggur di tangannya. Yoon Se-Ah senang mengeluh tentang putranya—Wonwoo dan menyebarkan energi negatifnya ke mana-mana. Ratu Munjeong bersantai di kursi beludru dan mengabaikan kehadiran menantunya yang menjengkelkan itu. Untungnya, pemain biola favoritnya dan mendiang suaminya mampu mengusir energi negatif ini dengan musik merdu mereka. Mereka menghibur tamu-tamu dengan komposisi musik yang indah sementara sang Ratu memperhatikan salah satu cucunya dari jauh.

Taehyung adalah Putra Mahkota, dan menjadi anak tunggal setelah saudara kembarnya meninggal dunia sesaat setelah dilahirkan. Sudah menjadi warisan turun temurun bahwa selalu ada kelahiran kembar di dalam keluarga kerajaan, tapi seperti halnya yang harus terjadi dengan Kim Jung Hyun dan Kim Jung-Han, kedua anak kembarnya itu harus dipisahkan sejak lahir atau salah satunya akan berakhir dengan kematian.