Taehyung
"Taehyung, apakah kau mendengarkan apa yang kami katakan?"
"Aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak melakukannya, Paman," Jawab Taehyung sambil terus menulis, menguatkan diri karena suara lengkingan pamannya yang terus menceramahi dirinya.
"Kau bukan anak laki-laki lagi, Taehyung-"
"Dia hanya bercanda, Jae-Wook," Potong ayah Taehyung sebelum pamannya bisa mengatakan lebih jauh. "Dia mendengar dan memperhatikan semua yang kita katakan."
Saat mengangkat mata dari jurnal yang sedang dirinya tulis, Taehyung melihat tatapan putus asa semua orang. Ayahnya berdiri di dekat perapian, dan di sampingnya, duduk di kursi, adalah ibunya. Wajah putih Ratu Kim So Yong tampak pucat setiap detiknya, dan pamannya-Kim Jae-Wook tampak berusaha menahan kemarahan pada Taehyung hanya karena ada Suho disini.
Pengeran Kim Suho adalah anak tertua dari bibi Hee-Ae, Putri Bungsu Ratu Munjeong, dan Suho cucu tertua di dalam keluarga karena bibi Hee-Ae menikah lebih dulu dari kakak-kakaknya.
Tapi ada satu orang yang dibiarkan begitu saja di dalam ruangan-dia adalah kakak sepupu Taehyung yang lain, Min Yoongi. Pangeran dari Kerajaan Daegu itu duduk telentang di sofa dengan celana jeans robek dan sweater kebesaran, menganggukkan kepalanya mengikuti musik menyedihkan apapun yang sedang dirinya dengar melalui ipod-nya.
"Halo adik sepupu. Selamat bergabung kembali di percakapan. Aku benar-benar minta maaf mengganggu sesi menulismu. Kami semua hanya mendiskusikan masa depan keluarga kita." Sarkasme sopan mengalir deras dari mulut Suho, saat alpha itu meletakkan anjing royalnya bernama Hades-diatas bantal bulu angsa buatan tangan yang mewah.
"Oh, benarkah?" Taehyung bertanya dengan nada sinis yang sama. "Aku pikir kalian semua sedang mempertimbangkan bagaimana mengorbankan kebahagiaanku demi keuntungan kalian. Maafkan aku mengganggu, silahkan lanjutkan."
"Taehyung, keponakanku, kami bukannya tidak ingin kau bahagia," Kata pamannya.
"Dan jika kebahagiaan yang dirimu maksud adalah, aku harus mampu memastikan kita tetap menjadi monarki yang besar dan kaya raya, lalu apa yang dimaksud dengan ketidakbahagiaan?"
"Aku sudah muak dengan keegoisanmu!" Kim Jae-Wook berteriak, wajahnya memerah karena marah.
"Keegoisanku?" Taehyung mengulangi. "Bukan aku yang menyebabkan kesulitan kita saat ini, yang aku yakin tidak mungkin seburuk yang kau bayangkan. Namun akulah yang dirimu coba paksa untuk menikah! Jika aku egois karena menolak, maka dirimu egois karena meminta, Paman!"
"Putra Mahkota Kim Tae-"
"Hadir, Dad, tidak perlu memanggil nama lengkapku!" Taehyung menyela dan dia mendengar sedikit tawa dari kakak sepupunya. Rupanya, Yoongi tidak sedang mendengarkan musik sama sekali.
"Cukup!" Kim Jae-Wook benar-benar menghentakkan kakinya, dan Taehyung ingin tertawa karena itu terlihat lucu sekali. "Kau harus menikah dengan siapa pun yang dianggap cocok oleh keluarga ini, atau atau...aku akan meminta...dirimu untuk dikeluarkan dari garis mahkota dan diusir dari negara ini!"
"Aku masih warga negara Korea, Paman. Hanya Raja, yang dapat mengeluarkan aku dari monarki, namun berdasarkan konstitusi, bahkan Daddy memerlukan persetujuan parlemen untuk mengeluarkan aku dari negara ini."
"Senang mengetahui kami tidak membuang-buang uang untuk menyekolahkan dirimu. Tapi katakan padaku, oh keponakanku yang bijaksana, dengan track record buruk yang dirimu miliki, apakah menurutmu parlemen akan keberatan?" Mata pamannya menyipit ke arah Taehyung, dan kepala Kim Jae-Wook terangkat tinggi seolah dia sudah menang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Heir (Prequel Le Prince Alpha)
FanfictionTaehyung adalah seorang Alpha, Wangseja, Putra Mahkota Korea. Pangeran playboy tampan dan dia tahu itu. Dia menghabiskan waktunya bermain-main dengan alpha dan beta karena aroma pheromone omega membuatnya muak. Meskipun begitu, rasa setia Taehyung p...