Jungkook
Tatapannya berpindah dari lampu gantung yang berkilauan ke meja elegan yang dihias dengan pot bunga besar di tengahnya. Di sekitar bunga-bunga eksotis, lampu kuning kecil berkedip-kedip, tampilannya tampak seperti kunang-kunang. Pohon-pohon pot yang rimbun, dirangkai dengan mempesona, berdiri di sepanjang dinding. Suara musik mini orkestra memenuhi kerumunan yang bergumam.Ballroom besar di Istana Changdeok bagaikan sesuatu yang ada di negeri dongeng. Mata Jimin pasti akan melotot dan mulut cemberutnya menganga jika sahabatnya itu ada disini.
Jungkook tadinya ragu-ragu untuk menerima ajakan kakeknya untuk menghadiri pesta ini, namun saat dia menyerap kemegahan istana, dia senang karena memutuskan untuk datang.
Mungkin ini adalah kesempatan sekali seumur hidup untuk bisa mengunjungi Istana.
Orang-orang mulai menari di tengah ballroom, sementara beberapa kelompok kecil tampak berbincang. Tapi Jungkook lebih memilih bersandar di dinding yang jauh dari orang lain dan sibuk memastikan tali topengnya terpasang dengan benar dan melewatkan sesi dimana Royal House tampil di panggung.
Setelah beberapa saat, Jungkook mulai bosan menatap kukunya sendiri, dia kemudian merapikan rambut ikalnya dan memutuskan untuk menghirup udara segar. Beralih ke balkon, dia berpapasan dengan banyak tamu undangan di sepanjang jalan, samar-samar bertanya-tanya siapa di antara mereka yang memang berdarah bangsawan dan siapa yang adalah kaum silver atau golden spoon. Jimin pasti akan mengejek dirinya karena hal ini. Jungkook benar-benar tidak tahu siap orang-orang itu. Efek dari kurangnya rasa ingin tahu terhadap gosip-gosip atau berita seputar selebriti, bangsawan atau orang terkenal manapun.
Saat dia berdiri di balkon yang menghadap ke taman yang indah, matanya mengarah ke atas. Bulan purnama bersinar terang, bintang-bintang berkilauan di langit malam yang gelap dan sehalus beludru. Sejak kecil Jungkook memiliki kecintaan aneh pada bulan. Dia bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menatap bulan. Selalu ada perasaan tenang dan nyaman setiap kali dia melakukannya.
Dia menghela nafas panjang sambil menikmati pemandang taman dengan aneka ornamen di sekitar. Satu-satunya orang yang dia kenal di pesta ini adalah kakeknya, yang kini entah berada dimana. Mungkin sedang berbincang dengan seorang teman lama. Itu tidak masalah, kakeknya juga pasti ingin melepas rindu dengan teman-teman yang pria itu kenal. Tapi itu membuat Jungkook ditinggalkan di lautan orang asing, dan menciptakan rasa yang tidak nyaman.
Tapi aku baik-baik saja. Pesta ini akan segera selesai.
Jadi Jungkook terus men-sugesti dirinya sendiri bahwa dia akan baik-baik saja. Beruntung karena dirinya sangat percaya pada 'The power of positif thingking'.
Dia kembali menghela nafas panjang, dan membayangkan semua pikiran serta emosi negatif keluar dari tubuhnya bersama hembusan nafasnya yang terbawa angin sepoi-sepoi.
Semuanya akan baik-baik saja, dan dia akan menikmati pesta ini dengan caranya sendiri.
Angin sepoi-sepoi bertiup kencang, mengacak-acak helai rambut ikal hitamnya. Semua terasa damai sampai sebuah suara menyadarkan Jungkook dari lamunannya. Dia melihat dua pemuda berpakaian bagus, tinggi dan berotot, melangkah ke arahnya. Jungkook membeku, bersiap menghadapi dampak yang tak terhindarkan.
Benar saja, sedetik kemudian, punggungnya terbanting ke dinding yang dingin dan keras. Dia mengangkat tangan dalam upaya sia-sia untuk melindungi dirinya sendiri. Karena kedua pengganggu itu dengan mudah mengalahkan dirinya dan menjepitnya begitu kuat hingga Jungkook tak punya harapan untuk membebaskan diri.
Dia melirik ke kanan, dan pintu menuju ballroom hanya berjarak beberapa meter saja.
Dirinya tidak bodoh. Jungkook telah menghabiskan beberapa tahun terakhir mempelajari seni mempertahankan diri karena dia cukup sering di bully oleh para siswa nakal di sekolahnya dulu. Tapi melawan tidak ada gunanya, terutama ketika dirinya tidak punya peluang untuk menang. Jadi, dari situ Jungkook belajar untuk menghindari masalah dengan cara apa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Heir (Prequel Le Prince Alpha)
FanficTaehyung adalah seorang Alpha, Wangseja, Putra Mahkota Korea. Pangeran playboy tampan dan dia tahu itu. Dia menghabiskan waktunya bermain-main dengan alpha dan beta karena aroma pheromone omega membuatnya muak. Meskipun begitu, rasa setia Taehyung p...