10. *AKHIRNYA*

129 13 5
                                    

Selamat membaca Minna❤️

——————

"(Name)..."

Suara parau dari sosok pemuda beranting hanafuda terdengar dengan lirih. Suaranya amat bergetar, dengan netra yang bergetar. Nafas nya yang terasa berat, sudah dapat menunjukkan betapa kacaunya pemuda itu tanpa sosok yang dicintainya.

Mendengar kabar yang berkaitan dengan keadaan (Name) yang semakin memburuk membuatnya semakin merasa bersalah. Semua salahnya, itulah pikirnya.

Sudah 3 hari berlalu semenjak Kochou Shinobu mengatakan penyebab (Name) yang terbaring seperti ini pada Tanjiro. Sejak saat itu pula, pemuda itu sangat jarang untuk tidur. Bahkan makan juga dapat dihitung, dibawah matanya terdapat garis hitam yang tebal.

Sosok pemuda bersurai kuning menatap dari balik pintu dengan sosok teman bertopeng babinya. Mereka merasa hampa tanpa kehadiran (Name) maupun Tanjiro yang ceria seperti dulu.

"Gopachiro? Apa dia baik-baik saja?"

Andai saja keadaannya sekarang tidak sesuram ini. Zenitsu pasti sudah memukul kepala berbalut topeng babi itu dengan keras, tapi keinginan itu dia urungkan ketika melihat Inosuke yang juga terlihat sedih melihat Tanjiro

"Tentu saja iya! B-bagaimana tidak coba, kalau mendengar (Name)-chan mendapatkan racun darah iblis?" balas Zenitsu menutup kedua matanya.

Inosuke terdiam. Baru kali ini pemuda cantik itu mendengar racun darah iblis. Namun bukan hanya dirinya saja, perempuan yang jago obat-obatan bernama Shinobu itu juga bahkan baru mendengar hal tersebut.

"Apa yang harus kita lakukan, Genzitnu?"

Zenitsu menahan rasa sebelnya pada sang teman. Bisa-bisanya pemuda cantik itu selalu salah dalam mengucapkan nama orang, tapi kenapa ketika menyebut nama (Name) dia lancar-lancar saja. Zenitsu tidak habis pikir lagi pada pemuda itu.

"Namaku Zenitsu bukan Genzitnu! Sesekali cobalah belajar untuk menyebut nama orang!" ucap Zenitsu kesal.

Terdapat urat diwajah bahkan dileher Zenitsu. Netranya menyala menatap Inosuke. Tapi bukan Inosuke namanya jika dia takut hanya karena tatapan tajam dari seekor anak ayam.

"Ara Ara~ Kalian sedang apa disini?"

Keduanya sontak menoleh secara bersamaan, dengan memasang wajah kaget yang berbeda. Zenitsu menatap dua sosok cantik dihadapannya, tapi pikiran Zenitsu malah melayang pada (Name) ketika melihat seorang gadis yang berdiri dibelakang Shinobu.

Sedangkan Inosuke hanya terdiam, menatap doeng dibalik topeng babinya.

"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya ulang Shinobu. Wanita cantik itu tersenyum menatap Inosuke dan Zenitsu.

Inosuke mengalihkan pandangannya menatap dua sejoli yang masih dalam posisi mereka masing-masing didalam ruangan. Sedangkan Zenitsu memerah mendapatkan senyuman manis dari Shinobu.

"K-kami hanya s-sedan ingin melihat (Name)-Chan dan Tanjiro." ucap Zenitsu gagap.

Shinobu tersenyum lalu menatap Kanao yang berdiri disampingnya. "Untunglah kami menemukan obat yang berpengaruh pada darah (Name)-chan, aku bersyukur sekali." ucapnya dengan tatapan lembut.

Inosuke menoleh. "Maksudnya?"

"Aku mendapatkan tanaman obat yang hanya ada di gunung Kafaji. Tanaman langka yang hanya tumbuh dimalam hari, tanaman obat yang bisa mengalahkan semua jenis racun bahkan racun iblis sekalipun..." jelas Kanao menatap sebuah botol kecil.

❀𝙆𝘼𝙉𝘼𝙊 𝙎𝙄𝙎𝙏𝙀𝙍'𝙎❀  (𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳 𝘟 𝘛𝘢𝘯𝘫𝘪𝘳𝘰) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang