11. *HILANG*

83 15 4
                                    

Selamat membaca Minna ❤️

------

Malam datang. Keadaan terasa sangat sunyi disekitarnya. Manik nya menatap lurus kedepan tanpa ada yang mengganggu sama sekali. Dia terlalu fokus hingga tak menyadari sosok lain di belakangnya.

"Sedang apa kau?"

Suara itu menggema. Namun dengan tatapan datar nya, ia sama sekali tidak menoleh. Bahkan untuk menjawab pertanyaan lelaki tersebut ia sangat malas.

Helaian pendek putih nya berantakan karena hembusan angin sore. Hari sudah semakin gelap. Udara juga semakin terasa dingin. Tatapan nya perlahan bergilir untuk menatap keatas.

"Kau mengabaikan ku, Zenka? Sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan?"

Zenka menghela nafas kasar. Ketenangannya diganggu, dan dia tidak suka itu.

"Diamlah, kau mengganggu ketenangan ku!" sarkas Zenka tajam.

Kaito menghela nafas lelah. Cukup menguras energi untuk menanyakan sebuah pertanyaan basa-basi untuk seorang pemuda seperti Zenka.

Namun, Kaito tidak habis pikir untuk tidak kembali bertanya. Hanya seseorang, satu orang yang sama yang tidak akan diabaikan oleh Zenka. Siapa dia?

"Kau tidak ingin menjenguk (Name)?"

Perkataan nya membuat Zenka seketika menoleh. Laki-laki itu menatap Kaito dengan tatapan datar, meski begitu dapat Kaito tangkap rasa penasaran di bola mata Zenka.

Kaito mengalihkan pandangan dikala Zenka mulai menatap dirinya. Tatapan pemuda ini tertuju pada dinding pagar yang terbuat dari tanaman yang Kaito sendiri tidak tahu apa namanya.

"Aku dengar dengar keadaannya tidak membaik sama sekali sejak kemarin diberi obat." Kaito melirik sekilas sosok Zenka yang duduk di sampingnya.

Zenka terlihat menatap serius kearah Kaito. Membuat pemuda itu bergidik Karena tatapan yang Zenka berikan terlalu intens.

"Kau berbohong? Ku tebas sekarang juga!" desis Zenka hendak mengeluarkan katana disamping nya.

Kaito mengalihkan pandangan dengan malas. "Heh! Setelah belajar ilmu pernafasan kau semakin menyebalkan ya." ungkap Kaito mengejek.

"Kau yang menyebalkan!"

Keduanya akhirnya berdebat secara tidak normal. Para kakushi yang tidak sengaja lewat pun hangat menatap keduanya. Mereka terlalu takut untuk menghentikan keduanya.

Entah kenapa mereka sekarang semakin pintar dalam membuat lawan merasakan kesal. Meski yang lebih mendominasi adalah Kaito.

"(Name) seperti nya akan--"

SRING!

"Lanjutkan ucapan mu, kepalamu akan lepas dalam hitungan detik."

Kaito menghela nafas. Ancaman yang diberikan Zenka tidak main-main. Siapa juga yang takut, Kaito hanya tidak mau mati muda. Ia belum menikah.

"Sudahlah! Kau benar-benar pengawal sialan!"

Zenka melangkah pergi dengan wajah yang memerah. Laki-laki itu benar-benar emosi padahal hal yang disinggung tidak terlalu berlebihan. Itulah yang dipikirkan Kaito, candaan yang ia berikan bahkan tidak memiliki bobot lebih dari 1 on. Tapi laki-laki berambut putih itu menganggap semua candaan Kaito sebagai keseriusan.

"Padahal aku hanya mau bilang kalau, (Name) seperti nya akan bangun, kenapa dia malah marah-marah?"

"Aku juga tadi juga hanya bercanda."

❀𝙆𝘼𝙉𝘼𝙊 𝙎𝙄𝙎𝙏𝙀𝙍'𝙎❀  (𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳 𝘟 𝘛𝘢𝘯𝘫𝘪𝘳𝘰) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang