16. *MENYALAHKAN*

131 16 1
                                        

Halo minna hehe

Happy Reading semua..

𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎... ⋙

█▒▒▒▒▒▒▒▒▒10%

████▒▒▒▒▒▒30%

█████▒▒▒▒▒50%

████████▒▒80%

██████████100%

𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑤𝑎𝑖𝑡... ⋙

▒▒▒▒▒▒▒▒▒10%

Rintik hujan terdengar ditelinga, bayangan diingatan mulai memudar dengan terbuka nya kedua indra penglihatan. Gemerlap terang mulai memenuhi pengelihatan nya, membuat kedua mata itu kembali tertutup dengan rapat. Bibir yang kering perlahan terbuka dengan bisikan pelan membuat satu insan yang duduk di samping ranjang terdiam bak patung.

"Ha-haus..." lirih nya pelan.

Tak sempat meraih air minum, derap langkah perlahan terdengar pelan, hingga sapaan pagi yang cerah pun menghantam gendang telinganya.

"Selamat pagi, (Name)-san. Hari ini cuaca begitu cerah ya, aku membawa bunga baru lagi." suara lembut itu terdengar, lalu berhenti ketika langkah kaki pun tak terdengar lagi.

"Kanao-san, ada apa?" tanya sang gadis pelan.

Kanao terdiam mematung, kedua mata nya memerah dengan berlinang air mata yang siap terjun kapan saja. Kanao tak salah dengar, dan tak salah lihat pula. Adiknya yang hampir 1 bulan tak sadarkan diri kini terlihat bangun.

Dengan perlahan gadis bersurai hitam itu berjalan mendekati ranjang dengan air mata yang telah jatuh membasahi pipinya. Sosok perempuan yang membawa bunga terlihat heran menatap dibelakangnya.

"Kanao-san?" panggilnya lagi sembari berjalan mendekat.

Kanao duduk di sisi ranjang, kedua manik ungu nya menatap pada sang adik yang kembali tertidur. Melihat tubuh itu penuh perban dengan selang-selang membuat hati kecilnya terasa tercubit.

"(Name)..."

Kanao perlahan menggenggam jari jemari sang adik, menggenggam nya dengan lembut seakan-akan jika Kanao mengeratkan genggaman tersebut tangan rapuh itu hancur begitu begitu saja.

"Aoi, (Name) tadi bangun." ujar nya pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari sang adik.

Bunga yang ada digenggaman Aoi terjatuh di lantai, matanya melebar dengan langkah kaki yang lebar ia mendekat dan memandang sosok (Name) yang terbaring di ranjang. Penuh perban, penuh selang, hati Aoi menghangat mendengar (Name) yang terbangun.

"(Name)-san?" Aoi memandang (Name) dengan seksama, mencoba mencari tahu keadaan sang gadis.

"Dia kembali tidur, aku akan panggil Shinobu-sama." Aoi kembali melangkah tanpa memperdulikan bunga di lantai.

Kanao kembali menangis, ia sedih menatap (Name) di ranjangnya. Sudah berapa kali gadis itu kembali dari misi dengan penuh luka seperti ini, bahkan sampai koma berbulan-bulan. Kanao tak mau kehilangan lagi.

【AN】❀𝗢𝘂𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 𝗜𝘀 𝗘𝘁𝗲𝗿𝗻𝗮𝗹 ❀  (𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳 𝘟 𝘛𝘢𝘯𝘫𝘪𝘳𝘰) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang