2.2

191 11 2
                                    

Jas hitam pada hari itu menjadi saksi bisu penghormatan terakhir untuk sang mentari, bahkan langit ikut bersedih atas kepergian sang mentari

Minho tak bisa menahan tangisnya lagi, melihat peti adiknya yang mulai di himpun oleh tanah

Sahabat sahabat Felix juga datang, Seungmin dan Ayen, kembarnya pun sudah menangis di pelukan papa, Jisung menangis menjadi melihat adiknya telah di jemput oleh yang maha kuasa

Makam Felix sudah ditutup oleh tanah, Mama menangis kencang meletakkan bunga yang ia bawa ke makam sang anak bungsu

______

Acara pemakaman selesai, semua orang bubar termasuk papa mama dan Jisung, hanya ada dua orang yang masih stay disana

"Ho, lu harus iklasin Felix, dia gabakal tenang kalo lu gak iklasin dia" Ujar yang lebih tua untuk menenangkan Minho, ya, itu Chan or Bangchan

"Chan... Harusnya gua bawa Felix ke rumah gua aja, pasti dia masih hidup sampai sekarang..." Minho

"Ho, itu bukan kesalahan lu, ini takdir, lu harus kuat buat diri lu sendiri" Chan

"Chan... Gatau aku mau iklas atau engga, aku iklas karena Felix sekarang udah gabakal menderita lagi, tapi gua juga gak iklas" Minho diiringi isak tangisnya

"Minho... Semua takdir udah tertulis, dan itu pasti bakal terjadi, lu gak bisa ngelak dari takdir yang udah dibikin sama yang maha kuasa" Chan

Minho memandangi makam Felix dengan tatapan kosong, senyum sang mentari tak akan terlihat lagi, tawa sang mentari tak akan terdengar lagi, wajah sang mentari tak akan terlihat lagi, langit turut berduka atas pulangnya sang mentari ke pangkuan tuhan, hujan mengiringi dengan deras, bahkan tubuh Chan dan Minho sudah basah kuyup dibuatnya.

"Ho, pulang yuu, udah satu jam disini, lu bisa demam" Chan

"Okedeh" Minho

Minho mendekati makam sang adik, mengelus fotonya, memeluk nisannya, mencium nisan dan fotonya sebelum akhirnya dia memutuskan untuk pulang

________

Diperjalanan, Chan yang menyetir, bahkan suara sesenggukan dari bibir Minho masih terdengar, hidung Minho sudah menjadi tomat matang, matanya bengkak sembab karena terus menerus menangis

"Ho" Chan

"Hmm" Minho

"Mau pulang ke aparat apa ke rumah" Chan

"Kerumah aja" Minho

"Yaa" Chan

Chan mengemudi hingga sampai di kediaman keluarga Luxie

"Makasih ya Chan" Minho

"Ya" Chan

Minho berjalan memasuki rumah, disana sangat sepi, mama dan papa mengurung diri dikamar, Jisung hanya memandangi foto kembarannya yang terpajang di meja duka (Gitu gasih namanya, kan aku gatau, jadi ngasal)

"Sung" Minho

"Eh kakak" Jisung membersihkan wajahnya yang penuh air mata

"Mama papa mana" Minho

"Dikamar" Jisung.

Minho segera berjalan menuju kamar orang tua nya, pintu tak terkunci, ia menyelonong masuk tanpa ketuk pintu, kedua orang tuanya kaget karena toba tiba Minho datang

"Ho..." Papa

"Pa... Ma... Seberapa benci sih kalian sama Felix?" Minho

"...."

"Jawab! Felix itu juga anak kalian, harusnya kasih sayangnya rata, kenapa kalian gak kasih itu ke Felix, Felix juga butuh itu, dipikiran kalian tuh cuma jisung jisung dan Jisung, papa tau gak, setiap berangkat sama pulang sekolah, Felix rela jalan kaki biar gak ganggu waktu papa sama Jisung, uang jajan dia abis bukan karena boros, dia dibuli ma, pa, kalian itu orang tua nya, harusnya selalu ada buat dia, kenapa sih, Felix apa bedanya sama Jisung, Felix rela nahan sakit demi nyelametin Jisung dari kecelakaan yang bikin dia lumpuh, dia rela ujan ujanan demi Jisung, waktu dia demam , mama papa bahkan gapernah masuk kamarnya, sejahat apa sih Felix sama kalian, sampe sampe kalian sebenci itu sama Felix, pikirin dulu aja kesalahan kalian" Minho

Minho berjalan menuju pintu sebelum ia membalik badannya

"Ohya pa, besok ada polisi yang bakal jemput papa" Minho








See you next time❤️❤️





Pacar Felix

Why I'm? [Felix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang