Special Chapter

149 10 0
                                    

Minho melamun di kamarnya, ia selalu memikirkan Felix, Felix dan Felix, walau Felix sudah tiada, Minho selalu memanggil manggil nya setiap pagi, ia juga rajin berkunjung ke makam Felix

Suatu hari saat Minho berkunjung ke makam Felix

Ia melihat orang yang ia kenal, ya ia sangat kenal, orang itu adalah Jisung, Minho langsung menghampiri Jisung, Jisung hanya menatap kosong makam kembarannya itu

"Sung, ngapain disini?" Minho

"Kakak..." Jisung

"Kenapa Sung, kamu keliatan sedih banget, kangen Felix?" Minho

"Iya, tapi ada yang lebih parah" Jisung

"Kenapa? Ohya kabar mama gimana?" Minho

"Nah itu, maaf banget ya kak" Jisung

"Maaf kenapa?" Minho

"Jisung masukin mama ke rsj" Jisung, Minho terbelalak mendengar penuturan adiknya

"Lho lho lho, kenapa?" Minho mencoba tetap tenang walau pikiran nya berkecamuk

"Mama tuh sering ngelakuin percobaan bundir, dia selalu halusinasi kalo Felix masih ada, Jisung juga sering jadi korban mama, kadang kalo mama ngamuk dia bisa lempar barang barang ke aku" Tutur Jisung

"Maaf ya, aku gaada disisi kalian" Minho merasa bersalah karena tidak mengetahui bahwa ibunya akan seperti itu

"Gapapa kak, aku tau kakak kecewa banget sama mama papa, maafin jisung ya kak, gara gara jisung, Felix gapernah dapet atensi dari mama papa" Jisung

"Iya Sung, berarti selama ini kamu tinggal sendiri dirumah?" Minho

"Iya kak, gatau kenapa setiap ke kamar Felix rasanya nenangin banget, kayak beban beban Jisung ilang aja gitu" Jisung

"Ooh, maid masih ada yang kerja kan?" Minho

"Tinggal yang bebersih rumah doang, sejak kejadian papa mukulin Felix itu, maid yang ngurus pekerjaan lain pada langsung resign" Jisung

"Yang sabar ya Sung" Minho

"Sini nyender di pundak gua" Ujar salah satu orang, Minho dan Jisung celingukan mencari asal suara, ternyata suara itu dibelakang mereka, dan yang membuat terkejut mereka adalah, orang itu mirip mentari, ya, Felix

"Lixie?" Minho

"Sapa tuh, maap ya tapi foto dinisan itu mirip kek gua, haha, berasa ngaca" Ujar orang itu

"Lixie, kamu Felix kan, Felix" Minho merangkul orang itu

"Eh eh, bukan, gua Yongbok, siapa Felix? Orang di nisan itu?" Orang itu, nama orang itu adalah Yongbok

"Kamu Felix kan?" Minho sambil memeluk erat Yongbok

"Bukan, ih lu ni, gua aja kagak kenal elu" Yongbok

Minho seketika melepas pelukan

"Eh, maaf ya, abisnya kamu mirip banget sama adikku" Minho

"Gapapa, gua fine aja, udah lama gak ngerasain di peluk, makasih ya" Yongbok

"Yongbok, kamu tinggal dimana?" Jisung

"Aku sih... Gak punya rumah" Yongbok

"Maksudnya?" Minho

"Ya aku kabur, soalnya ayah sama ibuku cuma mentingin kakak sama kembaranku aja, lagian aku mau mati juga mereka gak peduli, muak aku" Yongbok

Seketika Jisung dan Minho teringat dengan penderitaan Felix, Yongbok sangat mirip dengan Felix, begitu juga apa yang ia derita, itu seperti cerminan dari Felix

"Eh maap jadi curhat" Yongbok

"Gapapa kok, ohya setelah ini mau tinggal dimana?" Minho

"Gatau, nyari kos kosan gaada, susah juga" Yongbok

"Gimana kalo di rumah kita aja" Minho

"Hah?" Yongbok

"Iya dirumah kita, aku sama adikku beda rumah, kamu temani adikku saja ya" Minho

"Bolehkah?" Yongbok

"Tentu" Minho, yongbok tersenyum riang

Sejak hari itu lah, Minho merasakan keberadaan sang mentari lagi























Real end







Pacar Felix






Why I'm? [Felix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang